Selasa, 30 November 2010

Bintang Dunia Bergabung di LPI

JAKARTA | SURYA Online - Liga Primer Indonesia atau LPI yang akan bergulir pada 8 Januari mendatang dipastikan bakal berlangsung menarik. Beberapa pemain terkenal yang pernah membela klub-klub raksasa Eropa seperti Edgar Davids, Nicky Butt, Robbie Fowler, Diego Tristan, dan Rigobert Song, bakal berpartisipasi di kompetisi yang digagas oleh Arifin Panigoro itu. Wacana tersebut bukan isapan jempol. Pasalnya, konsorsium LPI mengaku sedang mendekati para mantan bintang dunia tersebut agar bersedia merumput di Tanah Air.
Ya, benar. Konsorsium memang akan mendatangkan para pemain itu. Mereka sedang didekati agar mau main di Indonesia,” ujar Meiriyon Moeis, CEO Batavia Union FC, klub peserta LPI.
Yon mengungkapkan, pemain tersebut dikontrak oleh konsorsium kemudian mereka akan ditempatkan di beberapa klub peserta kompetisi. Meski begitu, Yon mengaku belum bisa membeberkan nilai kontrak dan klub mana saja yang akan dibela oleh pemain tersebut.
“Mungkin mereka akan ditempatkan di klub-klub yang ada di kota-kota besar, tetapi ini baru kemungkinan. Kami masih membahasnya,” kata Yon.
Lebih lanjut Yon mengatakan, pada awalnya konsorsium LPI akan mendatangkan 18 pemain agar setiap peserta LPI, yang berjumlah 18 klub, mendapat jatah satu mantan pemain dunia. Sayangnya, konsorsium akan mendatangkan sekitar enam orang saja.
Butt, disebut-sebut, sudah hampir dipastikan bergabung. Adapun Fowler masih harus berunding dengan istrinya. Mantan pemain Liverpool itu kini berdomisili di Australia dan masih terikat kontrak dengan Perth Glory, tetapi dia dikatakan sudah bersedia pindah ke Indonesia.
Beberapa klub peserta LPI saat ini sedang menjalani laga pramusim. Sebanyak 13 klub berpartisipasi pada laga pramusim yang digelar di tiga kota itu, mulai Senin (29/11) kemarin.
Klub-klub itu dibagi ke dalam tiga grup. Grup A terdiri dari Batavia Union FC, Bogor Raya FC, Jakarta 1928, dan Manado United. Mereka berlaga di Stadion Persikabo, Bogor. Grup B berlaga di Stadion Manahan, Solo, dan diikuti oleh Solo FC, Bandung FC, Medan Chiefs, Persema, dan Tangerang United. Sedangkan Bali FC, Semarang United, Persebaya, dan Real Mataram menghuni Grup C dan berlaga di Stadion Jatidiri, Semarang.

Persebaya IPL Berangkat ke Semarang

 


 
Selasa, 30 November 2010 08:55:21 WIB
Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) - Pagi ini, Selasa (30/11/2010), tim Persebaya Indonesia Premiere League (IPL) bakal berangkat ke Semarang untuk menjalani kompetisi pra musim. Dalam menjalani dua pertandingan nanti, pelatih Aji Santoso menyatakan dirinya tidak punya target muluk. Ia hanya meminta timnya bermain sebaik mungkin.

Sebelum berangkat ke kota Lumpia, Aji menegaskan bahwa ajang pra musim bakal menjadi persiapan terakhir timnya sebelum bertanding di kompetisi IPL, 8 Januari 2011 mendatang. "Ini ajang penilaian akhir kekuatan tim. Ini even yang bagus bisa menjadikan ajang evaluasi kekurangan," jelas Aji.

Di Semarang nanti, tim Persebaya IPL akan berhadapan dengan Real Mataram (2 Desember) dan Semarang United (4 Desember). Menurut mantan pelatih Tim PON Jatim ini, dia sama sekali tidak tahu bagaimana kekuatan tim yang akan ia hadapi.

"Saya belum tahu kekuatan lawan seperti apa. Kita hanya ingin tampil maksimal," aku pria asal Kepanjen, Kabupaten Malang ini.

Ketika ditanya target, mantan pembesut Persisam tidak menjabarkan hal khusus. "Yang penting anak-anak bermain serius. Target kita menggapai prestasi sebaik mungkin," imbuhnya.

Dalam pertandingan di Semarang, Aji bakal membawa 23 pemain. Termasuk di dalamnya adalah striker jangkung, I Made Wirahadi dan satu striker seleksi Christian Lenglolo. "Keduanya langsung gabung di sana. Soal Lenglolo, dia masih berstatus seleksi," pungkas mantan arsitek Persema. [sya/but]

Inilah 13 Peserta Pra Musim LPI



 
Selasa, 30 November 2010 09:33:14 WIB
Reporter : Ribut Wijoto

Jakarta (beritajatim.com) - Liga Primer Indonesia (LPI) mengumumkan keikutsertaan 13 klub menggelar Laga Pra Musim Kompetisi yang akan diadakan mulai kemarin (29/11/2010) dalam tiga grup di tiga kota.

Peserta Laga Pra Musim Kompetisi LPI akan dibagi menjadi tiga grup. Grup A yang terdiri dari Batavia FC, Bogor Raya FC, Jakarta 1928 dan Manado United akan berlaga di Stadion Persikabo, Cibinong, Bogor. Grup B akan berlaga di Stadion Manahan, Solo dan diikuti oleh Solo FC, Bandung FC, Medan Chiefs, Persema dan Tangerang United. Sementara itu, Bali FC, Semarang United, Persebaya dan Real Mataram yang menghuni Grup C akan berlaga di Stadion Jatidiri, Semarang.

“Laga Pra Musim Kompetisi ini merupakan kesempatan bagi ke-13 klub untuk memantapkan persiapan mereka menjelang bergulirnya Liga Primer Indonesia pada 8 Januari 2011 mendatang. Ini kesempatan yang baik bagi klub untuk menguji strategi dan menampilkan kekuatan mereka di lapangan,” ungkap Arya Abhiseka, General Manager bidang Liga LPI, melalui situs resmi LPI, Selasa (30/11/2010).

Ke-13 klub yang berpartisipasi sudah menyatakan kesiapan mereka untuk bertanding dan akan menjunjung tinggi nilai-nilai fair play dalam sepak bola dalam turnamen ini. Kesempatan ini merupakan sarana yang tepat untuk mengasah dan memadukan tim serta memetakan kekuatan sesama peserta LPI.

Diungkapkan oleh Arya, bahwa Turnamen Pra Musim Kompetisi juga merupakan langkah menuju komitmen LPI untuk terus meningkatkan standar, nilai, dan kualitas persepakbolaan Indonesia. “Turnamen ini akan menggunakan standar internasional, termasuk dalam hal regulasi dan perangkat pertandingan. Ini adalah bukti komitmen LPI dalam mewujudkan sepak bola Indonesia yang lebih baik,” tutup Arya. [but]

Para Juara Liga Indonesia

Jakarta - Sejak tahun 1994, kompetisi sepakbola di Indonesia menggunakan format Liga. Sukses Persipura Jayapura menjadi kampiun musim ini menjadikan mereka klub ketiga yang mampu dua kali jadi juara.

Dengan berbagai masalah yang seakan tak berhenti menghantui jalannya kompetisi, liga sepakbola profesional Indonesia baru saja menyudahi musim ke-14 menyusul keberhasilan Persipura Jayapura memuncaki klasemen.

Tim Mutiara Hitam itu kini menjadi salah satu klub yang mampu dua kali menjadi juara liga. Sebelumnya cuma Persebaya Surabaya (1996/1997 dan 2004) serta Persik Kediri (2003 dan 2006) yang mampu dua kali menjadi jawara nasional.

Sementara keberhasilan pertama Persipura menjadi juara terjadi empat tahun lalu setelah mereka menundukkan Persija Jakarta di partai final, saat itu kompetisi dibagi dua wilayah dengan menggunakan babak delapan besar.

Hingga kini, total ada 11 tim yang pernah merasakan jadi juara. Berikut daftar juara Liga Indonesia:

 1  1994/95 Persib (Bandung)       
 2  1995/96 Mastrans Bandung Raya    
 3  1996/97 Persebaya (Surabaya) *      
 4  1997/98 Kompetisi tidak selesai
 5  1998/99 PSIS (Semarang)           
 6  1999/00 PSM (Makassar)              
 7  2001    Persija (Jakarta)          
 8  2002    Petrokimia Putra (Gresik)   
 9  2003    Persik (Kediri) *                   
10  2004    Persebaya (Surabaya)  *             
11  2005    Persipura (Jayapura) *      
12  2006    Persik (Kediri) *          
13  2007    Sriwijaya FC (Palembang)    
14  2008/09 Persipura *
15 2010      arema indonesia

*Juara lebih dari satu kali

Senin, 29 November 2010

Istilah Bonek

 
 


