Minggu, 29 Mei 2011

Bonek Minta Agum Tidak Takut dengan FIFA



(detiksurabaya/Imam Wahyudiyanta)
Surabaya - Suporter fanatik Persebaya 1927 merespon keberangkatan Ketua Komite Normalisasi (KN) ke Swiss. Mereka berharap Agum Gumelar menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan tidak takut dengan apapun keputusan FIFA.

"Persebaya tidak takut dengan sanksi apapun," kata koordinator aksi, Andi Peci, kepada wartawan di depan Hotel Majapahit, Surabaya, Minggu (29/5/2011).

Jika pun nantinya disanksi, kata Andi, akan menjadi tugas seluruh insan persepakbolaan Indonesia untuk menata ulang dunia persepakbolaan Indonesia yang memang sudah carut marut.

Selain meminta agar Agum tidak menjadi pengecut di depan FIFA, Andi juga menyerukan agar suporter seluruh Indonesia tidak takut dengan ancaman informasi yang tidak benar. Ditambahkan Andi, ancaman tersebut datang dari pihak-pihak yang menginginkan status quo.

Berangkat dari gedung kesenian Cak Durasim di Jalan Genteng Kali, puluhan bonek itu melakukan aksi di dua tempat. Pertama mereka melakukan aksi di depan Siola dan yang kedua di depan Hotel Majapahit.

Puluhan bonek juga membawa spanduk dan poster yang antara lain bertuliskan "Demi Revolusi PSSI, Tidak Takut Sanksi", "Agum Nurdin Podo Gobloke", "Tolak Status Quo", dan "Sanksi Adalah Prestasi".

"Kenapa di Siola, karena di situ ada patung pejuang membawa bambu runcing sebagai simbol keberanian. Dan kenapa di Hotel Majaphit, karena hotel ini pernah menjadi saksi sejarah keberanian perjuangan warga Surabaya," tambah Andi.

Dalam aksi tersebut para bonek berorasi, bernyanyi dan mengucapkan ikrar setia. Para bonek juga menyanyikan lagu Indonesia Raya sambil menghadap dan memberi hormat kepada salah satu bendera yang terpancang di tiang Hotel Majapahit.


(iwd/bdh)

kuis berhadiah

untuk merayakan hari jadi kota surabaya ke-718,persebaya ke-84 & hari jadi BIN-031 ke-1 yang jatuh pada tanggal 18 juni 2011 besok untuk itu pengurus pusat BIN-031 akan mengadakan KUIS BERHADIAH PULSA gratis untuk anda bagi yang bisa menjawab pertanyaan di bawah ini

pertanyaannya : 1.apa arti dari lambang BIN-031 di bawah ini :

http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/250410_1555330502131_1801275249_998949_5743804_n.jpg

caranya : jawaban di kirim via pesan inbox pribadi saya + nomer telp, jawaban paling lambat tanggal pas ultah BIN-031
tanggal : 18 juni 2011
jam : 20:00 WIB

jawaban yang benar akan di beri pulsa gratis sebesar Rp.20.000,

selamat ,mencoba..

salam satu nyali wani..!!!!

BIN-031 berdiri sendiri...melangkah bersama...berani...!!!

Bonek Tak Gentar Sanksi FIFA




Foto dok.

 
Sabtu, 28 Mei 2011 20:33:46 WIB
Reporter : M. Syafaruddin


Surabaya (beritajatim.com) - Kepergian Ketua Komisi Normalisasi, Agum Gumelar ke markas FIFA di Swiss akan 'diantar' dengan aksi damai suporter Persebaya, Bonek. Rencananya, Minggu (29/5/2011) besok pagi, mereka akan turun ke jalan untuk menuangkan unek-unek.

Dalam aksinya besok pagi, Bonek mengambil tema yang tengah hot saat ini, yakni masalah isu hukuman Indonesia oleh FIFA. "Untuk itu kami mengambil tema, 'Demi Revolusi PSSI, Kami Tidak Takut Disanksi FIFA'," kata salah seorang koordinator aksi, Andi Peci, Sabtu (28/5/2011) malam.

Menurut Peci, dalam melakukan revolusi, seluruh elemen sepakbola di Indonesia harus total. "Kita tidak boleh takut dengan sanksi FIFA," lanjutnya. Selain masalah sanksi, aksi besok pagi juga menolak status quo kembali berkuasa di sepakbola nasional.

"Kita juga menyerukan sepakbola tanpa APBD. Dana APBD harus dikembalikan ke posnya, yakni mensejahterakan rakyat," paparnya.

Rencananya, sebelum beraksi di depan Siola dan Hotel Pajapahit, Jalan Tunjungan, Surabaya, Bonek akan berkumpul di Gedung Kesenian Cak Durasim. "Aksi kita ini tidak atas nama elemen. Jadi siapapun Bonek bisa ikut aksi ini," pungkasnya.

Sebelumnya, suporter Arema, Aremania juga menggelar aksi, Jumat (27/05/2011) kemarin. Dalam aksinya, Aremania memohon agar FIFA untuk tidak menjatuhkan sanksi kepada Indonesia sebagai akibat Kongres PSSI yang deadlock. [sya/but]

Sabtu, 28 Mei 2011

kompetisi LPI dijamin berlanjut

Gatra-Pengelola Liga Primer Indonesia (LPI) menjamin kompetisi putaran kedua tetap berlanjut, kendati belum ada kepastian jadwal pertandingan.

General Manager League Department LPI, Arya Abhiseka, dalam keterangan pers yang diterima wartawan di Surabaya, Rabu (25/5), menegaskan, kompetisi LPI tetap berjalan setelah dilakukan sejumlah penyesuaian.

“Pecinta sepak bola di Tanah Air tak perlu khawatir dengan kelanjutan kompetisi LPI. Hanya ada beberapa yang perlu ditinjau ulang agar selaras dengan hasil kongres PSSI mendatang,” ujarnya.

Menurut Arya, LPI telah diakui PSSI melalui Komisi Normalisasi, sehingga mau tidak mau harus mengakomodasi hasil kongres.

Masa depan kompetisi tanpa APBD ini sempat diragukan kelanjutannya, setelah Kongres PSSI di Jakarta pada Jumat (20/5), gagal menghasilkan keputusan.

Sedangkan sebagian besar pertandingan putaran pertama kompetisi LPI telah berakhir pekan lalu, dan 19 klub peserta hingga kini juga masih menunggu kepastian jadwal putaran kedua.

Sesuai jadwal semula, pertandingan terakhir putaran pertama digelar 28 Mei dengan mempertemukan Aceh United melawan Cendrawasih Papua dan Jakarta FC menghadapi Bogor Raya FC.

Setelah itu, kompetisi diliburkan sekitar dua minggu dan dilanjutkan pertandingan putaran kedua yang dimulai pada 11 Juni 2011.

“Sampai saat ini jadwal putaran kedua masih belum jelas, sehingga tim kami liburkan selama satu bulan,” kata Pelatih Persebaya 1927, Aji Santoso.

Ia mengatakan dari informasi yang disampaikan manajemen tim Persebaya 1927, kompetisi LPI istirahat sekitar tiga bulan. “Kami juga menunggu kabar kalau-kalau ada perubahan jadwal,” tambahnya.

Arya Abhiseka menyatakan yakin dengan masa depan LPI, karena pemerintah juga mendukung kompetisi sepak bola profesional tanpa APBD yang mulai diberlakukan pada 2012.

Kendati demikian, Arya belum berani memastikan kapan kompetisi putaran kedua akan digulirkan, karena masih perlu pembahasan lebih lanjut dengan PSSI.

“Jadwal putaran kedua akan kita susun lagi setelah ada pembahasan dengan PSSI. Jadi, finalnya setelah kongres digelar,” tuturnya.

Menurut dia, penyesuaian yang dilakukan nanti terkait dengan posisi LPI ke depan. Ada dua skenario untuk kelanjutan LPI, yakni digabungkan dengan klub-klub anggota Liga Super Indonesia (LSI) atau tetap jalan sendiri seperti saat ini. [TMA, Ant]

Persebaya 1927 Belanja Pemain Asing



 
Sabtu, 28 Mei 2011 08:08:01 WIB
Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) - Persebaya 1927 nampaknya tak terpengaruh dengan masa depan Liga Primer Indonesia (LPI) yang tidak jelas. Buktinya, mereka tetap fokus ke putaran kedua. Salah satunya dengan memperkuat tim lewat suntikan pemain baru.

Pelatih Aji Santoso memang puas dengan kinerja pasukannya selama putaran petama ini. Terbukti, Persebaya 1927 tampil sebagai juara paruh musim mengalahkan Persema Malang. Tapi hal itu tak membuat Aji puas begitu saja. Ia mengaku masih menginginkan pemain baru di skuadnya.

"Nanti kita akan bicarakan lagi. Yang jelas kita akan tambah kekuatan. Apalagi stok pemain asing kita baru empat," kata Aji, Sabtu (28/5/2011).

Saat ini, baru empat punggawa asing yang diimpor Persebaya 1927. Keempatya adalah, gelandan seraing John Tarkpor dari Liberia. Bek tangguh Otavio Dutra dari Brasil serta duo Australia, si jangkung Michael Cvetkovski dan striker Andrew Barisic. Dan, keempatnya selalu menjadi starting di tim yang dibesut Aji.