 Istilah Bonek, dalam adalah bahasa Jawa dari Bondho Nekat (modal nekat), biasanya ditujukan kepada sekelompok pendukung atau suporter kesebelasan Persebaya Surabaya, walaupun ada nama kelompok resmi pendukung kesebelasan ini yaitu Yayasan Suporter Surabaya (YSS).
Istilah bonek pertama kali dimunculkan oleh Harian Pagi Jawa Pos tahun 1989
untuk menggambarkan fenomena suporter Persebaya yang berbondong-bondong ke Jakarta dalam jumlah besar. Secara tradisional, Bonek adalah suporter pertama di Indonesia yang mentradisikan away supporters (pendukung sepak bola yang mengiringi tim pujannya bertandang ke kota lain) seperti di Eropa.
Dalam perkembangannya, ternyata away supporters juga diiringi aksi perkelahian dengan suporter tim lawan. Tidak ada yang tahu asal-usul, Bonek menjadi radikal dan anarkis. Jika mengacu tahun 1988, saat 25 ribu Bonek berangkat dari Surabaya ke Jakarta untuk menonton final Persebaya – Persija, tidak ada kerusuhan apapun.
Secara tradisional, Bonek memiliki lawan-lawan, sebagaimana layaknya suporter di luar negeri. Saat era perserikatan, lawan tradisional Bonek adalah suporter PSIS Semarang dan Bobotoh Bandung. Di era Liga Indonesia, lawan tradisional itu adalah Aremania Malang, The Jak suporter Persija, dan Macz Man fans PSM Makassar. Di era Ligina, Bonek justru bisa berdamai dengan Bobotoh Persib Bandung dan Suporter PSIS Semarang.
Beberapa peristiwa kekacauan yang disebabkan “Bonek mania” antara lain adalah kerusuhan pada pertandingan Copa Dji Sam Soe antara Persebaya Surabaya melawan Arema Malang pada 4 September 2006 di Stadion 10 November, Tambaksari, Surabaya. Selain menghancurkan kaca-kaca di dalam stadion, para pendukung Persebaya ini juga membakar sejumlah mobil yang berada di luar stadion antara lain mobil stasiun televisi milik ANTV, mobil milik Telkom, sebuah mobil milik TNI Angkatan Laut, sebuah ambulans dan sebuah mobil umum. Sementara puluhan mobil lainnya rusak berat. Atas kejadian ini Komisi Disiplin PSSI menjatuhkan hukuman (sebelum banding) dilarang bertanding di Jawa Timur selama setahun kepada Persebaya, kemudian larangan memasuki stadion manapun di seluruh Indonesia kepada para bonek selama tiga tahun.
Sekitar Agustus 2006, bonek dijatuhi sanksi lima kali tidak boleh mendampingi timnya saat pertandingan away menyusul ulah mereka yang memasuki lapangan pertandingan sewaktu Persebaya menghadapi Persis Solo di final divisi satu. Ironisnya, tahun 2005, Persebaya justru rela dihukum terdegradasi ke divisi satu gara-gara mundur di babak 8 besar. Pihak klub beralasan untuk melindungi bonek agar tidak disakiti.
Namun tidak selalu Bonek bertindak anarkis ketika kesebelasan Persebaya kalah. Tahun 1995, saat Ligina II, Persebaya dikalahkan Putra Samarinda 0 – 3 di Gelora 10 November. Tapi tidak ada amuk Bonek sama sekali. Para Bonek hanya mengeluarkan yel-yel umpatan yang menginginkan pelatih Persebaya mundur.
Saat masih di Divisi I, Persebaya pernah ditekuk PSIM 1 – 2 di kandang sendiri. Saat itu juga tidak ada aksi kerusuhan. Padahal, jika menengok fakta sejarah, hubungan suporter Persebaya dengan PSIM sempat buruk, menyusul meninggalnya salah satu suporter Persebaya dalam kerusuhan di kala perserikatan dulu.
 

tragedi berdarah bonek di solo


Semalem sebelum tidur, gw nyempetin online dari hape, ya sekedar cek twitter ataupun facebook (FB). Dan ada satu inbox yang gw dapet di FB gw, dari Benteng Mania fans club JABOTABEK, yang ngirim saudara Awank Sajalah. Seperti yang udah-udah, gw kira isinya cuma info seputar pertandingan Persikota, atau pun ajakan untuk merapatkan barisan agar tak mudah ‘dikalahkan’ saat bertemu benteng viola (pendukung Persita), tapi pas liat subject messege-nya, gw langsung tertarik. Sedikit cerita dari PARA BONEK, begitu bunyinya.
Hampir sepekan ini, cerita tentang Bonek (supporter fanatik Persebaya Surabaya) selalu menghiasi rubrik pemberitaan, baik cetak maupun elektronik. Mulai dari pemberangkatan mereka yang melanggar sanksi dari PSSI, perusakan fasilitas umum (khususnya fasilitas PT KA yang diproyeksikan dapat mencapai kerugian Rp 1 Miliar), sampai dengan pemukulan wartawan dan bentrok dengan warga di berbagai daerah.
Tapi apa betul memang begitu?? Apa betul mereka bersalah karena telah melakukan perbuatan anarki?? Gw sih gak ngebela Bonek, seraca gw dukung Benteng Mania (supporter Persikota) dan mengalir darah Arema dalam diri gw, tapi mencoba untuk memandang dari sisi lain. Gw setuju dengan ketua Yayasan Suporter Surabaya (YSS) yang katanya, secara logika, apa iya didalam kereta ada batu?? untuk melakukan tindakan pelemparan kepada warga (seperti byk yang tertulis di pemberitaan), atau apa kami (bonek di dalam kereta) hanya diam saat banyak yang mencoba untuk mengeroyok kami dengan lemparan batu, bahkan bom Molotov (gila mpe ada bom molotov segala, parahh!!!)?? (penyataan itu gw kutip dati bolaindo.com) dan itu sangat masuk akal buat gw. Tapi ya gw juga gak tau siapa yang salah dan siapa yang benar.
Namun pihak manajemen Persebaya Surabaya berjandi akan melakukan evaluasi dan tindakan kepada para Bonek, agar tidak mudah melakukan terprovokasi untuk melakukan tindakan anarki, dan semoga saya terwujud, amiin.
Dan berikut isi messege di inbox FB gw, (thks for reading)
sedikit cerita dr bonek . .
Pagi itu pukul 5 hari Jum’at tgl 22 Jan 2010 di Sts . Gubeng udh dipenuh dgn Suporter Persebaya BONEK ,. dan sekitar memasuki pukul 6.30 kereta berangkat menuju Bandung ,.. dengan semangat 45 BONEK rela berdesakan d dalam kereta entah itu Panas siang menyengat maupun Dingin Malam menggigil , BONEK 100% tetep dukung Persebaya ,. Ketika kereta yg mengangkut BONEK memasuki wilayah SOLO, Warga Solo d sepanjang rel kereta api udh menyiapkan serangan batu bagi BONEK , mendapat serangan batu mendadak dr warga SOLO , BONEK hanya bs bertahan sesekali membalas lemparan coz BONEK tdk hanya ingin diam menjadi korban pelemparan batu ,.
Namun apa kata media …??? Dengan bangga mereka mengatakan ” BONEK BERBUAT ULAH MELEMPARI WARGA ” ,.
Namun setelah kejadian tersebut perjalanan berjalan lancar sampai akhirnya menuju Sts.Rancaekek Kab Bandung pukul 2 dini hari ,. Aparat Polisi Bandung udh menjemput BONEK dan dgn sabar Aparat Polisi menuntun BONEK menuju tempat penampungan d Lanud Sulaiman dgn menggunakan 40 Truk Angkut + Truck Polisi selama 3 Kloter ,. Kali ini mengucapkan BONEK ” TERIMA KASIH PAK POLISI ” ,.
Pagi pukul 7.00 tgl 23 Jan 2010 , di Lanud Sulaiman Telah dipersiapkan Sarapan buat BONEK ,. dengan tertib tanpa anarki BONEK antri menerima Sarapan pagi dr Bapak2 TNI ,..
setelah sarapan massal bersama ,.Secara bergelombang Aparat TNI membawa BONEK menuju Std Jalak Harupat ,.bahkan ada juga beberapa BONEK yg berangkat secara Kelompok2 tertentu tanpa berbuat ulah sepanjang perjalanan Bandung,. ketika waktu menunjuk pukul 2 siang std . Jalak Harupat udh penuh 5rb BONEK , VIKING udh siap memberi makanan siang buat BONEK yg udah menunggu ,.
2 Jam sebelum kick off , stadion udh penuh sesak oleh VIKING & BONEK ,. walaupun Hujan turun dan membuat hawa dingin di dalam stadion , namun dengan suasana Kehangatan persahabatan BONEK VIKING mampu mengalahkan hawa dingin sore itu ,. Bahkan beberapa BONEK VIKING saling bertukar Accesoris masing2 Supporter ,tentu menambah suasana kehangatan d dalam stadion ,. belom lagi Nyanyian Sambutan dr kedua Suporter tersebut ,. Indahnya Persahabatan BONEK VIKING juga d temani dgn Indahx Pelangi d atas Stadion Jalak Harupat …
Kick Off dimulai ,. dimana BONEK VIKING bernyanyi mendukung Tim Kesebelasan masing2 sesekali BONEK VIKING melakukan gerakan Yel-Yel yg sangat indah bahkan mampu membuat Ombak Lautan Biru Hijau beberapa putaran ,.. Gol demi Gol dirayakan bersama oleh VIKING BONEK yg semakin menunjukkan bahwa ” BONEK VIKING SATU HATI “,.
Skor akhir 4-2 yg dimenangkan PERSIB , Selamat Buat VIKING ,..
Kali ini BONEK tanpa sakit Hati coz Persebaya kalah dgn legawa Menerima permintaan Pertukaran Accesoris dr Viking sambil foto2 bersama d Stadion ,. Kali ini BONEK mengucapkan ” Teima Kasih VIKING atas sambutannya “..
Sambil menunggu datangx Truk yg akan mengangkut BONEK menuju Stasiun ,. BONEK dgn sabar menerima Makanan n Minuman yg diberikan Oleh Pak Polisi d dalam stadion,.. Dgn 40 Truck BONEK di angkut menuju Stasiun Rancaekek secara 3 kloter ,..
Pukul 7.00 tgl 24 Jan 2010 ,.BONEK kembali ke Surabaya menggunakan 11 Gerbong Kerata Api LB ,. dalam perjalanan Tak henti-hentinya warga Jabar memberikan salam hangat kepada BONEK yg melintas d daerah warga ,. bahkan beberapa warga Jabar memberikan bantuan air minum kpd BONEK ,..
Ketika memasuki stasiun wilayah Sleman ,. Kelompok suporter SLEMANIA dgn Persaudaraan Memberikan bantuan beberapa air minum + Buah Rambutan ,. BONEK pun Bernyanyi ” TERIMA KASIH SLEMANIA ” ,. Ironisnya beberapa meter dr Stasiun tersebut BONEK dilempari Batu oleh beberapa warga ,. Tentu Kita bertanya .. td Kita d kasih Air Minum knp kemudian di lempari batu ,.. Apakah itu Oknum Pasoepati ato SLEMANIA …?? Allohuaalaamm…
Perjalan berlanjut sampai menuju YOGYA aman2 Lancar., Memasuki Wilayah SRAGEN , PURWOASRI , SOLO ,. mulai berdatangan Batu-Batu n Bom Molotov melayang d Kereta ,. coz terus d serang dr beberapa sisi ,, BONEK hanya bisa bertahan dgn alat seadanya mulai Tas Ransel pun d pakai buat bertahan ,.. Dikarenakan Serangan malah menjadi besar & Beringas dr Warga SOLO ,. Kaca Kereta udh Hancur maka tdk ada pilihan lain bagi BONEK untuk merusak kursi2 d Dalam coz Kursi tersebut merupakan pertahanan terakhir yg dapat menahan lemparan batu & Bom Molotov dr WARGA SOLO ..
Entah itu di Stasiun apa ,. tiba2 kereta berhenti,. tentu itu menambah suasana d dalam gerbong menjadi mencekam coz warga SOLO udh mulai maju d Depan Kaca- kaca bahkan ada juga yg melempar Bom Molotov d dalam gerbong yg membuat bau d dalam gerbong bercampur dengan Bensin ,..
Syukur Alhamduliilah ,. akhirx Kepolisian Datang dan membubarkan aksi beringas Warga SOLO dengan menembakkan Gas Air Mata d dalam Gerbong BONEK & Warga SOLO ,.Suasana menjadi aman seketika , namun Ketika perjalanan d lanjutkan , Kembali BONEK menjadi sasaran lemparan batu oleh warga d sepanjang Rel kereta , Lagi2 BONEK cuma bisa bertahan menahan Serangan Batu bertubi-tubi dr warga SOLO ,. lebih dr 2jam BONEK cuma bisa bertahan menahan serangan batu & bom molov dr warga SOLO dgn peralatan seadanya.. dengan Teriakan pembakar Semangat & Kerja sama BONEK akhirnya mampu menahan serangan tersebut,. perjalanan terus berlanjut & akhirnya menuju Stasiun Madiun, BONEK d sambut dengan kawalan POLISI yg memberikan beberapa Kardus air mineral.,. kali ini Kembali BONEK mengucapkan beribu2 terima kasih ” TERIMA KASIH PAK POLISI ATAS KEAMANANNYA ” ….
Akhirnya nyampai d Surabaya pukul 21.30 BONEK udh d jemput aparat POLISI SURABAYA dengan memberi beberapa makanan n minuman pada BONEK dan beberapa Truk untuk mengangkut BONEK Kembali d rumah masing2
Sungguh Perjuangan Heroik BONEK menahan Lemparan Warga SOLO dr segala penjuru mulai dr pinggir kanan , kiri , atas Kereta,..
BONEK HERO FOR SURABAYA ….
Namun Gimana Pemberitaan Media ,.???
Sungguh tdk Manusiawi , dmana Kenetralan Jurnalisme ,???. mengapa cuma BONEK aja yg terus d salahkan seolah-olah BONEK telah berbuat rusuh terlebih dahulu ,. Berbagai judul menghiasi Breaking News d beberapa media Televisi dgn sebutan ” BONEK BERBUAT RUSUH , BONEK BERULAH KEMBALI , BONEK MELEMPARI WARGA SOLO , PT KAI RUGI 249jt GARA2 BONEK dll ” ..
Mendengar berita2 tersebut tentu kita (BONEK) geram dengan pemberitaan media yg selalu memojokkan BONEK ,. Tentu anda ketahui wahai para JURNALIS ,. Jelas BONEK korban dr kebrutalan warga SOLO knp mesti BONEK yg terus d salahkan ,..????
Udh jelas2 warga SOLO melempari BONEK dgn batu yg mengakibatkan kaca-kaca d kereta pecah berantakan ,knp masih aja ada yg mengatakan BONEK memecahkan Kaca-kaca kereta …?????
BONEK cm menuntut keadilan dr media , jangan seenak’a bikin berita yg menjelekkan BONEK ,. Media tdk menghargai BONEK yg udah mati-mati’an mempertahankan nyawa dr serbuan batu , masih aja d salahkan ,..
Sekian …