Terpisah, CEO Persebaya Llano Mahardika membenarkan timnya akan belanja pemain di putaran kedua nanti. Bahkan Llano sudah membidik posisi sang pemain baru. "Tidak banyak perombakan di putaran kedua. Saat ini ami sedang hunting pemain untuk posisi holding midfielder," ucap Llano.

Llano juga membantah perburuannya akan gelandang anyar ini bakal menganggu posisi Tarkpor. "Tarkpor tidak terancam, kan kas pemain asing kita baru empat," pungkasnya.[sya/ted]

Jumat, 27 Mei 2011

Persebaya Dukung Larangan APBD untuk Sepak Bola



 
Kamis, 26 Mei 2011 20:29:08 WIB
Reporter : M. Syafaruddin


Surabaya (beritajatim.com) - Setelah resmi menjadi klub profesional, tanpa APBD, Persebaya 1927 tegas mendukung larangan APBD untuk sepakbola. Apalagi Kementrian Dalam Negeri (Mendagri) tegas mengatakan, larangan penggunaan APBD bakal berlaku tahun 2012 mendatang.

Awal Maret lalu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi tegas menyatakan, 2011 adalah tahun terakhir dibolehkannya pemberian dana APBD untuk klub sepakbola dari. Larangan mendanai klub sepakbola profesional dengan APBD itu juga berlaku untuk dana APBD yang disalurkan melalui KONI.

Itu adalah sinyal bagi klub-klub yang selama ini nyusu APBD untuk mencari cara lain agar bisa surive di sepakbola nasional. Bisa diprediksi, akan banyak klub yang limbung karena pemberhentian dana APBD untuk sepakbola. Meski akan bertebaran banyak korban, Komisaris Utama Persebaya, Saleh Ismail Mukadar mengatakan, pihaknya sangat mendukung sepakbola tanpa dana APBD.

Menurut Saleh, dana APBD sering disalah gunakan. Salah satunya digunakan untuk mencari simpati saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Apalagi sepakbola adalah salah satu senjata ampuh untuk mendatangkan ribuan massa. Alhasil sangat mungkin jika sepakbola hanya dijadikan tunggangan politik belaka.

Tak hanya itu, uang rakyat juga digunakan sebagai alat perusak sepakbola, yakni suap. "Dengan uang APBD mereka bisa menyuap wasit, memainkan pertandingan, mengatur skor dan lain-lain," kata Saleh. Oleh sebab itu, Persebaya sangat mendukung aksi pemerintah melarang APBD untuk sepakbola.[sya/ted]

Selasa, 24 Mei 2011

sebuah catatan dari BONEK tentang kongres PSSI


Surabaya, 22 Mei 2011

Hari itu, saya mencermati sebuah kongres sebuah federasi di Pekanbaru. Sebuah kongres dari sebuah federasi yang sangat sangat korup dan banyak unsur politis bernama PSSI. Sejak awal, saya memang tak respek dengan adanya kongres ini. Dari mulai sosok ketum yang ngeyel, pemilihan tempat yang seakan takut oleh adanya "kelompok reformis", timbulnya fitnah, pelanggaran aturan pasal Statuta, hingga bekingan dari salah satu orang top dari sebuah parpol. Namun ketika itu saya menyikapi biasa saja hingga menjelang siang hari, waktu kongres dimulai.


Entah kenapa, kongres yang seharusnya berjalan aman, tertib, dan damai itu dirusak oleh suatu skenario. Sebuah skenario yang memang sengaja dibuat untuk melanggengkan kekuasaan kubu Nurdin Halid cs. Dugaan adanya praktek suap di salah satu kamar hotel menjadi pemicunya. Dan apa yang terjadi selanjutnya sungguh di luar nalar kita sebagai insan sepakbola Indonesia. Muncullah orang-orang berjumlah 78 orang, yang hari ini kita kenal sebagai Kelompok 78 atau K78, yang menginginkan adanya perubahan di tubuh PSSI. Bahkan waktu itu, saking paranoidnya kubu Nurdin cs, maka ke-78 orang itu harus rela berteriak-teriak di luar hotel karena hak mereka dicabut.


Puncaknya, kongres ricuh. K78 yang haknya diambil oleh kubu Statusquo, masuk ke dalam hotel untuk menuntut kebenaran yang mereka bawa, agar pasal statuta PSSI diubah sehingga Nurdin tidak menyalonkan diri lagi. Untuk diketahui, K78 memperjuangkan hak mereka untuk mengubah statuta PSSI, yang menyatakan bahwa "... seseorang dapat menjadi Ketua Umum PSSI apabila tidak terkait tentang hukum pidana pada saat berlangsungnya kongres ..." yang sama sekali berbeda dari statuta FIFA, yang menghendaki bahwa seorang narapidana ataupun mantan narapidana memimpin sebuah federasi sepakbola.


Pro kontra bermunculan. Media-media milik statusquo, dengan enteng menyebar berita bahwa orang-orang militer adalah penyebab kekacauan di kongres PSSI di Pekanbaru. Bahkan ada yang benar-benar memelintir berita, yang mengatakan bahwa Nurdin tetap bisa maju sebagai calon Ketua Umum PSSI. Sementara media-media netral lain, menanggapi ini dengan beragam.


Jujur, saya menyikapi ini dengan dua hal. Pertama, uang yang ada di PSSI terlalu besar sehingga statusquo ingin lama-lama berkuasa. Kedua, ada indikasi dan tujuan tertentu dari seseorang atau golongan untuk merebut kursi kepemimpinan RI di tahun 2014 dengan cara menduduki PSSI terlebih dahulu.


Kemarin, Jumat (21/5), terjadi kembali sebuah Kongres PSSI. Namun dengan wayang yang berbeda. Agum Gumelar, yang dipercaya FIFA sebagai Ketua Komite Normalisasi, menjalankan tugasnya sebagai pemimpin Kongres PSSI. Ada juga perwakilan FIFA, Thierry Regenass dan juga perwakilan dari AFC, yang datang sebagai observer.


Entah kenapa Kongres yang semestinya selalu menuruti apa yang diinginkan peserta kongres asalkan sesuai aturan yang berlaku itu, malah coba dilanggar sendiri oleh Agum Gumelar, sang tokoh utama dalam cerita ini. Apa yang menjadi pokok pembicaraan untuk mencapai sebuah kebenaran, selalu dialihkan. Ini malah menyebabkan pamor dan kharisma seorang Agum Gumelar sebagai Ketua Komite Normalisasi sekaligus sebagai ketua sidang merosot drastis. Tampaknya ada sebuah skenario besar di balik ini semua. Akan saya coba jelaskan satu per satu.


Pertama, saya menyesalkan sikap dari komplotan statusquo (ini sama artinya dengan kata 'Gerombolan 78' ala Cocomeo News) yang tidak mau legowo untuk menyerahkan kursi-kursi yang mereka duduki di PSSI ke orang lain. Bukti yang ada sudah di depan mata. Kita lihat calon ketua umum PSSI, belakangan ini semakin tercium aroma statusquo. Achsanul Qosasih, Agusman Effendy, dan lain-lain adalah antek setia era Nurdin Halid. Pun demikian dengan anggota Exco. Mayoritas suara yang didapat lebih besar untuk komplotan statusquo macam Iwan Budianto, Yosep Erwiyantoro, dan lain-lain.


Yang membuat saya penasaran, bagaimana seorang Agum, yang purnawirawan jenderal, bisa seakan disetir oleh suatu golongan tertentu? Tapi bukan itu yang terpenting. Justru yang semakin membuat saya penasaran dengan apa yang ada di belakang Agum adalah alasan Agum untuk mengganti 5 anggota KN dengan alasan terlibat oleh LPI, namun pada kenyataannya LPI, pada surat FIFA, harus dirangkul oleh KN. Berarti sudah jelas bahwa dengan cara-cara bagaimanapun, komplotan statusquo masih berniat dan masih mencari cara untuk tetap ada di tubuh PSSI.


Kedua, penolakan kandidat Arifin Panigoro dan George Toisutta jelas tak bisa dijadikan alasan untuk tak bisa bersaing di panggung bursa Ketua Umum PSSI. Kalu berkaca pada Statuta FIFA, tidak pernah ada ceritanya seseorang yang "menciptakan" liga breakaway, ditolak untuk menjadi calon ketua umum sebuah federasi, di manapun itu berada. Justru jika kita melihat pada negara-negara yang pernah menciptakan liga breakaway seperti Australia, Inggris, dan Jepang, FIFA akan menyoroti kinerja federasinya. Apa yang salah dengan federasi tersebut, sehingga menimbulkan rasa tidak puas oleh anggotanya dan membentuk liga breakaway. Namun kenapa tidak terjadi di Indonesia? Justru seorang Nurdin Halid pun terkesan dilindungi FIFA walaupun saat itu jelas-jelas melanggar Statuta FIFA dengan memimpin PSSI dari balik jeruji besi.