sejarah perdamain bonek dan viking

Blog ini
Di-link Dari Sini
Daftar Blog Saya
Web
Blog ini
 
 
 
 
 
 
 

 
 
 
 


  BONEK Surabaya & VIKING Bandung

Melihat sejarah, VIKING dan BONEK adalah pendukung sejati dari klub perserikatan yang sudah menjadi musuh bebuyutan dari sejak jaman perserikatan, yaitu PERSIB dan PERSEBAYA. Dilihat dari kacamata awam, tidak mungkin pendukung sejati yang berani mati demi mendukung timnya bisa bersahabat bahkan bersaudara dengan pendukung sejati yang sama-sama berani mati demi mendukung tim musuh bebuyutan. Tetapi ternyata VIKING dan BONEK membuktikan bahwa mereka bisa. Persaudaraan mereka dilandasi perasaan senasib dimana mereka selalu dijadikan bahan hujatan dan pendiskreditan dari masyarakat sepakbola nasional. Bahkan pers nasional pun paling senang apabila ada kerusuhan di partai yang melibatkan PERSIB atau PERSEBAYA karena bisa dijadikan headline dan sudah jelas pihak mana yang akan disalahkan.
Sejak dulu VIKING dan BONEK diidentikkan dengan kerusuhan. Istilahnya dimana ada pertandingan yang ditonton oleh VIKING atau BONEK maka akan terjadi kerusuhan. Hal-hal jelek dan bersifat mendiskreditkan itulah yang lebih sering diekspos oleh media massa nasional. Padahal tidak semua kegiatan atau kelakuan VIKING dan BONEK berujung pada kerusuhan. Dan tidak semua kerusuhan itu diakibatkan oleh mereka. Mereka hanyalah kaum tertindas yang selalu dipersalahkan karena dosa-dosa di masa lalu. Sangat jarang sekali (atau bahkan tidak pernah?) media massa nasional memberitakan kegiatan positif yang VIKING atau BONEK lakukan. Sangat jauh berbeda dengan pemberitaan media massa nasional tentang pendukung tim lain. Ketika terjadi kerusuhan yang melibatkan mereka hanya ditulis sedikit (atau bahkan tidak ditulis sama sekali?) dan ditutupi dengan kata-kata “oknum yang mengatasnamakan pendukung…”. What a bullshit! Sedangkan ketika melakukan kegiatan positif, media massa nasional langsung memberitakan secara besar-besaran, sebesar berita kerusuhan yang melibatkan VIKING atau BONEK. Bahkan saking terlalu seringnya pemberitaan yang memojokkan VIKING sebagai bobotoh PERSIB, bobotoh lain yang bukan anggota VIKINGpun menjadi antipati terhadap media massa nasional. Sampai ada jargon di kalangan bobotoh bahwa “PERSIB besar bukan karena pemberitaan media massa nasional, PERSIB besar karena bobotoh dan prestasi. PERSIB dan bobotoh tidak membutuhkan media massa nasional untuk menjadi besar. Media massa nasional-lah yang membutuhkan PERSIB untuk menjadi besar dan terkenal”.
Hal itulah yang mungkin menjadi salah satu penyebab munculnya perasaan senasib dan berkembang menjadi ikatan persaudaraan, selain tentunya kerusuhan di Jakarta dimana BONEK yang hendak mendukung PERSEBAYA di Senayan diserang oleh sepasukan organisasi masyarakat (?), yang tidak usah saya sebutkan disini karena semua juga sudah tau, dan kemudian diselamatkan oleh beberapa bobotoh (anggota VIKING) yang kebetulan sedang ada disana. Juga ketika PERSIB melawat ke Surabaya, dimana anggota VIKING yang mendukung PERSIB di sana dijamu sangat baik oleh BONEK. Demikian pula ketika PERSEBAYA yang bertanding di Bandung, giliran BONEK yang dijamu sangat baik oleh VIKING.
Indahnya persaudaraan diantara dua kubu suporter TERBESAR di Indonesia itu. Jadi saat ini BONEK bukan hanya berarti BONDO NEKAT, tapi bisa juga berarti BOBOTOH NEKAD.
Karena VIKING atau BONEK sama saja!

MANA KEADILAN BUAT BONEK??

 
 
 
 

 
 
 