Untuk George Toisutta, saya kira jenderal yang satu ini tidak bisa termasuk dalam orang yang berkecimpung dalam liga breakaway (LPI). Padahal, nama George Toisutta baru mencuat ke permukaan selama 4-5 bulan terakhir ini. Tidak pernah ada ceritanya GT mengurusi LPI. Namun, pernyataan yang dilontarkan oleh pejabat FIFA sekelas Thierry Regenass itu saya rasa cukup menimbulkan suatu tanda tanya besar. Bukan tanpa alasan Regenass melontarkan pernyataan seperti itu. Bahkan yang bisa membuat saya tersenyum adalah, Regenass yang notabene adalah pejabat teras di FIFA, yang seharusnya cukup hafal tentang pasal-pasal Statuta FIFA dan Electoral Code FIFA pun tidak bisa memberikan jawaban tentang statuta mana dan electoral code bagian mana yang dilanggar oleh pasangan AP-GT. Dan Regenass hanya berkeringat sambil garuk-garuk kepala. Dalam hal ini, K78 yang benar.


Kongres di ballroom Hotel Sultan yang ricuh kemarin pun, tampaknya sudah merupakan sebuah skenario dari salah satu pihak yang terkesan legowo, tetapi sesungguhnya dia menjadi dalang dari berbagai kejadian baru-baru ini. Agum Gumelar, Djoko Driyono, bahkan Thierry Regenass adalah wayangnya. Sangat di luar nalar jika mantan pimpinan Kopassus seperti Agum menghentikan kongres secara sepihak dengan alasan yang konyol : tidak kuat lagi menghadapi peserta kongres yang menuntut haknya dipenuhi. Sangat di luar nalar apabila Thierry Regenass tidak bisa menjelaskan pasal statuta mana yang dilanggar oleh pasangan Arifin Panigoro dan George Toisutta.


Skenario selanjutnya, ini yang perlu kita waspadai. Komplotan statusquo yang didalangi oleh sebuah partai besar, kali ini mulai menggiring opini publik lewat media-media yang dimilikinya untuk memusuhi K78 yang berniat menghilangkan segala kekotoran yang ada dalam tubuh PSSI. K78 yang semula berniat untuk merevolusi PSSI seperti yang didengungkan banyak pihak, dan mencegah agar akar-akar dari komplotan Nurdin tidak kembali merajai PSSI, kini malah diputarbalikkan faktanya menjadi sebuah kelompok yang perusak, sok reformis, dan terkesan perusuh serta pemecah belah sepakbola nasional. Penggiringan opini publik ini tampaknya akan menuju ke sebuah keberhasilan di mana saat ini banyak tokoh mulai simpatik ke salah satu televisi yang dimiliki salah satu orang yang mencalonkan diri maju ke Pilpres 2014. Dalam waktu tidak sampai setengah tahun, masyarakat kini mulai diajak untuk memusuhi K78, menjadikannya sebagai public enemy, memusuhi Arifin Panigoro dan George Toisutta yang pernah jadi orang yang membuka pintu masuk kepada kita untuk merevolusi PSSI dengan dalih tidak legowo, terlalu ambisius, dan lain-lain.


Sungguh terlalu. Di saat banyak orang tertidur, terbuai dalam mimpi-mimpi rezim Nurdin Halid, orang yang berusaha mendobrak tradisi buruk era Nurdin sekarang justru dimusuhi oleh masyarakat luas dan dijadikan sebagai musuh bersama seperti seorang teroris, dan selalu dikaitkan dengan yang namanya sanksi. Ya, sanksi. Sebuah pernyataan tanpa data yang asal njeplak. Mengapa saya katakan seperti itu? Sebab, tuduhan sanksi itu bagi saya sama sekali tidak mendasar karena tidak ada sama sekali pasal Statuta FIFA maupun Electoral Code FIFA yang dilanggar Indonesia.


Sebenarnya, masalah sanksi itu masalah lobi saja. Di tahun 2007, sewaktu Nurdin Halid menjabat dari balik jeruji besi, seharusnya Indonesia terkena sanksi. Tetapi karena lobi-lobi yang kuat dari antek-antek Nurdin, terutama Komplotan Statusquo, sanksi itu tidak terjadi. Bahkan kemarin sewaktu Pemerintah melalui Menegporaa ikut mengintervensi PSSI, seharusnya juga kan kita kena sanksi. Tapi nyatanya? Nol.


Skenario penggiringan opini publik inilah yang mengkhawatirkan adanya revolusi di sepakbola nasional. Kita tahu bersama, saat ini, media-media milik Komplotan Statusquo sedang gencar-gencarnya menghancurkan K78 dan selalu menebar teror dengan adanya sanksi FIFA. Padahal, jika toh memang kita disanksi FIFA, maka gugatan CAS (Komite Arbitrase Olahraga) akan masuk, menggugat FIFA sebesar 500 juta Euro per hari. Tentunya juga FIFA tidak bodoh sembarangan memberi sanksi untuk Indonesia karena benar-benar tak ada aturan yang dilanggar. Bahkan FIFA sendiri yang melanggar aturan tersebut dengan menolak pencalonan AP-GT tanpa dasar.


Jadi ingat sosok Gus Dur. Ketika saat-saat terakhir beliau menjadi presiden sebelum akhirnya lengser, banyak sekali penggiringan opini publik semacam ini sehingga rakyat pun tidak simpatik lagi, hingga akhirnya rakyat sadar pada akhir hayat Gus Dur.


Tentunya kita semua berharap, konflik dan skenario ini cepat ada jalan keluarnya. Namun, bagi saya, lebih baik kita menunggu. Wait and see dengan apa yang terjadi ke depan. Saya yakin, jika K78 tetap membela yang benar dengan aturan yang benar, revolusi PSSI akan terjadi, sehingga tidak ada lagi rakyat Indonesia yang melongo di depan televisi untuk menonton negara lain berlaga di Piala Dunia. Tidak ada lagi yang berteriak-teriak karena gajinya belum terpenuhi, dan tidak ada lagi yang harus berlarian di lapangan becek dan penuh lumpur hanya untuk mengejar kemenangan. Ya, semoga ! [vec]


Vecga
Kabar Bonek

bonek kecam kelompok 78

VIVAnews - Ancaman hukuman dari FIFA kepada PSSI membuat suporter klub-klub di Indonesia meradang. Sebab, ancaman ini jatuh setelah Kongres PSSI pada 20 Mei 2011 gagal menghasilkan keputusan.

Kongres justru dirusak oleh interupsi Kelompok 78 yang ngotot meneriakkan nama George Toisutta dan Arifin Panigoro sebagai calon ketua umum. Padahal, sudah jelas kedua nama ini dilarang ikut pencalonan oleh FIFA.

Bukannya mencari solusi nama calon lain, Kelompok 78 ini malah berbalik menuding FIFA diskriminatif. Meski diberi penjelasan berulang-ulang, kelompok yang mengaku sebagai mayoritas itu tidak juga paham dan membuat Kongres menjadi ricuh.
Agum Gumelar sebagai pemimpin sidang dan ketua Komite Normalisasi akhirnya membubarkan Kongres setelah lebih dulu meminta maaf pada rakyat Indonesia.

"Ricuhnya Kongres PSSI di Jakarta dipicu masalah sepele. Pertama, Kongres PSSI itu sudah tersusupi banyak kepentingan, termasuk kepentingan politik," ujar Hari Santosa sebagai anggota Bonekmania --pendukung Persebaya Surabaya.

"Kedua, munculnya 'Kelompok 78' menurut saya ada yang menggerakkan. Mereka, dengan skenarionya sengaja digerakkan untuk membuat kegaduhan dengan mempersoalkan kinerja Komisi Banding. Ini yang sangat tidak relevan. Urusan Komisi banding itu sudah selesai," tambahnya.

Hari menambahkan, sebenarnya Kelompok 78 ini memang 'mendapat tugas' menggolkan nama-nama calon lain untuk ikut maju di pemilihan ketua. "Tugas mereka sebagai 'boneka', selanjutnya jika calon mereka terpilih, dapat dipastikan mereka akan mengundurkan diri kemudian," kata Hari.

Selain dari Bonekmania, kecaman suporter juga mengalir dari Kelompok suporter Semen Padang (The Kmer's), pendukung Persib Bandung (Viking), dan dari mantan Anggota Komite Normalisasi, FX Hadi Rudyatmo. (art)

persebaya tempo doeloe ( 1983 )

Persebaya Vs Arsenal 2-0 (1983)