kejadian kemarin memang bukan kehendak siapa-siapa,bukan kehendak BONEK juga untuk berbuat seperti itu ,memang bonek patut disalahkan tapi seharusnya kita tahu dan mencari akar permasalah tersebut,awal kejadian kita niat datang ke BANDUNG walau dengan modal tong pes(kantong kosong ) tapi kita dari hati punya niat suci niat pengorbanan dan perjuangan yang tidak bisa dilakukan oleh siapapun,niat kami menonton bola tetapi sampai di daerah solo kita di sambut dengan “BEGITU HANGAT”,siapa yang tak berontak jika kita dapat sambutan seperti itu.
kita datang mungkin ada yang membawa milis perlawanan terhadap ketidakadilan petinggi otoritas sepak bola dinegeri ini yang sudah terlajur tercap buruk,dan tak berprestasi,Stigma Media tentang bonek salah kaprah,selama ini pemberitaan media yang saya lihat adalah memojokan BONEK hingga masyarakat awam yang tak tahu menahu bonek dan sepak bola pun akhirnya terhasut,media dan masyarakat juga tidak tahu bahwa awal kejadian itu adalah permusuhan pasoepati dengan bonek yang telah terpendam lama,semua element yang tidak tahupun akhirnya ikut-ikutan karena stigma media yang selalu mendeskritikan si bad boy “BONEK”.
cobak tengok ketika ada element atau oknum laen berbuat onar, berita di media tak segempar ketika sang bad boy berbuat onar,cap negatif langsung bermunculan,Oplah media pun ikut naek dan rating mereka juga praktis terangkat,saya sendiri heran kenapa media sekarang lebih suka menjejali masyarakat dengan berita kontrofesial,negatif sehingga merubah cara padang masyarakat itu sendiri.
sebenarnya media dan masyarakat awam sepak bola pun tidak tahu siapa BONEK dan kenapa dapat julukan BONEK ,awal mula BONEK adalah adalah julukan media cobak simak artikel dari wikipedia berikut “Istilah bonek pertama kali dimunculkan oleh Harian Pagi Jawa Pos tahun 1989 untuk menggambarkan fenomena suporter Persebaya yang berbondong-bondong ke Jakarta dalam jumlah besar. Secara tradisional, Bonek adalah suporter pertama di Indonesia yang mentradisikan away supporters (pendukung sepak bola yang mengiringi tim pujannya bertandang ke kota lain) seperti di Eropa.Dalam perkembangannya, ternyata away supporters juga diiringi aksi perkelahian dengan suporter tim lawan. Tidak ada yang tahu asal-usul, Bonek menjadi radikal dan anarkis. Jika mengacu tahun 1988, saat 25 ribu Bonek berangkat dari Surabaya ke Jakarta untuk menonton final Persebaya – Persija, tidak ada kerusuhan apapun.”mereke semua tidak tahu menahu soal identitas kita,mereka juga tidak tahu sejarah panjang revalitas suporter 2 kota tersebut hanya orang-orang suporter dan orang yang gila bola yang tahu rata-rata di situs jejaringan sosial ,milis maupun forum-forum suporter banyak yang mencaci,memaki dan bahkan banyak juga yang mencoba memprovokasi element suporter lain mereka mengeruk keuntungan pribadi saat kondisi carut marutnya sepak bola dan per-suporteran di negeri ini tak banyak dari merkea hanya bisa mencaci ,memaki,mekritik tanpa adanya satu penyelesaian masalah ,emosi ditanggapi dengan emosi tak akan ada hasilnya
coba mulai sekarang paradigma yang dibangun oleh media itu sebaiknya dirubah mereka yang membangun paradigma BONEK mereka juga yang menghancurkan paradigma itu,salah seorang osiolog Universitas Airlangga (Unair) Bagong Suyanto.menyebutkan
“Salah satu faktor kenapa perilaku bonek itu terkadang di luar kontrol, pertama, mereka sebetulnya hanya menggenapi stigma karena dilabel negatif. Mereka dicap ulahnya begini (anarkis dan brutal),makin lama justru berusaha diberitakan bonek,”
Apa yang membuat suporter Persebaya yang disebut bonek terkadang begitu anarkis? Tidak lain karena stigma negatif yang dilabelkan masyarakat dan media kepada mereka.
kami sebtulnya sadar dan tidak mau berbuat anarkis ,tapi bagaimana lagi sejak keberangkatan kami seolah-olah pemberitaan media kami ini lebih jahat dr pada seorang teroris,distasiun-stasiun pun mereka ketakutan karena opini media
sudah selayaknya sekarang media bertindak proposional dalam menyetak berita,jangan hanya sisi negatif yang bisa dibangun hingga menimbulkan opini yang campur aduk dan memcah masyrakat.
sebaliknya juga media tidak mementikan oplah dari hasil tayanganya tapi juga mementingkan dampak pola pikir masyarakat dari pemberitaan tersebut.
kami tidak membela diri dengan tulisan ini,kami hanya berharap kami bukan seorang yang anda cap selalu negatif kami BONEK kami hanya manusia semata bukan malaikat,juga bukan nabi
sewaktu-waktu para pembaca coba datang ke surabaya saat PERSEBAYA laga kandang ,anda akan lihat dan anda akan terkesima oleh kekreatifan kami,saatnya kita tutup mata ,tutup telingan,tutup mulut untuk memfilter berita yang kita tidak tau asal mulanya
tidak ada api yang membakar rumah jika tidak ada yang mematik api tersebut.saya dan teman-teman di milis penggemar persebay juga sudah mati-matian merubah paradigma bonek tapi lagi-lagi kami tidak punya kuasa sealain kita bersama-sama membangun positif thingking
tentang “BONEK”,teman saya pernah berkata di milis “SEORANG ARTIS BESAR KARENA MEDIA,TAPI TIDAK BAGI BONEK ,MEDIA BESAR KARENA BONEK ” artinya apa stigma yang dibagun oleh media membuat media itu semakin besar
semoga kedepan PERSAUDARAAN anta suporter semakin terjalin rapi ,tidak bisa PSSI,BLI,KOMDIS serta pak Menteri maupun para pengamat sepak bola mendeskriditkan dan menyudutkan BONEK
saatnya kita semua bersama-sama bahu-membahu membangung supaya para suporter ini lebih kreatif dan lebih enak kita pandang ,sebaiknya pihak terkait yang menaungi sepak bola negeri ini bukan mematikan kreatif mereka dengan vonis yang tidak adil..!!
kita bisa menerima itu tapi sudah adilkan vonis tersebut ..??
akhir kata saya sendiri beberapa malam ini memang sangat prihatin dan sedih terhadapn apa yang kita terima dan apa yang telah dilakukan kita semoga kejadian ini menjadi cambuk dan pelajaran bagi siapapun yang peduli terhadap Perkembangan sepak bola dan suporter dinegeri ini
tidak ada kata lain selain BABAT HABIS KETIDAK ADILAN yang selama ini menjadi momok prestasi sepak bola negeri ini…!!!
tak ada ganding yang retak dan tak ada bara api didalam rumah jika tidak ada yang mematik.akhir kata saya pribadi mengucapkan
TERIMA KASIH KAMI KEPADA
- KEPADA MASYARAKAT BANDUNG YANG MENERIMA KAMI DENGAN RAMAH
- PARA SUPORTER PERSIB BANDUNG
- PIHAK KEPOLISIAN BANDUNG
- BAPAK KAPOLDA JATENG
- BAPAK WALIKOTA SURABAYA DAN JAJARANYA
- TEMAN-TEMAN KAMI YANG BERJUANG DEMI PERSEBAYA WALAU NYAWA TARUHANYA
MOHON MAAF SEBESAR-BESARNYA
- BUAT WARGA YANG MERASA TERUGIKAN DAN MASYARAKAT PECINTA BOLA SELURUH TANAH AIR ,INSAN MEDIA PARA WARTAWAN YANG SECARA TIDAK SENGAJA TERKENA DAMPAK TERSEBUT .
KAMI DATANG DENGAN NIAT MENONTON ,KALAU KEJADIAN SEPERTI KEMARIN BUKAN KEHENDAK KAMI ,SEKALI LAGI MOHON MAAF SEBESAR –BESARNYA
BAGI MU NEGERI JIWA RAGA KAMI
BAGIMU PERSEBAYA NYAWA KAMI…!!!
SAMPEK TUEK –SAMPEK ELEK TETEP DUKUNG PERSEBAYA
BRAVO BONEK..!!BRAVO PERSEBAYA…!!! BRAVO SEPAK BOLA INDONESIA…!!BRAVO SUPORTER INDONESIA…!!
SEMOGA ARWAH DAN PENGORBANAN TEMAN-TEMAN KITA ,MENDAPAT TEMPAT YANG LAYAK DISISINYA ,MARI PANJATKAN ALFATEHA SEJENAK KETIKA ANDA SELESAI MEMBACA TULISAN INI DITUJUKAN BUAT MEREKA YANG GUGUR DEMI KETIDAK AD

"Mantra" Hooliganisasi Bonek?

 
 
 

 
 
 
 
 

Oleh : Supadiyanto | 25-Jan-2010, 13:28:31 WIB

KabarIndonesia - Sepak bola memang permaianan yang membikin kita ketagihan. Dengan bola juga, bisa menyatupadukan para pemaniak si kulit bundar. Bagi penggila bola, bahkan sepak bola menjadi semacam  ideologi. Atau ritual beragama yang mesti dan wajib dilakukan, tak boleh ketinggalan.

Eropa, adalah benua yang paling gembul kompetisi bolanya. Ia menjadi kiblat persepakbolaan dunia. Dari sana jugalah terlahir pesepakbola gaek, yang sempat merajai berbagai helatan akbar persepakbolaan dunia. Negara-negara yang menjadi langganan utama dalam hal memiliki pemain-pemain ampuh-ampuh seperti Italia, Belanda, Inggris, Perancis, Spanyol, Portugis, Jerman dll. Hampir tak ada negara di Eropa yang tak memiliki cukup stok pemain bola yang andal.

Orang-orang yang keranjingan menonton bola, pasti tak bisa tidak kenal legenda bola seperti Franz Beckenbauer, Sir Bobby Robson, Lorenzo Buffon, Fabio Capello, Frank Rijkaard, Marco Van Basten, Ruud Gullit, Walter Novellino, Carlo Ancelotti, Giovanni Trapattoni, Cesare Maldini, Roberto Donadoni, Cesare Maldini, Gunnar Nordahl dan masih sangat banyak lagi.

Inggris, salah satunya, ia punya industri persepakbolaan yang boleh dikata menggegerkan jagat perbolaan. Di samping negara tersebut memiliki striker, pemain sayap, bek dan kiper serta libero yang punya skil menggolkan bola sangat tinggi, negeri tersebut punyai pendukung sepakbola yang kompaknya luar biasa. Yah, Inggris punya Hooligan.

Suporter-suporter yang siap membela hidup-mati kesebelasan Inggris, sehingga sampai rela menyerahkan keselamatan jiwa mereka demi mewujudkan keunggulan kesebelasan Inggris. Hooligan, tidak takut mati. Apalagi kalau hanya untuk meladeni tawuran. Mereka sudah memiliki lembaga training yang membekali para Hooligan keterampilan bersilat.

Bersilat dalam arti yang sesungguhnya adalah seni bela diri  dan bukan dalam arti sebenarnya, bersilat lidah. Pandai memainkan keterampilan berolah bicara atau beretorika. Ingat Hooligan, kita jadi teringat pula dengan perilaku para Bonek. Bondho Nekat, Julukan yang diperuntukkan bagi para suporter fanatik kesebelasan Persebaya, Surabaya--dalam beberapa hari lalu menjadi bahan cemoohan banyak pihak. Surabaya miliki Bonek. Bandung punya Bobotoh. Kota lainnya juga masing-masing mempunyai wadah para suporter, lengkap dengan karakternya masing-masing.

Aksi nekat yang kerap dilakukan para Hooligan, juga persis acap dilakukan oleh para Bonek. Seperti apa yang mereka lakukan beberapa waktu lalu di Solo, dengan melempari rumah, toko dan kerumunan massa dengan batu. Imbasnya, sejumlah orang luka-luka, akibat tertimpuk batu sekepalan tangan pada badannya. Sejumlah bangunan juga rusak. Tak lama berselang dari kejadian itu, giliran para Bonek itu yang ketiban sial.