Dulu, tim nasional PSSI sering kebanjiran tamu hebat. Mulai dari Dinamo Moskow dengan Vladimir Bubukin-nya, Santos dengan Pele-nya, tim nasional Uruguay, PSV Eindhoven atau Feyenoord. Dua klub Inggris Stoke City dan Queen’s Park Rangers, Brno (Ceko), Kristiansand (Norwegia), Ebsbjerg (Denmark) juga pernah datang.
Ketika di bulan Juni 1983, Arsenal melawat ke Indonesia. Reputasi klub elite London kala itu belum senyaring sekarang. Di Inggris saat itu adalah eranya Liverpool, Nottingham Forest atau Aston Villa, yang salah satu bintangnya kini menjadi pelatih nasional Indonesia.
Siapa lagi kalau bukan Peter Withe. Gol tunggalnya ke gawang Bayern Muenchen mengantarkan klub asal Birmingham meraih trofi Piala Champion 1981/82.
The Gunners, datang dengan diperkuat kiper legendaris Pat Jennings, dua pemain nasional Inggris Kenny Sansom, dan Graham Rix serta si legenda hidup David O’Leary, datang ke negeri khatulistiwa dengan tujuan utama berlibur ke Bali.
Mereka menang 3-0 atas PSMS Plus di Medan, 5-0 atas PSSI Selection di Senayan, namun yang terjadi kemudian, tepatnya pada 17 Juni 1983 saat lawan juara Galatama, Niac Mitra di Surabaya, sungguh membelalakkan mata. Arsenal kalah 0-2! Ini jauh lebih hebat dari Marzuki Nyak Mad cs. saat menahan PSV dengan Eric Gerets dan Ruud Gullit-nya 3-3 di Senayan.
Menurut Kompas waktu itu, banyak yang mencibir kekalahan Arsenal sengaja dibuat. Salah satunya lantaran mainnya jam 2 siang! Atau diusirnya Alan Sunderland oleh wasit Ruslan Hatta. Publik Stadion 10 Nopember menyebut dua pemain Singapura, kiper David Lee dan Fandi Ahmad, sebagai pahlawan kota pahlawan.
Fandi, yang usai membela Niac Mitra ditransfer ke Groningen, membuat gol di menit 37, sebelum ditutup Joko Malis di menit 85. Jangan kan Persija yang kalah dari Persebaya di partai pamungkas Liga Indonesia belum lama ini, Inggris saja selalu menderita di Surabaya. November 1945, komandan perang Brigjen Mallaby tewas terbunuh oleh para pejuang dalam “Battle of Soerabaia”. Lalu Juni 1983 giliran Arsenal yang dibekap Niac Mitra.
Kalau begitu ada baiknya, PSSI menetapkan saja Stadion 10 Nopember sebagai “Wembley-nya” tim nasional untuk partai internasional.
Data dan fakta :
Niac Mitra VS Arsenal (2:0)
tanggal : 16 Juni 1983
Stadion 10 November, Surabaya
pencetak gol: Fandi Ahmad 37, Joko Malis 85
Susunan Pemain:
Niac Mitra : David Lee, Budi Aswin, Wayan Diana, Tommy Latuperissa, Yudi Suryata, Rudy Kelces, Rae Bawa/Yusul Male, Joko Malis, Hamid Asnan/Syamsul Arifin, Fandi Ahmad, Dullah Rahim/Yance Lilipaly
Arsenal : Pat Jennings, Colin Hill/Stewart Robson, David O’Leary, Chris Whyte/Lee Chapman, Kenny Samson, Brian Talbot, Alan Sunderland, Paul Davis, Brian McDermott, Raphael Meade/Terry Lee, Graham Rix
Berikut foto-fotonya
38582156066490484114818 Sejarah Manis Sepakbola Indonesia, Klub Lokal Mengalahkan Arsenal 2 0
39219156066522484914818 Sejarah Manis Sepakbola Indonesia, Klub Lokal Mengalahkan Arsenal 2 0
39734156066646488014818 Sejarah Manis Sepakbola Indonesia, Klub Lokal Mengalahkan Arsenal 2 0
40251156066578486314818 Sejarah Manis Sepakbola Indonesia, Klub Lokal Mengalahkan Arsenal 2 0
40521156066554485714818 Sejarah Manis Sepakbola Indonesia, Klub Lokal Mengalahkan Arsenal 2 0
41359156066166476014818 Sejarah Manis Sepakbola Indonesia, Klub Lokal Mengalahkan Arsenal 2 0

Minggu, 22 Mei 2011

Mantap!! Persebaya 1927 Campione d'Inferno LPI



 
Minggu, 22 Mei 2011 17:03:59 WIB
Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) - Hasil imbang 0-0 atas Batavia Union cukup mengantarkan Persebaya 1927 sebagai Campione d'Inferno Liga Primer Indonesia (LPI). Sebab pada saat yang bersamaan, runner up Persema Malang ditahan imbang Persibo Bojonegoro dengan skor 1-1.

Babak kedua baru tiga menit dimulai, Persebaya 1927 harus kehilangan kiper utama mereka, Endra Prasetya karena cedera. Pelatih Aji Santoso pun memasukkan kiper cadangan, Afrianto. Nampaknya Endra mengalami cedera di engkelnya.

Tak puas dengan daya serang timnya, pelatih Aji Santoso memasukkan gelandang Jusmadi untuk menggantikan sayap kiri yang memiliki naluri gol cukup apik, Arif Ariyanto. Sepanjang babak pertama hingga awal babak kedua, pemain bernomor punggung 7 ini terlihat kurang maksimal.

Meski sudah memasukkan Jusmadi, Persebaya 1927 masih kesulitan untuk mencetak gol. Justru Batavia mengambil alih serangan dan menciptakan beberapa peluang. Beruntung berhasil digagalkan pemain bertahan Persebaya 1927

Masuk menit ke-70, Batavia mendapat dua kesempatan lewat tendangan sudut. Tapi belum berbuah gol. Hingga menit ke-75 babak kedua, mereka masih bermain imbang 0-0. Pertandingan semakin panas. Nico Susanto mencoba melakukan penetrasi, tapi gagal. Selang beberapa saat giliran Jusmadi yang mencoba peruntungan. Tapi belum juga terjadi gol untuk Persebaya 1927.

Pertandingan menyisakan 10 menit, kedua tim mulai mengurangi tempo permainan. Masuk menit akhir babak kedua, Jusmadi kembali menebar peluang, tapi masih gagal. Meski wasit sudah memberikan tambahan waktu selama tiga menit, pertandingan berakhir dengan skor imbang 0-0.

Hasil imbang 0-0 cukup bagi Persebaya 1927 memastikan diri sebagai juara paruh musim atau Campione d'Inferno LPI. Karena disaat yang bersamaan, tuan rumah Persema Malang juga bermain imbang 1-1 atas tamunya, Persibo Bojonegoro. [sya/but]

Jumat, 20 Mei 2011

Kapolres Bandung Tolak Permohonan Izin Batavia United vs Persebaya

SOREANG, (PRLM).- Kepala Kepolisian Resor Bandung, Ajun Komisaris Besar Sony Sonjaya menolak permohonan izin keramaian yang diajukan pengurus Liga Primer Indonesia (LPI) untuk menggelar pertandingan antara Batavia United melawan Persebaya 1928 di Stadion Si Jalak Harupat, pada Minggu (22/5) malam. Sony menilai, izin keramaian dilakukan setidaknya paling lambat tujuh hari sebelum pertandingan, bukan dua hari sebelum laga digelar.
"Saya tolak karena izinnya mepet, masa mau main hari Minggu, minta izinnya baru sekarang (Jumat- red.). Bagaimana menyiapkan pengamanan pertandingan sepak bola yang cukup rawan seperti itu dengan waktu cuma dua hari. Ditambah lagi pada hari yang sama digelar juga pertandingan LPI lainnya yakni Bandung FC melawan Semarang United," kata Sony kepada wartawan di ruang kerjanya, di Mapolres Bandung, Jumat (20/5).
Dengan penolakan ini berarti ribuan bonek, atau pendukung Persebaya batal menyerbu Bandung. Pengurus LPI pada Jumat (20/5) siang, menemui Kapolres Bandung untuk mengajukan permohonan pengamanan laga tersebut. Namun Sony dengan tegas menolaknya. “ Apalagi pada hari Minggu (22/5) pukul 15.30 akan digelar laga LPI antara Bandung FC vs Semarang United,” tambahnya.
Sony mengungkapkan, tidak mudah mengamankan dua pertandingan dalam satu hari. Setelah laga pertama, terus dilanjutkan laga kedua, jelas akan menguras stamina anggota kepolisian yang nantinya akan berjaga-jaga. “Ini rawan terjadi gesekan. Untuk laga Bandung FC vs Semarang United izinnya sudah lama, jadi sudah kami izinkan," ujar Sony.
Sony mengatakan, pihaknya tidak merekomendasikan laga Batavia United vs Persebaya 1928 semata-mata karena dpertimbangan keamanan. Apalagi berdasarkan pengalaman untuk mengamankan laga Persebaya butuh perhatian ekstra.
Sonny menambahkan, pada laga nanti antara Bandung FC melawan Semarang, pihaknya akan menurukan personil kepolisian sebanyak dua kompi atau sekitar 140 personel dengan prediksi supporter 600-700 penonton.
“Namun, untuk pertandingan Batavia United melawan Persebaya 1928 pastinya supporternya lebih dari itu dengan pendukugnya dari Bonex. Bupati Bandung Dadang Nasser saja tidak mengizinkan karena kita juga belum mengeluarkan izin untuk LSI ini,''tuturnya. (A-194/A-88) ***

Kamis, 19 Mei 2011

Aji Bantah Permainan Juara

OLAHRAGA - LIGA INDONESIA
Kamis, 19 Mei 2011 , 08:01:00

Pemain Persebaya 1927 selebrasi. Foto: Dok.JPNN
SURABAYA - Persebaya 1927 menunjukkan kualitasnya sebagai tim mapan hingga putaran pertama Lipa Primer Indonesia (LPI) menyisakan satu laga lagi. Tapi, justru kondisi itu menunjukkan sinyal-sinyal adanya pengaturan gelar juara pada tahun perdana kompetisi yang bukan milik PSSI tersebut.

Indikasi itu ditunjukkan dengan kemudahan-kemudahan yang didapatkan Persebaya 1927. Simak saja, Persebaya yang seharusnya melakoni laga away justru tampil di kandang. Tak hanya sekali, kondisi itu terjadi saat Solo FC menjamu Andik Vermansyah dkk di Gelora 10 Nopember pada Minggu (15/5) lalu.

Laga penutup kontra Batavia Union yang menjadi laga krusial bagi Persebaya nampaknya juga akan lebih mudah. Persebaya 1927 kembali dijamu tim besutan pelatih Spanyol Roberto Bianchi tersebut di Gelora 10 November pada Minggu (22/5) nanti. Saat ini, Persebaya 1927 menjadi pemuncak klasemen dengan nilai 39 dan agregat gol 29 gol.

Tak hanya itu, kesalahan-kesalahan suporter dan tindakan yang masuk ke komisi disiplin seolah menguap. Persebaya 1927 menjadi tim yang tak tersentuh hukum.

Namun Aji Santoso, pelatih Persebaya 1927, menampik rumor tersebut. "Jika benar ada skenario menyetting gelar juara saya akan menjadi orang pertama yang protes," kata Aji di sela-sela latihan kemarin (18/5).

Tuduhan itu, lanjut dia, sama sekali tak mendasar. Kenyataan adanya pertandingan away yang dihelat di Gelora 10 Nopember bukanlah keinginan manajemen Persebaya atau jajaran tim. "Itu murni karena persoalan ijin," kata pria kelahiran Malang tersebut. Lagipula, Aji melihat adanya sisi positif jika laga dihelat di Surabaya. Sebab pengelola pertandingan tetap panpel Batavia Union. Artinya keuntungan dari tiket adalah milik Batavia Union.

Lagipula, materi pemain yang dimiliki Persebaya saat ini cukup bagus dan memang layak menjadi pemuncak klasemen. "Jangan suudzon. Saya percaya kemampuan tim," tegas pelatih yang menukangi tim PON Jatim edisi ke-17 itu. Dengan modal materi pemain itu, Aji tak perlu khawatir tampil di manapun.

Di kandang sendiri atau home base tim lawan. Nyatanya pertandingan kontra Persema Malang yang juga termasuk tim mapan di LPI, anak didiknya biosa menuai kemenangan telak. Saat ini Persema mengikuti di urutan kedua dengan nilai sama namun agregat gol yang lebih rendah. Persema mencetak gol 34 dan kebobolan 14 gol. (vem)

jelang laga persebaya 1927 vs batavia union

Persebaya Siap Tanding Dimanapun
Kamis, 19 Mei 2011 08:13:55 WIB
Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) - Belum jelasnya lokasi pertandingan Batavia Union kontra Persebaya 1927 tak membuat pelatih Aji Santoso gusar. Aji menegaskan, timnya siap bermain kapan saja dan dimana saja. Namun tidak demikian dengan manajemen Persebaya.

Aji mengatakan, sejak awal dia tidak mempermasalahkan tempat pertandingan, apakah di Surabaya, Jakarta atau kota lainnya. "Yang jelas bagi saya tidak ada masalah. Mau di Surabaya atau luar Surabaya, semua  tidak masalah," ucap Aji.

Hingga saat ini, pihak LPI belum mengambil keputusan lokasi digelarnya laga krusial itu. Saat ini ada dua wacana yang berkembang. Jubir Liga Primer Indonesia, Abi Hasantoso menyebut laga itu dilangsungkan di Jakarta, atau kota-kota penunjangnya, seperti Bekasi atau Bogor.

Sementara dari pihak panpel, humas Ram Surahman menyebut, laga itu akan dilangsungkan di Surabaya. Apalagi LPI sudah mengirimkan pertanggal 16 Mei, yang isinya menyebut pertandingan digelar di Surabaya.

Jadwal yang tidak pasti ini membuat manajemen tidak bisa tidur nyenyak. Bendahara, Hendri Suharianto mengungkapkan, cost yang akan dikeluarkan lebih banyak bila tak segera memesan hotel dan tiket pesawat.

Untuk hotel, biasanya Persebaya sudah memesan satu minggu sebelum laga, dengan uang panjar kurang lebih Rp 5 juta. Tapi karena belum ada kepastian, ia khawatir pihak hotel meminta Persebaya membayar lunas sewa hotel. "Apalagi pertandingannya week end," kata Hendri.

Tak hanya hotel, reservasi tiket pesawat juga bermasalah. Bila jadi di Jakarta, bisa dipastikan harga akan disesuaikan dengan tarif week end. "Jadi kalau pesan sekarang atau besok, belum tentu dapat. Kalau dapat belum tentu harganya murah," llanjut Hendri.[sya]

Selasa, 17 Mei 2011

lawan batavia union kemungkinan bermain di surabaya

 OLAHRAGA - LIGA INDONESIA
Selasa, 17 Mei 2011 , 06:18:00

Pemain Persebaya 1927 saat selebrasi. Foto: Dok.JPNN
SURABAYA - Peluang Persebaya 1927 merengkuh juara paro musim pertama Liga Primer Indonesia (LPI) kian besar. Terbuka kemungkinan bagi tim berjuluk Green Force itu kembali melakoni laga away di Surabaya melawan Batavia Union. Tapi sampai kemarin, kabar tersebut masih simpang siur.

CEO Batavia Union Yon Moeis menyatakan bahwa pihaknya sudah membulatkan rencana memindahkan pertandingan kandang dari Jakarta ke Surabaya. "Persoalannya memang kami kedulitan mendapatkan stadion," kata Yon kemarin (16/5).

Untuk memuluskan rencana pertandingan kandang di Surabaya, Yon mengatakan bahwa dirinya sudah berkomunikasi dengan pihak LPI Pusat, atau pihak Persebaya 1927. bahkan, Yon menyebut tak ada persoalan terkait perijinan di Surabaya. "Sudah beberapa hari lalu kami kirimkan surat pada LPI maupun Persebaya 1927, dan tidak masalah," tuturnya.

Namun, hal ini bertolak belakang dengan ungkapan Abi Hasantoso jubir LPI. Dia menyatakan bahwa pertandingan Batavia melawan Persebaya diselenggarakan di Jakarta. "Saya baru bertemu dengan bagian kompetisi dan tidak ada perubahan. Pertandingan tetap di Jakarta," papar Abi.

Menurutnya, tidak ada persoalan perijinan keamanan di Jakarta. Termasuk, pertandingan Jakarta 1928 melawan Bandung FC (15/5) lalu, juga disebutkannya bukan lantaran ijin keamanan. Menurut Abi, pemindahan laga itu dilatar belakangi oleh keinginan kepala daerah setempat.

LPI menetapkan pertandingan di Jakarta juga didasari oleh LPI juga memperhaitikan tim-tim lain. LPI tak ingin tak ingin klub lain protes lantaran pemindahan laga selalu menguntungkan Persebaya.

Jika Persebaya jadi melakoni laga away melawan Batavia Union di Surabaya, itu akan menjadi pertandingan tandang kedua John Tarkpor dkk di Kota Pahlawan. Karena sebelumnya, tim asuhan Aji Santoso tersebut dijamu Solo FC (9/5) lalu. Meski berstatus tim tamu, bermain di Surabaya tak ubahnya berlaga di kandang sendiri bagi Persebaya.

Dengan dukungan puluhan ribu suporternya, target memenangi pertandingan terakhir putaran pertama bisa lebih mudah dicapai. Dari 17 pertandingan yang telah dilakoni, Persebaya hampir selalu menang saat bermain di Surabaya. Kecuali ditahan imbang Cendrawasih Papua 0-0 (27/2) lalu, tim mereka selalu memenangkan pertandingan di Gelora 10 Nopember.

Saat berlaga di luar Surabaya pun, mereka sebenarnya sempat membukukan beberapa kemenangan. Hanya, prosentase kemenangan di luar Surabaya tidak lebih besar dengan kemenangan di markas. Persebaya pernah dikalahkan Bali Devata 1-2 (20/2) di Gianyar, serta digebuk PSM Makassar 0-4 di Makassar. (uan)
      
Rekor Pertandingan Persebaya
Home: 7 menang    1 seri    0 kalah
Away: 5 menang    2 seri     2 kalah
Total: 12 menang    3 seri    2 kalah

Senin, 16 Mei 2011

berantas calo tiket !!!!


<a href='http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=aca95ca9&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img src='http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=159&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=aca95ca9' border='0' alt='' /></a>
Surabaya - Suporter Persebaya 1927 alias bonek harus merogoh kocek lebih dalam untuk melihat menonton Persebaya 1927 vs Persema Malang. Pasalnya, tiket pertandingan big macth ini telah ludes dikuasai calo, dan dijual lebih mahal.

Akibat tiket pertandingan laga lanjutan Liga Primer Indonesia (LPI) sudah berada di tangan calo, loket tiket resmi yang berada di sekitar Gelora 10 November pun saat ini terlihat kosong melompong.

"Nggak dapat tiket saya. Masak tiket ekonomi dijual Rp 40 ribu, normalnya kan Rp 20 ribu," kata Erik, bonek asal Banyuurip, kepada detiksurabaya.com di luar Stadion Gelora 10 November, Minggu (15/5/2011).

Karena Erik hanya membawa uang Rp 30 ribu, maka ia harus rela tidak menonton pertandingan di dalam stadion. Pria gemuk itu harus puas menonton aksi kesebelasan bajul ijo di layar lebar yang dipasang di luar stadion. "Meski bisa nonton, tapi tidak puas. Tidak seperti kalau nonton di dalam," tambah Erik.