Di sejumlah kota, ketika kereta pengangkut para Bonek yang melaju dari Bandung menuju Surabaya, dihujani dengan batu-batu oleh massa di sejumlah daerah, termasuk di Yogya. Ya benjut juga kepala para Bonek tersebut tertimpali bebatuan. Aksi balas dendam tersebut, persis seperti drama kanak-kanak. Habis dijotos oleh rekan sebaya, ganti hari ia ganti yang meninju muka penjotos itu.

Bonek, sebenarnya memiliki potensi yang sangat besar dalam membesarkan masa depan persepakbolaan di Tanah Air. Mental keberanian mereka, kesoliditasan, kekompakan dan kejantanan mereka dalam mendukung kesebelasan elit tercinta mereka; menunjukkan keunggulan yang bisa menjadi potensi bagus. Tak ada wadah suporter sepakbola di Tanah Air yang sekritis Bonek.

Aksi anarkis yang diperagakan oleh para Bonek itu, sesungguhnya merupakan sikap kritis mereka terhadap rasa keadilan publik. Kalau para Bonek bikin ulah ketika pertandingan sepakbola masih berlangsung, itu bukan tanpa dalih. Mereka menilai telah terjadi ketakadilan dalam adu bola tersebut. Sikap wasit yang tak adil, riskan memicu temperamental para Bonek untuk melancarkan aksi nakal mereka.

Hinaan terhadap martabat para Bonek, juga merupakan perkara fundamental yang mudah memicu tensi darah para Bonek. Kalau kemudian para Bonek itu merusak fasilitas stadion, rumah-rumah, toko, gardu jaga Poltas dan apa-apa yang dilalui oleh para Bonek, itu bukan wujud sebuah tindakan anarkis semata.

Namun memiliki nilai pesan yang mendalam dalam mata pandang para Bonek. Ketahuilah, jika para Bonek itu menghancurkan fasilitas publik, bukan pertanda bahwa Bonek itu sadis, anarkis dan suka bikin teror. Pesan yang sesungguhnya ingin disampaikan oleh para Bonek melalui serangkaian-serangkaian perusakan itu adalah sebagai ungkapan protes atas letupan-letupan emosional kolektif terhadap pelayanan pemerintah terhadap rakyat.

Bonek merusak stadion dan marka-marka jalan dll, itu lebih menunjukkan pada publik bahwa mereka merusak simbol-simbol yang merepresentasikan sebagai negara dan atau pemerintahan. Orang Surabaya, memiliki kekhasan cara mengungkapkan emosi dan kelakukan yang sangat berbeda dengan warga yang bukan dari Surabaya. Mental orang Surabaya itu amat egaliter. Mengatakan apa adanya.

Keegaliteran arek-arek Suroboyo itu kental sekali melalui kosakata-kosakata yang terungkap dalam bahasa komunikasi seharian. Tata bahasa khas Jawa Timuran, tepatnya Suroboyoan itu bertali pusar pada kelugasan bahasa, menghilangkan anasir-anasir yang kerap rancu seperti apa yang muncul dalam dialektika bahasa Jawa yang multitafsir. Tersekak dan tersekat oleh batasan-batasan etika, unggah-ungguh, tata kerama; sehingga pola bahasa yang dikembangkan memiliki jenis dan petunjuk penggunaan yang berbeda-beda untuk berbicara kepada siapa dan membicarakan apa, pada waktu kapan dan lain sebagainya.
Surabaya adalah tempat nenek moyang peradaban di Jawa. Ia jantung pertahanan ipoleksosbudhankamnas. Surabaya adalah makrokosmis bagi Indonesia.  Orang-orang Surabaya memiliki garis keturunan dari nenek dan kakek moyang tetua kerajaan Jenggala, Kediri, Singosari, Majapahit dan lain-lain.

Para Bonek adalah orang-orang yang mengantongi kesadaran genetis para manusia terhormat yang pernah menjadi sesepuh bagi Nusantara. Dalam benak dan jiwa para Bonek itu tersemat semangat tanding, mental petempur dan mental ksatria yang siap mengorbankan jiwanya demi menjaga martabat kemanusiaan. Bukan demi mencari gengsi, atau sensasi sosial, sensasi asosial lainnya.
Para Bonek adalah begawan-begawan yang punya spirit Layang Kumitir dan Naya Genggong, dua tokoh spiritual yang menjadi jelmaan bagi bangkitnya kesadaran manusia menuju puncak pencerahan. Bonek, adalah kekayaan kultural yang mesti dijaga martabatnya, bukan untuk dilecehkan hanya demi mengejar gengsi kekuasaan dan aneka pamrih primordialistik.

Persebaya adalah pasukan perang yang menjadi tempat beradu strategi dalam mengelola sejuta potensi warga Surabaya menuju keunggulan intelektual, kedewasaan cara berfikir dan kematangan rohani. Bonek dan Persebaya adalah dua senjata sosial yang semestinya bisa mengangkat harkat dan martabat Surabaya sebagai ibukota perjuangan di negeri ini.

Oknum-oknum Bonek yang mengkhianati ikrar kesetiannya terhadap "nusa bangsanya" Persebaya, perlu digilas habis, agar citra Bonek yang jantan, kstatria, kritis, kompak, tangguh dapat moncer. Atau sebaliknya, jika "pemerintahan" Persebaya yang mengkhianati janji seia-sekatanya Bonek, maka Persebaya perlu dipancung sosial, demi melahirkan kesadaran baru dalam menatap masa depan persepakbolaan di Tanah Air.

Kembalikan kejayaan para Bonek dan Persebaya. Hidup Bonek, Merdeka Persebaya! Terus hidup mengukir berprestasi atau pilih mati sekalian menanggung cacat martabat. Caruk saja!   (*)

ragedi Asu semper ( Amuk Suporter Empat September)

t



            Asu Semper (Amuk Supporter Empat September), masih ingatkah anda dengan tragedi tersebut. Bila belum mari saya beri sedikit ingatan. Tragedi yang menghancurkan mobil siaran salah satu TV swasta, membuat gerah semua pecinta bola tanah air, dan tak cukup sebegitu, kejadian yang memalukan tersebut membuat persepak bolaan tanah air tercoreng dimata dunia. Disamping itu club (Persebya) adalah pihak yang dirugikan oleh Bonek. Mengapa? Karena ini membuat Persebaya tersanki oleh Komdis PSSI.  Panpel pun di dibuat merugi oleh Bonek. Mungkin itu sedikit pengiling - iling dari saya. Dan bagaimana  sekarang?
            Meskipun mendapat sanksi dari komdis PSSI, terhadap Bonek sudah disahkan, namun Bonek tetap tak menghiraukan sanksi tersebut. Komdis menjatuhkan sanksi terhadap bonek berupa larangan mendukung tim (Persebaya) di luar kandang selama dua tahun. Hal ini dapat dilihat dari saat tim Bajol Ijo dijamu oleh Persib Bandung pada babak lanjutan Liga Super Indonesia kemarin. Bonek dengan bondo nekatnya berduyun-duyun ngeluruk ke kandang Persib, Bandung. Detik - detik di perjalanan Bonek berulah, dengan bondo dengkul, untung sak wakul, bonek menjarah makanan para pedagang yang ada di stasion tempat mereka bersinggah. Sesampai di Bandung Bonek mendapat pelayanan yang baik dari pihak Panpel. Mulai dari tiket masuk, sampai fasilitas pemulangan, panpelpun dipaksa untuk merugi oleh Bonek. Pemulanagn Bonek dikawal ketat oleh pihak keamanan, tak tanggung - tanggung Panpel menyediaakan truk khusus untuk Bonek dari tempat stadion menuju stasion kereta api. Tak sampi disitu, Panpel terpaksa merogoh kocek pribadi untuk memesan gerbong kereta api khusus untuk memulangkan Bonekmania.
            Ditengah perjalanan Bonek singgah di Jawa Tengah, mereka disambut hangat oleh kelompok supporter yang ada disana, dengan memberikan bungkusan nasi. Sesampai di tengah perjalanan menuju Surabaya, terjadi peristiwa pelemparan batu dan benda berbahaya lainnya kepada Bonek saat Bonek melintasi daerah Jawa Tengah. Pihak management Persebaya pun tak banyak komentar dengan peristiwa tersebut, karena Bonek berangkat ke Bandung atas inisiatif Bonek pribadi bukan di akomodir.
Bonek Jantung Hati Persebaya.
            Apalah arti sebuah pertandingan tanpa hadirnya kelompok supporter. Supporter hadir dipinggir lapangan untuk mendukung tim kesayangannya. Dengan yel - yel, tarian atraktif dan ekspresi lainnya. Tak bisa dipungkiri kelompok supporter juga meneror mental tim lawan. Bahkan supporter sudah lazim disebut sebagai pemain ke dua belas. Disamping itu, pemasukan dana tim juga di dapat dari hasil penjualan tiket.
            Persebaya tidak bisa terlepas begitu saja dari Bonekmania. Kecintaan yang lebih (fanatisme) bonek terhadap Persebaya adalah fanatisme buta. Karena ulah Bonek Persebaya kerap dirugikan. Dengan ulah Bonek yang anarkis Persebaya tersanksi oleh komdis PSSI. Sekarang benarkah Bonek cinta terhadap Persebaya?. Bila benar adanya mengapa Bonek sering merugikan Persebaya. Namun bila Bonek tak cinta Persebaya, mengapa mereka rela mati untuk mendukung tim Bajol Ijo, Persebaya Surabaya.
            Bonek adalah pendukung sejati Persebaya, dan saya adalah pendukung Persebaya, bukankah saya juga Bonek?. Tapi ma'af kebonekan saya bukan Bonek yang bondo dengkul, untung sak wakul, anarkisme, brutal dan membabi buta. Semua harus intropeksi diri, Bonekmania, Persebaya dan stakeholder harus segera menyelesaikan masalah ini, khususnya PSSI.