Sama seperti Erik, Arman, salah satu bonek asal Rungkut juga tidak kebagian tiket pertandingan. Tetapi Arman tetap nekat membeli di calo demi melihat tim kesebelasannya bertanding. "Dari rumah saya bawa uang Rp 50 ribu. Harga tiketnya Rp 40 ribu. Sisanya buat jajan di dalam nanti," ujar Arman.

Erik dan Arman mengaku sudah datang ke stadion sejak pukul 10.00 WIB untuk membeli tiket. Tetapi saat datang, tiket khususnya ekonomi di loket resmi sudah habis. Dalam setiap pertandingan yang digelar, loket tiket biasanya memang dibuka pukul 10.00 WIB, tetapi untuk pertandingan pagi ini, loket tiket dibuka lebih awal, pukul 07.30. Dan dalam dua jam, tiket ekonomi sudah habis.

"Bukanya 07.30 WIB. Dua jam tiket ekonomi habis dan satu jam berikutnya tiket kelas utama menyusul habis," kata Wiwin, salah satu penjual tiket di loket resmi.

Di tangan Wiwin, kini hanya ada tiket kelas VIP yang hanya tersisa 7 lembar. Tiket untuk orang kaya tersebut berharga Rp 100 ribu per lembarnya. Bandingkan dengan tiket kelas utama yang seharga Rp 50 ribu dan tiket kelas ekonomi yang seharga Rp 20 ribu.

Tetapi di tangan calo, tiket VIP bisa berubah menjadi harga Rp 125 ribu, tiket utama jadi Rp 75 ribu dan tiket ekonomi jadi Rp 40 ribu bahkan Rp 45 ribu. Para calo sendiri semakin menaikkan harga bila pertandingan mendekati waktu bertanding.

"Jam 10.00 - 11.00 tadi, saya jual ekonomi Rp 25 - Rp 30 ribu. Kalau sekarang ya Rp 40 ribu, minta harga Rp 35 ribu saja saya tolak" kata salah seorang calo, Faiz.

Faiz mengaku jika awalnya tiket itu ia jual murah karena membeli langsung di loket. Tetapi saat ini tiket ia jual mahal karena sudah membeli di calo lain. "Di loket resmi saya dapat 10 lembar tiket ekonomi. Setelah habis, saya membeli di calo lain dengan harga Rp 30 - Rp 33 ribu. Kalau nggak saya jual Rp 40 ribu, saya nggak dapat untung," kata Faiz.

(bdh/bdh)

Persebaya 1927 Pukul Telak Persema Malang 4-0

SURABAYA--MICOM:Tuan rumah Persebaya 1927 mengalahkan pimpinan klasemen Persema Malang dengan skor telak 4-0 (3-0 di babak pertama), pada pertandingan Liga Primer Indonesia di Stadion Gelora 10 Nopember Tambaksari Surabaya, Jawa Timur, Minggu (15/5).

Kemenangan ini sekaligus membawa Persebaya menggusur Laskar Ken Arok dari puncak klasemen dengan nilai sama 39, tetapi Persebaya lebih unggul dalam selisih gol memasukkan dan kemasukan.

Tiga dari empat gol tercipta pada babak pertama, masing-masing melalui Otavio Dutra saat laga baru berjalan dua menit, Andrew Barisic menit ke-8 dan Nico Susanto menit ke-34.

Barisic kembali mencetak tambahan satu gol pada menit ke-65, setelah meneruskan umpan silang Nico Susanto.

Penyerang asal Australia secara keseluruhan telah membukukan delapan gol dan menjadi pemain paling subur di tim "Bajul Ijo".

"Sore ini saya gembira karena anak-anak bermain sangat luar biasa. Ciri khas permainan Persebaya dengan satu dua sentuhan dijalankan dengan baik," kata pelatih Persebaya 1927, Aji Santoso, usai pertandingan.

Pemain Persema langsung kelabakan dan kehilangan konsentrasi ketika tuan rumah mencetak gol cepat di menit ke-2.

Permainan Bima Sakti dan kawan-kawan sedikit kacau sehingga memudahkan pemain Persebaya terus melancarkan tekanan hingga lahirlah dua gol tambahan.

Persema sempat bangkit di awal babak kedua, tetapi sontekan Han Sang Min masih diselamatkan kiper Endra Prasetya, sementara tendangan keras Ngon Mamoun juga membentur mistar gawang.

"Hasil yang sangat mengecewakan buat kami. Permainan antarlini dari anak-anak terlalu lebar sehingga sangat mudah dimanfaatkan lawan," kata Pelatih Persema, Timo Scheunemann.

Ia mengakui gol cepat Persebaya membuyarkan konsentrasi dan menurunkan mental anak asuhnya.

"Kuncinya ada di gol pertama itu. Mental anak-anak sudah membaik di babak kedua, tetapi pertahanan Persebaya sangat rapat," tambahnya.

Susunan pemain:

- Persebaya 1927: Endra Prasetya (pg), Erol Iba, Khusnul Yuli/Johan Ibo, Otavio Dutra, Michael Chetkovski, Taufiq, John Tarkpor, Rendy Irawan, Arif Ariyanto/Andik Vermansyah, Nico Susanto/Jusmadi, Andrew Barisic.

- Persema: Sukasto Efendi (pg), Seme Patrick, Bendid Lang/Izak Ogawagai, Suroso, Kasan Sholeh, Bima Sakti, Ngon Mamoun/Jaya Teguh Angga, Kim Kurniawan, M Kamri/Syamsul Huda, Reza Mustofa, Han Sang Min. (Ant/OL-12)

Kamis, 12 Mei 2011

Pasoepati Gelar Aksi 'Matur Nuwun Bonek'



 
Rabu, 11 Mei 2011 16:55:17 WIB
Reporter : Oryza A. Wirawan


Solo (beritajatim.com) -  Sejumlah Pasoepati, suporter asal Solo, menggelar aksi simpatik, di lokasi patung obor, Manahan, Rabu (11/5/2011). Mereka menyatakan perdamaian Pasoepati-Bonek harus dipelihara.

Dalam aksi itu, suporter Pasoepati yang dipimpin sanga dedengkot Mayor Haristanto, membentangkan spanduk bercat semprot merah dengan tulisan: "Matur Nuwun Bonek." Salah satu peserta aksi mengenakan syal Bonek.

Sebelumnya, sehari menjelang keberangkatan Pasoepati ke Surabaya, Mayor juga mengoordinasi aksi damai. Spanduk yang tertulis saat itu berbeda: Kulo Nuwun Surabaya.

"Kami ingin cakrawala pemikiran masyarakat umum dan masyarakat Solo terbuka, bahwa Bonek tak seburuk yang kita bayangkan semula," kata Mayor kepada beritajatim.com via ponsel.

Mayor menyebut sambutan Bonek terhadap 300 orang Pasoepati di Surabaya, saat laga Solo FC melawan Persebaya 1927, luar biasa. Ini di luar dugaan mereka. Maklumlah, Bonek dan Pasoepati memang bermusuhan, menyusul bentrokan antara warga dengan Bonek di sekitar stasiun Solo saat Liga Super Indonesia beberapa waktu lalu.

"Kami sebenarnya was-was juga, apa betul janji perdamaian Bonek bisa dipercaya. Jangan-jangan kami terjebak masuk kandang buaya sebenarnya. Ternyata kami keliru. Bonek mengamankan kami sangat luar bisa, dan menganggap kami saudara kandung mereka yang lama tak berjumpa," kata Mayor.

Mayor berharap, momentum 'Perdamaian 9 Mei 2011' bisa menular kepada elemen Pasoepati lainnya. Ia mengakui, dalam menyikapi perdamaian dengan Bonek, Pasoepati terbelah. "Ini PR berat bagi kita semua," katanya. [wir]

Selasa, 10 Mei 2011

persebaya 1927 Siap Bantai Persema

Selasa, 10/05/2011 | 10:56 WIB

Tekuk Ksatria Pasopati 2-0 di lapangan rusak akibat konser musik

SURABAYA - Persebaya 1927 yakin mampu membungkam Persema Malang dalam lanjutan Liga Primer Indonesia (LPI) di Gelora 10 November, Minggu (15/5). Keyakinan ini datang, karena Persema dalam partai tandangnya itu tidak diperkuat striker andalannya, Irfan Bachdim yang terkena ganjaran kartu merah saat menjamu Semarang United pada 8 Mei lalu. Sehingga lajang peranakan Belanda itu diharamkan tampil dalam dua pertandingan.

“Tidak tampilnya Irfan akan kami manfaatkan semaksimal mungkin untuk merebut poin kemenangan. Tanpa Irfan kualitas dobrakan Persema ke jantung pertahanan lawan pasti terpengaruh. Kondisi ini akan kami manfaatkan untuk membantai mereka, seperti yang mereka lakukan pada mayoritas tim-tim tamu saat tampil di Gajayana,” kata pelatih Persebaya 1927, Aji Santoso saat dihubungi, Selasa (10/5).

Menurut dia, pertemuan tim asuhannya dengan Persema ini merupakan yang pertamakali di kompetisi LPI. Partai ini merupakan partai prestisius yang paling ditunggu oleh kedua tim dan penggila sepakbola se-Indonesia. Pemenang partai ini berpotensi menjadi paruh musim 2011.

Karena itu, indoktrin yang diturunkan Aji pada para pemain hanyalah satu. Memenangkan pertarungan ini dengan selisih skor berapa pun. “Bagi kami yang penting memenangkan pertarungan ini. Selisih skor berapa pun itu urusan di tengah lapangan,” ujar mantan bek kiri timnas ini.

Persiapan merebut kemenangan tersebut, dikatakan pria berusia 41 tahun ini, para pemain akan dimatangkan kualitas kerjasamanya antar lini, sehingga aliran bola dari kaki ke kaki dapat berlangsung mulus. Ini dilakukan lantaran saat menjamu Solo FC, Senin (8/5), kerjasama antarpemain terlihat kurang sempurna, baik dari segi kualitas tim juga individu pemain. Salah satunya pada teknik passing bola pada teman yang banyak kurang pas, sehingga sering dicuri pemain lawan.

“Saya janji saat tampil melayani Persema, permainan yang ditunjukkan pemain akan lebih hidup dan mampu membuat pasukan tengah dan belakang lawan kedodoran,” katanya.

Sedangkan untuk posisi pertahanan, diakui, tetap akan dipercayakan pada duet Oytavio Dutra dan Michael Cvetkovski di posisi centre back, sementara M Halil dan Khustul Yuli akan mengawal mereka sebagai win back. Pasukan belakang tidak perlu mengalami perubahan, tapi cukup dimatangkan intuisi bolanya agar bola lawan sudah tersapu sebelum masuk kotak penalti.



Lapangan Jembrot

Sedangkan dalam perjamuannya atas Solo FC sebagai “tuan rumah” pertempuran, Persebaya 1927 berhasil mengantongi poin kemenangan sempurna. Partai pindahan dari stadion Manahan, Solo, akibat tidak diijinkan Polresta Surakarta itu berakhir 2-0 untuk skuad Bajul Ijo. Dua gol tersebut hasil buah kaki Nico Susanto di menit ke-43 dan Taufiq di menit ke-72.

Sejak awal pertempuran di lapangan yang rusak berat akibat konser pada Sabtu (7/5) malam itu, skuad polesan Aji Santoso sudah melakukan gebrakan ke jantung pertahanan lawan. Sampai 30 menit awal, Andik Vermansyah dkk terlihat kesulitan menjebol pertahanan Ksatria Pasopati yang dipandegani Slamet Widodo dan kapten tim Asep Winarso.

Memasuki menit ke-40, skuad Bajul Ijo mulai mampu membaca kelemahan pertahanan Solo FC. Tak pelak lagi, berawal dari tendangan penjuru John Tarkpor pada menit ke-43, maka Nico Susanto dengan heading yang cantik berhasil menggoyang jawa gawang Solo FC yang dikawal Alexander Vrteski.

Sukses itu kian memotivasi permainan para ksatria Persebaya dengan sodokan-sodokan yang menggetarkan pasukan tengah dan pertahanan lawan. Dan, rentetan serangan itu akhirnya berhasil pada menit ke-72. Si Bogel Taufiq dengan cantiknya melepaskan sebuah tendangan jarak jauh di luar kotak penalti. Bola maut itu menusuk jala gawang di sebelah kanan Vrteski. Kedudukan 2-0 itu bertahan hingga akhir pertandingan.

Pelatih Solo FC Branko Babic mengatakan, timnya tidak tampil dengan skuad terbaiknya. Beberapa pemain inti tidak bisa turun akibat cidera. Juga, ikut seleksi pelatnas. Branko juga mengatakan, masalah krusial yang dialami Asep Winarso dkk adalah kurang menikmati permainan.



“Itu problem yang kami hadapi, sehingga permainan kami kurang maksimal. Bermain sepakbola yang baik adalah pemain harus bisa menikmati permainan di lapangan. Tapi anak-anak tidak menikmati permainan,” kata dia.

Sedangkan Aji Santoso mengatakan, di atas lapangan sebenarnya pertandingan berjalan imbang. Aji mengakui permainan Solo FC lebih baik dibandingkan saat bermain di Semarang.

Namun dalam partai itu, para pemain persebaya 1927 tampil tidak sesuai kualitas standar tim. Menurut dia, selain akibat cuaca Surabaya yang terlalu panas. Demikian pula akibat buruknya kondisi lapangan. “Di babak pertama anak-anak terlambat panas, karena pengaruh cuaca panas. Selain itu lapangan jelek usai dibuat konser yang sangat mempengaruhi aliran bola,” katanya.

Dengan kemenangan ini, maka peringkat Persebaya 1927 di klasemen sementara tetap bertahan di posisi kedua. Poin yang dibukukan selisih tiga poin dengan Persema yang berada di puncak, sementara Solo FC juga tetap di posisi 14 dengan koleksi angka 16 poin. m6

Presiden Pasoepati: Sambutan Bonek Mengharukan



 
Senin, 09 Mei 2011 15:20:58 WIB
Reporter : Oryza A. Wirawan

Surabaya (beritajatim.com) - Presiden Pasoepati Bimo Putranto menyebut sambutan Bonek untuk suporter Solo yang datang ke Surabaya luar biasa. Perdamaian dua suporter yang sempat bermusuhan di depan mata.

Ratusan Pasoepati tiba di Stasiun Gubeng, Senin (9/5/2011) dini hari. Mereka hendak menyaksikan laga lanjutan Liga Primer Indonesia antara Solo FC melawan Persebaya 1927. Selain itu, kedatangan mereka untuk menjajaki upaya perdamaian dengan Bonek. Ini kedatangan kedua Pasoepati ke Surabaya sejak tahun 2000 silam.

"Yang jelas kita menginginkan perdamaian. Kita berterima kasih atas segala sambutan kepada kami. Cukup meriah, sampai-sampai teman-teman terharu, saking senangnya," kata Bimo.

Bimo memuji Bonek. "Kita terheran-heran Bonek sudah banyak perubahan dalam hal membina hubungan dengan suporter lain," katanya. Pasoepati akan menyematkan syal kepada perwakilan Bonek nantinya sebagai tanda persahabatan.

Kendati 'cinta lama bersemi kembali', perdamaian harus terus diupayakan. Bimo mengakui, belum semua Pasoepati menerima perdamaian tersebut. Dalam rapat pun ada yang tak setuju berdamai dengan Bonek. Namun akhirnya disepakati semua pihak untuk saling menghormati. "Yang mau berangkat ke Surabaya juga tak akan memaksa yang tak mau untuk berangkat," katanya.

Jika nanti ternyata putaran kedua Liga Primer Indonesia giliran Solo FC menjadi tuan rumah, Pasoepati siap menjamu Bonek. Ia akan meminta panitia pelaksana untuk memberikan kuota kepada Bonek. "Kami akan suarakan bahwa perdamaian lebih penting, persahabatan jauh lebih penting bina silaturahmi," kata Bimo. [wir]
Foto: Dirijen Bonek Hamin Gimbal bersama Pasoepati sebelum pertandingan Persebaya 1927 versus Solo FC di Tambaksari (Kabar Bonek)

Lawan Persebaya, Persema Dipastikan Tanpa Irfan

Bola.net - Sebuah kerugian besar dirasakan Persema Malang. Meski sukses mengamankan tiga poin penuh kala menjamu Semarang United, tim berjuluk Laskar Ken Arok ini harus kehilangan pemain andalan mereka, Irfan Bachdim.

Pemain kelahiran Amsterdam, 11 Agustus 1988 ini harus meninggalkan lapangan, setelah menerima kartu merah dari wasit Markus Wagner di menit ke-66 laga tersebut. Hal ini menyusul pelanggaran keras Irfan pada gelandang Semarang United, Amancio Fortes.

"Saya menyesal telah melakukan kesalahan yang merugikan tim. Saya sangat sedih," ungkap Irfan dalam konferensi pers seusai laga.

Kesedihan Irfan semakin bertambah karena dia dipastikan harus absen dalam laga melawan Persebaya 1927, pekan depan. "Namun, saya rasa, Persema merupakan tim yang solid. Meski saya tidak bisa main, saya yakin, tim bakal masih bisa bermain dengan bagus," lanjut Irfan.

Sementara itu, menanggapi keputusan-keputusan wasit dalam laga tersebut, pelatih Persema, Timo Scheunemann mengaku legawa. Pemegang Lisensi A UEFA itu menyatakan bisa mengerti keputusan wasit yang mengartu merah Irfan.

"Saya ambil positifnya saja. Wasit dari Eropa memiliki kecenderungan untuk bersikap tegas. Semua ini untuk melindungi pemain," ujar Timo.

Lebih lanjut, pelatih berpaspor Jerman ini menyatakan bahwa dengan absennya Irfan, dalam laga melawan Persebaya pekan depan, satu posisi di lini depan menjadi milik Reza Mustofa. Hal ini disebabkan pemain kelahiran Lumajang ini mampu tampil memikat dalam pertandingan melawan Semarang United ini. (den/fjr)

Senin, 09 Mei 2011

CLBK, Pasoepati Bakal Abang-Ijo-kan Tambaksari



Senin, 09 Mei 2011 06:12:26 WIB
Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) - Sekitar 1000 Pasoepati, julukan suporter Solo FC akan datang ke Surabaya. Mereka berangkat, Minggu (8/5/2011) malam pukul 22.00 dengan menggunakan KA Gaya Baru dari stasiun Jebres.