Jangan Tergesa Memarginalkan Persebaya
            Supporter yang berdomisili di kota - kota besar, memang cenderung untuk berbuat kericuhan, hal ini salah satunya disebabkan oleh lingkungan perkotaan yang hidup dengan individualis. Maka yang tebangun adalah konsep vandalism, anarkisme dan brutalisme. Tak hanya sebatas itu, masyarakat perkotaan dari segi ekonomi dan pendidikan cenderung termarginalkan. Sejatinya mereka pun tak mau dengan hidup seperti ini, mereka juga mempunyai keinginan untuk bersama mengaktualisasikan dirinya.
            Hemat saya, pemerintah harus segera melihat dan menyelesaikan permasalahan ini. Pengangguran dan kejamnya dunia kota, membuat mereka tidak mempunyai sikap saling memiliki, dan menghormati terhadap sesamanya. Maka mereka merasa bahwa seolah - olah stadionlah tempat yang tepat untuk mengaktualisasikan kompleks permasalahan yang sedang dihadapi, tak lain yakni dengan anarkisme.
            Dari saya, untuk Bonek, bukankah kita se-udara , (saudara). Prestasi timnas kita sedang jeplok, janganlah selalu bentrok dan katrok. Dan akhirnya Bonek bondo dengkul, untung sak wakul, bukanlah salah, tapi anarkisme, dan brutalisme, sudahilah...!!

Bonek : Sebuah Cerita tentang Kecintaan, Loyalitas, dan Carut – Marut Sepakbola Indonesia



Opera Sabun Sepakbola Indonesia
Indonesia memang negara yang unik, salah satunya soal olahraga olah kulit bundar ini. Euforia sepakbola yang begitu kental tergambar sepanjang wilayah negeri ini. Semua orang tahu sepakbola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Popularitasnya mengalahkan bulutangkis yang beberapa kali mampu mempersembahkan emas olimpiade.
Selain unik, aura sepakbola di Indonesia juga bisa dibilang aneh. Di satu sisi negeri ini disebut sebagai surga bagi penggemar sepakbola. Sepanjang tahun penonton dimanjakan oleh tayangan sepakbola dari berbagai penjuru dunia. Tidak hanya perhelatan besar macam Piala Dunia atau Piala Eropa, bahkan Liga–liga Eropa ditayangkan berbulan–bulan hingga tuntas.
Lebih keren lagi, sebagian besar tayangan sepakbola bisa dinikmati secara cuma–cuma. Sebagai perbandingan, di Amerika Serikat pemirsa harus merogoh kocek untuk menyaksikan idolanya mengolah bola.
Segala kenikmatan menikmati tayangan papan atas seketika akan menjadi ironi jika melihat perkembangan sepakbola dalam negeri. Prestasi sepakbola Indonesia memang jauh dari membanggakan. Boro – boro berbicara di dunia, di level asia tenggara pun kita makin jauh ketinggalan dari rival-rival semacam Thailand, Singapura, maupun Vietnam. Terakhir, tim Sea Games kalah dari Laos, negara kecil yang biasanya bisa dikalahkan pasukan garuda dengan mudah.
Liga Indonesia pun setali tiga uang, carut marut meski kelihatannya gemerlap. Indonesia memiliki kompetisi besar, mulai liga super yang merupakan kasta tertinggi, divisi utama kebawah, hingga kompetisi amatir. Belum lagi liga usia muda dan juga kompetisi–kompetisi tarkam. Hanya saja pengelolaan liga masih payah, masalah hadir silih berganti. Dari isu penggunaan uang rakyat berupa APBD untuk pembiayaan klub, pengelolaan kompetisi yang belum profesional, hingga perkelahian antar suporter. Soal keruwetan sepakbola nasional lebih populer ketimbang prestasi klub.
Begitulah euforia olahraga terpopuler di dunia ini di negeri kita, unik bin aneh. Di satu sisi seperti surga, di sisi lain menghadirkan ironi. Terlepas dari keanehan itu sepakbola Indonesia selalu menghadirkan cerita yang tak pernah habis. Banyak fenomena unik yang cukup menarik untuk dilihat. Setelah ini kita akan melihat fenomena mengenai suporter dengan mengambil contoh salah satu kelompok suporter paling populer di Indonesia. Satu kelompok pendukung yang sangat militan loyal namun tukang bikin onar, yaitu bonek mania.

Kisah sang aktor antagonis
Kalau sepakbola itu sebuah racikan makanan maka boleh jadi suporter merupakan bumbu utamanya. Sepakbola tanpa suporter bagaikan sayur tanpa garam, terasa hambar.  Sorak – sorai pendukung sebuah tim bukan hanya punya peran meramaikan stadion, tetapi juga memberi energi tambahan bagi para pemain. Sehingga suporter sering diibaratkan sebagai pemain ke-12 dalam permainan.
Bicara sepakbola Indonesia tidak lengkap rasanya bila tidak mengungkap fenomena suporter sepakbola. Hampir setiap kota di negeri ini memiliki klub sepakbola maka bisa dibayangkan betapa banyak dan beragamnya kelompok suporter sepakbola Indonesia.
Dari sekian banyak cerita dari suporter Indonesia, ada salah satu kelompok suporter yang selalu menarik perhatian. Adalah bonek, sebutan untuk kelompok pendukung klub Persebaya Surabaya. Boleh dibilang bonek adalah kelompok suporter yang paling dikenal di negeri ini.
Hanya saja bonek lebih banyak dikenal bukan karena aksi simpatiknya mendukung Persebaya, tetapi justru karena rivalitas yang berujung kerusuhan. Bukan rahasia lagi bahwa mereka adalah kelompok suporter yang sering bikin onar. Beberapa aksi bonek ini menciptakan kerusuhan bukan hanya di kandang sendiri tetapi juga di berbagai lokasi lain.
Sejarah mencatat bahwa beberapa kali bonek menciptakan kerusuhan di beberapa tempat di Indonesia. Kerusuhan yang terjadi berakar dari rivalitas bonek dengan kelompok – kelompok suporter lain. Hampir setiap kerusuhan yang terjadi saat persebaya bermain melawan rival–rivalnya di helatan liga Indonesia.
Seteru abadi Bonek dan Persebaya berasal dari tim sedaerah yaitu Arema Malang. Beberapa kali Bonek bersitegang dengan Aremania, sebutan kelompok suporter pendukung Arema Malang. Salah satu peristiwa kekacauan yang disebabkan Bonek antara lain kerusuhan pada pertandingan Copa Dji Sam SoePersebaya Surabaya melawan Arema Malang pada 4 September 2006 di Stadion 10 November, Tambaksari, Surabaya. Bonek menghancurkan kaca-kaca di dalam stadion. Selain itu para pendukung Persebaya ini juga membakar sejumlah mobil yang berada di luar stadion. Mobil stasiun televisi milik ANTV, mobil milik Telkom, sebuah mobil milik TNI Angkatan Laut, sebuah ambulansmobil umum habis dihanguskan oleh keberingasan para bondo nekat. Sementara puluhan mobil lainnya rusak berat. antara dan sebuah
Aremania bukanlah satu – satunya ‘musuh’ bonekmania. Mereka juga berseberangan dengan The Jak, Suporter Persija Jakarta. Pertandingan antara Persija dan Persebaya selalu menghadirkan tensi tinggi dari pendukungnya. Sering muncul upaya saling umpat hingga tak jarang muncul kericuhan. Pada babak 8 besar Ligina tahun 2005, menjelang pertandingan melawan Persija, Persebaya mundur dan bonek mania diminta pulang ke Surabaya karena mendapat tekanan dan ancaman pembunuhan. Gara –gara aksi tersebut Persebaya harus rela dihukum terdegradasi ke divisi 1.
Permusuhan lain yang cukup mengerikan terjadi antara Bonek dan Pasoepati, kelompok pendukung Persis Solo. Agustus 2006 bonek bikin onar saat final divisi I di Kediri, pendukung tim Bajul Ijo ini memasuki lapangan dan bentrok dengan suporter tim kebanggaan masyarakat Surakarta. Gara – gara ulah tersebut bonek dijatuhi sanksi lima kali tidak boleh mendampingi timnya saat pertandingan away.
Ketegangan tidak berakhir di situ, tanggal 23 Januari 2010, sekitar 400 bonek yang berangkat dari Surabaya menuju Bandung untuk menyaksikan pertandingan antara Persebaya melawan Persib. Saat melewati Solo terlibat bentrokan dengan warga dengan saling melempar batu. Selain itu rombongan bonek mania juga melakukan penjarahan terhadap pedagang di stasiun, pemukulan terhadap wartawan Antara dan anggota Brimob, perusakan stasiun Purwosari Solo dan stasiun lainnya, perusakan rumah warga, serta tindakan-tindakan tidak terpuji lainnya. Saat perjalanan pulang dari Bandung bonek mendapat serangan balasan dari beberapa warga Solo.
Hingga saat ini bonek tak berhenti mencuri perhatian masyarakat. Di satu sisi mereka masih terus menebar teror. Namun tidak sedikit yang kagum atas militansi para pendukung Persebaya ini. Selanjutnya, kita akan mengenal bonek lebih dekat, melihat pertaliannya dengan Persebaya, serta membacanya dari akar budayanya.

Bonek, Sebuah Representasi Budaya Arek
Bonek bukanlah nama resmi kelompok pendukung Persebaya Surabaya. Kelompok resmi pendukung kesebelasan kesayangan arek Suroboyo ini bernama Yayasan Suporter Surabaya (YSS). Istilah bonek pertama kali dimunculkan oleh Harian Pagi Jawa Pos tahun 1988 untuk menggambarkan fenomena suporter Persebaya yang berbondong-bondong ke Jakarta dalam jumlah besar.
Istilah Bonek adalah sebuah akronim bahasa Jawa dari Bondho Nekat yang berarti modal nekat. Azrul Ananda, wakil direktur Jawa Pos dalam tayangan tatap muka di TV One pernah menjelaskan bahwa nama bonek dipilih untuk menggambarkan militansi pendukung tim bajul ijo dalam mendukung timnya. Apapun dikorbankan demi menonton pertandingan Persebaya. Saat itu 25 ribu Bonek berangkat dari Surabaya ke Jakarta untuk menonton final Persebaya versus Persija. Bonek adalah kelompok suporter pertama di Indonesia yang mentradisikan away suporters (pendukung sepak bola yang mengiringi tim pujannya bertandang ke kota lain) seperti di Eropa.
Tradisi mendukung Persebaya tersebut terus dijaga sampai kini. Selama masih mungkin dijangkau kemanapun Persebaya bertanding tandang maka selalu ada bonek yang mendukung. Meski sudah dilarang oleh PSSI mendukung pertandingan away Persebaya, bonek tetap saja hadir walaupun harus melepas atributnya. Saat bertanding di kandang pun Bonek hampir selalu memenuhi dan menghijaukan stadion gelora 10 November. Bisa dibilang ada Persebaya ada bonek, keduanya merupakan dua hal yang sulit dipisahkan.
Perilaku bonek seperti dua sisi mata uang, di satu sisi tindakan perusakannya sungguh mengerikan, namun di sisi lain mereka loyal, total, dan militan mendukung Persebaya. Bila ditarik ke belakang, sifat–sifat bonek ini merupakan representasi sebuah subkultur yang disebut arek. Perilaku bonek sebenarnya warisan turun-temurun yang berlangsung cukup lama.
Subkultur arek berkembang pada masyarakat yang hidup wilayah pinggiran sungai Brantas yang membentang dari Kediri sampai Surabaya. Cakupan wilayahnya membentang dari pesisir utara di Surabaya hingga ke daerah pedalaman selatan, daerah  Malang.
Wilayah kehidupan masyarakat subkultur arek tergolong paling pesat perkembangan ekonominya, pusat aktivitas ekonomi Jatim ada di sini. Layaknya wilayah ibukota, surabaya memang menjadi jujugan bagi masyarakat dari berbagai daerah. Maka banyak migrasi berarus menuju wilayah ini untuk berbagai keperluan, baik ekonomi, sosial, maupun pendidikan. Dengan banyak bersentuhan dengan pendatang dari bermacam latar budaya, mereka membentuk budaya yang khas, yang disebut budaya komunitas Arek. Mereka mempunyai semangat juang tinggi, solidaritas kuat, dan terbuka terhadap perubahan.
Arek sebagai salah satu kekayaan kultur Jawa Timur memiliki karakteristik yang keras khas pesisir. Karakter keras tersebut pun diterjemahkan sebagai sikap pantang menyerah, ngeyel, dan keteguhan mempertahankan pendapat serta prinsip sebagai wujud penghargaan tertinggi mereka terhadap harga diri.
Karakter ngeyel, semangat juang tinggi, serta solidaritas yang kuat terwujud dalam loyalitas bonek mania mendukung Persebaya. Meski berdana minim bonek mania tetap mau berangkat mendukung tim kesayangannya. Bahkan ada yang dengan hanya modal kenekatannya mau berbondongbondong memberi energi dan semangat bagi punggawa tim bajul ijo.
Sungguh disayangkan ketika karakter keras bonek ini kemudian berkembang menjadi anarkis. Keberanian berbicara lantang justru meruncingkan permusuhan dengan rival–rivalnya. Kerasnya perilaku mereka sering menimbulkan kerusuhan yang sungguh merugikan semua pihak. Solidaritas kuat diantara mereka bisa bernilai buruk saat sikap tersebut seakan menjadi pembenaran untuk membalas perlakuan kelompok suporter lain.
Oleh karena itu penting untuk menengok kembali ke belakang, menengok kiprah suporter Persebaya ini dahulu. Bondo nekat diterjemahkan sebagai kerelaan berkorban demi mendukung persebaya secara positif. Jiwa arek berwujud semangat positif dan antusiasme tanpa anarkisme merupakan ciri yang menonjol pada bonek jaman dahulu.
Tahun 1988, untuk berangkat ke jakarta banyak orang menggadaikan motornya, menjual perhiasan istrinya, atau peralatan rumah tangga yang lain demi mendapatkan uang. Bagi yang punya uang mereka rela membeli tiket bis, kereta api, bahkan pesawat. Namun bagi yang kantongnya pas – pasan mereka rela “menggandol” truk sambil mengamen dari Surabaya sampai Jakarta. Semua dilakukan demi menghijaukan Senayan mendukung Persebaya.

Sepakbola, cermin kehidupan masyarakat

Bonek mungkin sudah menggoreskan banyak cerita dalam catatan sepakbola Indonesia. Namun perilaku anarkis itu merupakan fenomena gunung es dimana bonek hadir sebagai puncaknya. Persoalan sepakbola Indonesia bukan hanya soal bonek melawan aremania. Masih banyak keruwetan-keruwetan yang mungkin tidak diungkap menjadi apa yang diketahui umum.
Banyak orang bilang akar permasalahan sepakbola nasional ialah soal pengelolaan. Selama ini sepakbola kita memang belum dikelola dengan baik, masih berantakan di sana–sini, bahkan cenderung tidak adil. Gaung profesionalitas liga Indonesia nyatanya baru sebatas euforia saja. permainan keras menjurus kasar, konspirasi wasit, serta keputusan–keputusan yang tidak adil menyatu menghasilkan carut marut sepakbola nasional. Hasilnya, silahkan lihat prestasi tim nasional yang semakin menyedihkan.
Sepakbola menjadi wahana yang pas dan tepat untuk melihat dinamika yang terjadi di dunia ini. Dengan melihat sepakbola kita akan tahu apa yang ada di dunia ini. Pelatih fenomenal Jose Mourinho pernah mengatakan The negative side of football, the negative side of our society. Dalam konteks sepakbola Indonesia, gambaran kekacauan sepakbola nasional bisa menjadi potret kehidupan masyarakat yang penuh persaingan, ketidakadilan, bahkan kecurangan.


Gilang Gusti Aji menggilai sepakbola semenjak kecil. Sejak SD ia sudah membiasakan diri mengikuti perkembangan sepakbola nasional maupun Internasional. ibarat ungkapan Makin tua makin gila, penggemar AC Milan ini semakin menggilai olahraga terpopuler di dunia ini. Ia tidak hanya mengikuti perkembangan sepakbola, tetapi juga sering bermain bersama kawan – kawannya.

Minggu, 28 November 2010

Persebaya IPL Dijamu Semarang United 2 Desember


Minggu, 28 November 2010 10:08:29 WIB
Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) - Jadwal pra musim Indonesia Premiere League (IPL) sudah diumumkan. Persebaya sendiri masuk di grup C bersama Semarang United (SU), Real Mataram dan Bali Dewata FC.
Rencananya anak asuh Aji Santoso akan menghadapi tuan rumah, Kamis (2/11/2010) mendatang.

Menurut jadwal yang diberikan CEO PT Pengelola Persebaya (PTPP), Llano Mahardika, Andik Vermansyah cs mengawali laga di stadion Jatidiri, 2 Desember mendatang melawan tuan rumah SU. Selang dua hari, Persebaya dihadapkan dengan Real Mataram juga di stadion Jatidiri.

Kemudian pasukan Aji Santoso bertemu Bali Dewata FC, 8 Desember, juga di stadion Jatidiri. Menurut Llano, rencananya tim Persebaya akan bertolak ke Semarang 30 November besok lusa. "Kita berangkat ke Semarang, Selasa besok," katanya yang diamini oleh Aji.

Menjelang pertandingan, pelatih Aji menyebut timnya sudah siap 100 persen bertanding di pra musim IPL. Meski hingga saat ini masih ada sedikit masalah, yakni Aji belum menemukan striker asing berkualitas untuk menggantikan posisi Amick Ciani."Kita sih kapanpun siap bertanding kok," ucapnya singkat.

Selain Semarang, pihak IPL juga menunjuk dua kota lainnya, yakni Bogor dan Solo.[sya/ted]

Persebaya DU, Tim Tarkam Tanpa Ciri Khas Bajul Ijo



 
Minggu, 28 November 2010 02:02:12 WIB
Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) - Kekalahan tim Persebaya Divisi Utama (DU) atas tamunya, PSBI Blitar, memantik banyak komentar dari pecinta Persebaya. Bonek menilai, tim bentukan Wisnu Wardhana cs itu tidak layak menggunakan nama besar Bajul Ijo. Sebab 'soul' Surabaya tidak melekat di tim asuhan Suwandi HS ini.

Salah satu pecinta Persebaya, Pambudi Wiratama mengaku hanya bisa tertawa melihat penampilan tim yang mayoritas diisi mantan pemain Persikubar Kutai Barat ini. "Saya hanya bisa tertawa. Sudah diberi penalti masih tidak masuk. Kalau palsu ya tetap palsu, tak mungkin menjadi asli," katanya usai pertandingan, Sabtu (27/11/2010) malam.

Tak hanya Pambudi, lontaran kekecewaan juga disampaikan Iwan Christiono. Menurut mahasiswa salah satu universitas swasta ini, kekalahan tim Persebaya DU adalah blunder Wisnu dengan membentuk tim 'tandingan'. "Memaksakan diri bikin dualisme Persebaya, tapi hasilnya justru mencoreng warga Surabaya dengan membuat tim tarkam tanpa ciri khas Persebaya," ucapnya geram.

Akun jejaring sosial milik Komisaris Utama PT Persebaya Indonesia, Saleh Ismail Mukadar, juga terkena 'imbas' atas kekalahan tim Persebaya DU dari PSBI. Dinding Saleh penuh dengan 'curhat' pecinta Persebaya yang murka dengan permainan sekaligus prestasi tim yang baru dibentuk akhir Oktober lalu ini.

"Akhirnya terlihat jelas mana barang asli mana barang palsu. Semoga ini membuka mata seluruh warga Surabaya. Persebaya palsu telah mencoreng nama besar sepakbola Suroboyo," tulis Febrianto Rizki Budiono.

Pun demikian dengan yang ditulis, Andi Hanif. "Apa yang telah pendahulu kita usahakan selama puluhan tahun sehingga nama Persebaya menjadi besar diruntuhkan hanya dalam beberapa minggu oleh Wisnu Wardhana dan Persebaya-nya yang memalukan itu."

Sekitar 6800 penonton yang hadir di stadion Gelora 10 Nopember sore tadi juga geregetan dengan penampilan Kuncoro cs. Melalui yel-yek, mereka meminta Suwandi HS mundur dari jabatan pelatih kepala. [sya/but]

Selasa, 23 November 2010

Persebaya IPL Fokus Laga Pra Musim



 
Selasa, 23 November 2010 18:54:24 WIB
Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) - Fokus ke pertandingan pra musim menjadi prioritas utama tim Persebaya Surabaya Indonesia Premiere League (IPL). Tim asuhan Aji Santoso sudah mempersiapkan banyak hal, termasuk mempersiapkan tim untuk bertanding.

Rencananya, pertandingan pra musim IPL akan dilaksanakan 29 November mendatang. Selain Surabaya yang ditunjuk sebagai tuan rumah, ada empat kota lainnya yang ditunjuk oleh pihak penyelenggara, di antaranya Jakarta, Semarang, Medan dan Makassar.

Aji ketika ditemui di Mess Persebaya, Selasa (23/11/2010) mengatakan, saat ini pertandingan pra musim menjadi prioritas utama pasukannya. Sebagai tuan rumah, Persebaya IPL tidak ingin kehilangan muka di depan publik sendiri.

"Kita bersiap-siap untuk tanggal 29 November. Jadi atau tidaknya turnamen ini, tim saya sudah siap," kata Aji kepada wartawan.

Menurut Aji, fokus mengenai pertandingan pra musim juga sudah ia sampaikan ke Andik Vermansyah cs. "Sudah saya sampaikan ke pemain bahwa patokan kita adalah tanggal 29 nanti," lanjut mantan pelatih Persisam Samarinda dan Persik Kediri ini.

Menjelang pertandingan pra musim ini, tim Persebaya masih belum komplet 100 persen. Apalagi mereka belum memiliki pengganti Juan Marcelo Cirelli dan Amick Ciani. Untuk pengganti Cirelli, Persebaya membidik stopper asal Brazil, Otavio Dutra. "Kalau stopper kita hanya punya dua, Nur Fasta dan Johan Ibo," jelas Aji.

Sedangkan untuk lini depan, Aji sudah mendapatkan striker yang pernah bergabung dengan Persita Tanggerang dan Pelita Jaya, I Made Wirahadi. "Kita sudah deal dengan Made Wirahadi. Dia tinggal menyelesaikan masalah administrasi di kantor tempat ia berdinas," tambah Aji. Memang, Wirahadi adalah salah satu anggota polisi di Polres Tanggerang. [sya/but]

BONEK NOMER TIGA DUNIA

Top 10 Suporter Sepak Bola di Dunia, Indonesia Termasuk

Para supporter sepak bola itu sangat total dalam mendukung tim kesayangan mereka, bahkan tak jarang ada yang sampai mau berkorban nyawa hanya untuk mendukung tim kesayanganya. hampir semua supporter di seluruh dunia ini pasti mempunyai rasa loyal dan fanatik, tapi tahukah kamu supporter dari negara manakah yang mendapat predikat sebagai supporter sepak bola paling fanatik,?

berikut adalah daftar 10 supporter sepak bola paling fanatik di Dunia (urutan dari yang terbawah) :

10. Jerman

Salah satu negara dengan sepak bola yang maju ini mempunyai banyak supporter yang sangat fanatik. Banyak supporter yang rela untuk berpetualang berkeliling negara jerman hanya untuk mengikuti tour musiman tim idola mereka. tingkat loyalitas mereka sangat tinggi, bahkan presentase rata-rata kepadatan stadion bisa mencapai 85%. basis supporter fanatik Jerman adalah Bayern Munich dan Hertha Berlin.

9. Jepang

Semenjak sukses menyelenggarakan piala dunia 2002, animo masyarakat pada pertandingan sepakbola di jepang meningkat tajam. hal ini dibuktikan dengan adanya kenaikan rata-rata kepadatan stadion dari 80% menjadi 86,6%. Supporter jepang yang paling dikenal fanatik adalah supporter tim Gamba Osaka, mereka terkenal sebagai supporter yang berani mati demi untuk mendukung super Gamba.

8. Spanyol

Sebagai satu dari tiga negara utama sepak bola eropa, spanyol mempunyai tim-tim yang tangguh dan berkualitas, rivalitas yang tinggi antar tim juga berimbas pada makin meningkatnya tingkat loyalitas antar supporter tim. rata-rata kepadatan stadion di spanyol mencapai 87%. basis supporter fanatik di spanyol adalah valencia, Barcelona, Real Madrid, dan atletico Madrid

7. Belanda

Gaya sepak boal Total Football yang diterapkan di Belanda ternyata juga diimbangi dengan dukungan dukungan supporter sepakbola belanda yang sangat Total. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata kepadatan stadion yang mencapai 89%. dan Basis supporter fanatiknya adalah Ajax Amsterdam.

6. Meksiko

Salah satu kekuatan sepakbola benua amerika ini memang dikenal mempunyai banyak supporter fanatik. dan salah satu yang unk dari mereka adalah mereka selalu menampakkan identitas ke-Mexico-annya dalam mendukung tim kesayangan mereka. rata-rata kepadatan stadion mencapai 90%. Basis supporter fanatiknya adalah Chivas Guadalajara.

5. Italia

Di Italia, fanatisme supporter memang sangat tinggi. supporter italia dikenal sebagai supporter yang keras, bahkan hampir tiap klub mempunyai supporter garis keras (ULTRAS), yang biasanya selalu total dalam mendukung tim. rata-rata kepadatan stadionpun mencapai 93%. basis supporter fanatiknya adalah Roma, Juventus, serta Milan dan Inter Milan.

4. Brazil

Negara yang dikenal sebagai pemasok pemain sepakbola terbesar di Dunia ini adalah salah satu negara yang mempunyai supporter sepakbola yang fanatik. sudah tak terhitung berapa nyawa yang melayang karna tawuran antar supporter di liga Brazil. supporter Brazil dikenal sangat loyal pada tim. rata-rata kepadatan Stadion bahkan bisa mencapai 93%. Basis supporter fanatiknya adalah Sao Paolo FC.

3. Indonesia

Boleh dibilang, inilah salah satu negara yang paling banyak menelan korban tawuran antar supporter di liga sepakbola. Rasa fanatisme yang berlebihan ini kadang justru berdampak negatif. Bahkan franz Beckenbauer pun sampai kaget setelah melihat video tawuran supporter Indonesia. Ia mengatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai supporter terloyal. Dan hal itu dibuktikan dengan tingginya angka rata-rata kepadatan stadion di indonesia yang bisa mencapai 96 %. Basis supporter fanatik Indonesia adalah Persebaya, Persib, PSIS, Persipura, dan PSIM

2. Argentina

Loyalitas supporter Argentina dalam mendkung tim idola mereka memang tak perlu diragukan lagi. para supporter sudah menganggap kemenangan tim sebagai harga mati. maka tak heran jika mereka selalu total dalam mendukung tim mereka untuk memperoleh kemenangan. sama seperti Indonesia, di Argentina juga banyak terjadi perkelahian antar supporter yang menyebebkan korban jiwa. Tingkat rata-rata kepadatan stadion bise mencapai 97%. Basis suporter fanatiknya adalah River Plate dan Boca Junior

1. Inggris

Tak dapat dipungkiri lagi, Inggris lah negara dengan suporter paling fanatik di Dunia. para Supporter tak henti-hentinya menyanyikan lagu kebangsaan tim mereka sepanjang 90 menit untuk mendukung tim mereka. Bahkan di tingkat negara, Hooligan Inggris juga dikenal sebagai supporter paling fanatik. rata-rata kepadatan stadion bisa mencapai 99%. Dan basis supporter fanatik di Inggris adalah Liverpool dan Manchester United.

Sumber: http://tersayat.blogspot.com/2010/07/top-sepuluh-suporter-dunia-indonesia.html Related Posts with Thumbnails
You might also like:

Senin, 22 November 2010

Persebaya LPI Tagih Keadilan


Senin, 22 November 2010 - 08:51 wib

 
Skuad Persebaya Surayaba melakukan latihan. Foto: Mushaful Imam/Koran SI
SURABAYA – Persebaya Surabaya versi Liga Primer Indonesia (LPI) menagih keadilan kepada polisi untuk izin pertandingan.

Sebelumnya Polda Jawa Timur maupun Polrestabes Surabaya sempat alot dalam mengeluarkan izin pertandingan amal antara Persebaya LPI kontra Indo-Holland. Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Badrodin Haiti malah mengancam tidak akan memberikan izin laga untuk Persebaya.

Ancaman berlaku untuk Persebaya versi Divisi Utama maupun Persebaya LPI. “Seharusnya kepolisian tidak memberikan izin untuk Persebaya di pertandingan Divisi Utama menghadapi Persigo Gorontalo,” ujar Kuasa Hukum Persebaya LPI M Sholeh saat dihubungi kemarin.

Apalagi Persebaya bentukan Wisnu Wardana tersebut masih tetap memakai nama Persebaya. Sedangkan kala pertandingan amal, Persebaya LPI tidak diperbolehkan menggunakan nama Persebaya dan terpaksa diubah menjadi Surabaya FC.

Sholeh meminta pihak keamanan benar-benar adil dalam memberikan izin pertandingan. Terutama kedua versi tetap memakai nama Persebaya dan seharusnya tidak ada izin yang dikeluarkan sebelum ada penyelesaian dualisme tersebut.

Sholeh bahkan menilai pertandingan Divisi Utama itu tidak layak mendapatkan izin karena Persebaya versi Divisi Utama terbukti tidak sah. Ia merujuk hasil Musyawarah Cabang Luar Biasa (Muscablub) PSSI Surabaya yang menyatakan Wisnu Wardana kalah.

“Dengan demikian sudah jelas Persebaya bentukan Wisnu Wardana juga tidak resmi. Buktinya dia tidak mendapat dukungan dari klub internal. Ini yang sangat kami sesalkan dan kita menagih Polda Jatim untuk bersikap adil,” cetus M Sholeh.

Seperti diketahui, Poda Jawa Timur akhirnya memberikan izin kepada Persebaya Divisi Utama saat menjamu Persigo Gorontali di pertandingan perdana Divisi Utama 2010-2011. Pertandingan berlangsung kemarin sore di Gelora 10 November, Tambaksari, Surabaya.

Belum diketahui pasti ‘jurus’ Persebaya Divisi Utama melobi polisi hingga akhirnya mengantongi izin pertandingan. Tapi informasi menyebutkan Persebaya milik Wisnu Wardana mendapatkan izin karena ada surat dari PSSI.

Lantas, bagaimana langkah Persebaya LPI selanjutnya? “Ya kita tetap ingin Polda Jatim adil. Kalau memang Persebaya Divisi Utama diberi izin, berarti Persebaya LPI juga layak mendapatkan izin. Polisi tak boleh berat sebelah,” tandasnya.
(hmr)