Kepastian keberangkatan Pasoepati untuk menyaksilan laga Solo FC lawan Persebaya 1927, Senin (9/5/2011) disampaikan salah seorang koordinator Bonek, Sinyo Devara. "Sekitar 1000 Pasoepati sudah berangkat tadi malam," kata Sinyo. Pada lawatannya kali ini, Pasoepati mengambil tema 'Tour Pasoepati de Surabaya'.

Berdasarkan infor dari situs Pasoepati.net, sebanyak 12 gerbong kereta berangkat dari stasiun Jebres. Selain itu, tur ke Surabaya tak hanya mendapat apresiasi dari Pasoepati dari Solo saja. Melainkan hadir pula wakil dari ukoharjo, Boyolali, Karanganyar, Sragen, Wonogiri, Klaten, bahkan Semarang.

Dalam 12 gerbong itu, tersisip satu gerbong yang berisi rombongan Bonek dari wilayah Jogjakarta dan Jawa Tengah (Jateng). Karena penuhnya gerbong, banyak Pasoepati yang bediri di lorong-lorong gerbong serta didekat pintu. Namun hal itu tak menyurutkan semangat perdamaian yang mereka usung.

Kabarnya, kedatangan ke Surabaya juga dihadiri Presiden Pasoepati, Bimo Putranto. Kedatangan Pasoepati ke Surabaya adalah untuk pertama kalinya setelah sempat renggang selama bertahun-tahun. Ibarat cinta, kedua suporter, yakni Bonek dan Pasoepati terlibat Cinta Lama Bersemi Kembali alias CLBK.

"Intinya kami siap menyambut saudara kita Pasoepati. Selamat datang di Kota Surabaya. Mari bersama dukung tim kita secara sportif," ucap Sinyo.[sya]

300 Pasoepati Datang, Bonek Berdendang



 
Senin, 09 Mei 2011 07:55:25 WIB
Reporter : Oryza A. Wirawan

Surabaya (beritajatim.com) - Sekitar 300 orang Pasoepati, suporter asal Solo, sudah tiba di Surabaya, Senin (9/5/2011) dini hari. Mereka disambut ratusan orang Bonek di Stasiun Gubeng.

Para suporter beratribut merah ini tiba dengan menggunakan Kereta Api Gaya Baru Malam. Begitu kereta memasuki stasiun Gubeng, nyanyian dari para Bonek langsung menggema untuk menyambut mereka.

"Bonek-Solo kita saudara. Bonek-Solo kita saudara. Provokator dibunuh saja," demikian lagu dari para Bonek yang membahana tak henti-henti.

Mereka langsung diantarkan ke Markas Besar Yayasan Suporter Surabaya di Simpang Dukuh untuk beristirahat. Nanti sore mereka akan berangkat ke Stadion Gelora 10 Nopember untuk menyaksikan laga Solo FC melawan Persebaya.

Solo FC melawan Persebaya 1927 sebenarnya dijadwalkan digelar di Stadion Manahan, Solo. Namun aparat kepolisian Jawa Tengah menolak penyelenggaraan di sana, karena khawatir terjadi aksi keributan antara Bonek dengan Pasoepati. Dua kelompok suporter ini memang tak akur. Pertandingan lantas dipindahkan ke Surabaya. [wir]

Minggu, 08 Mei 2011

Pasoepati ke Surabaya: Jembatan Pemersatu Bangsa



 
Minggu, 08 Mei 2011 09:04:22 WIB
Reporter : Oryza A. Wirawan

Surabaya (beritajatim.com) - Pertandingan Solo FC melawan Persebaya 1927 baru digelar Senin (9/5/2011), di Stadion Gelora 10 Nopember. Namun perwakilan Ultras Pasoepati sudah berada di Surabaya sejak Sabtu malam.

"Enam orang ini naik mobil pribadi," kata Gomez, salah satu Bonek.

Iwan Samudra, Ketua Ultras Pasoepati, menjelaskan, pihaknya datang untuk membuka komunikasi lebih dulu dengan Bonek. Maklumlah, ini kunjungan Pasoepati ke Surabaya pertama sejak tahun 2000. Hubungan kedua kelompok suporter sempat memanas.

"Soal tur, kami belum tahu berapa yang akan datang ke Surabaya. Tergantung DPP (Dewan Pimpinan Pusat) Pasoepati. Tapi melihat gelagatnya akan banyak, karena banyak yang ingin berangkat," kata Iwan.

Pasoepati menyambut antusias perdamaian dengan Bonek. Banyak yang mendukung perdamaian ini, kendati ada pula yang tak suka. "Kami berpikir positif saja. Kami berikan sosialisasi di Solo, bahwa suporter sepakbola adalah jembatan pemersatu bangsa," kata Iwan.

Pasoepati sejak lama menekankan diri sebagai kelompok suporter yang menampik jauh-jauh kerusuhan dan tak mau menebar kebencian. Revolusi sepakbola Indonesia berawal dari revolusi di tubuh suporter Indonesia.

Lagipula, kedua pihak tak pernah memiliki sejarah permusuhan dalam urusan sepakbola. Bahkan, tahun 2000, Pasoepati pernah memerahkan Gelora 10 November saat mendukung Pelita Solo FC melawan Persebaya.
Berdasarkan rilis resmi di website pasoepati.net, DPP Pasoepati melalui Departemen Luar Negeri resmi membuka pendaftaran tur. Tur yang diberi tajuk “Tour Pasoepati de Surabaya” ini juga akan dijadikan momentum perdamaian antara Pasoepati dengan Bonek yang beberapa waktu yang lalu sempat memanas.
Pasoepati yang berencana berangkat ke Surabaya harus terdaftar dalam tur resmi agar memudahkan koordinasi, dan menghindari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Pasoepati dilarang berangkat ke Surabaya menggunakan kendaraan pribadi. Semua harus terkoordinir oleh DPP dan berangkat bersama-sama menggunakan Kereta Api. Pasoepati yang berencana berangkat ke Surabaya dilarang memakai atribut selain merah kebesaran Pasoepati. [wir]
Foto: pasoepati.net

Sabtu, 07 Mei 2011

Panpel Siapkan 27 Ribu Lembar Tiket

Pertandingan Persebaya 1927-Solo FC


suarasurabaya.net| Panitia pelaksana (Panpel) pertandingan Persebaya menyatakan siap menggelar partai Persebaya 1927 melawan Solo FC di lanjutan Liga Primer Indonesia (LPI) pada Senin (09/05) mendatang.

Untuk pertandingan ini, Panpel tetap akan menyedikan 27.000 lembar tiket bagi suporter. Rinciannya, 20 ribu kelas ekonomi, 5 ribu untuk suporter elemen, 150 utama sementara VIP 500 lembar.

RAM SURAHMAN Media Officer Persebaya 1927 pada BUDI reporter Suara Surabaya, Sabtu (07/05), mengatakan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, Panpel juga akan melibatkan 1500 personel keamanan.

RAM mengatakan untuk pertandingan 9 Mei mendatang ini, Panpel Persebaya juga akan memberikan kuota tiket untuk suporter tim tamu Solo FC , Pasopati. Sampai sekarang tawaran Panpel memang masih belum ada jawaban. Tapi Panpel tetap terbuka untuk menyambut kedatangan mereka karena selama ini gesekan antara suporter Solo FC dan Persebaya sudah tidak ada masalah.

Sementara tentang kesiapan tim sendiri, RAM mengatakan, Persebaya tetap optimis bisa meraih 3 poin penuh di kandang sendiri. Apalagi beberapa pemain pilarnya yang absen sudah bisa tampil termasuk kapten tim ERROL IBA dan penjaga gawang HENDRA PRASETYA.

Pertandingan antara Persebaya menjamu Solo FC di Stadion Tambaksari Surabaya, sebenarnya partai Home untuk Solo FC. Tapi pertandingan yang semula akan digelar di Stadion Manahan Solo ini terpaksa dialihkan ke Surabaya karena tidak mendapatkan ijin dari kepolisian setempat atas pertimbangan keamanan. (bud/tin)

Bonek Siap Sambut Pasoepati



 
Sabtu, 07 Mei 2011 10:13:51 WIB
Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) - Hubungan suporter Persebaya, Bonek dengan pendukung fanatik Solo FC, Pasoepati semakin harmonis. Pasalnya, Bonek siap menyambut sekaligus memberikan rasa aman pada laga, Senin (9/5/2011) besok lusa.

Salah seorang koordinator Bonek, Sinyo Devara kepada beritajatim.com menyampaikan, saat ini pihaknya tengah memfokuskan diri untuk menyambut laga yang digelar di Gelora 10 Nopember itu. Sekaligus juga mempersiapkan sambutan untuk suporter yang identik dengan warna merah itu.

"Kita sekarang lagi fokus pada Pasoepati. Pasopati pasti hadir,untuk jumlah masih belum ada kepastian," ucap Sinyo.

Hubungan Bonek dengan Pasoepati memang sempat renggang. Tapi lambat laun hubungan mereka semakin harmonis dan sudah sepakat untuk berdamai. "Kita akan trus memberikan jaminan pada Pasoepati agar mereka nyaman dan aman di Surabaya," lanjut pria bermata sipit ini.

Sementara itu, Ketua Panpel Pertandingan Persebaya 1927, Sutrisno mengungkapkan, hingga saat ini tidak ada kepastian apakah Pasoepati datang atau tidak. "Jadi pembagian suporter Surabaya dan Solo juga belum dijelaskan. Mereka juga tidak memesan," tutur pria paruh baya ini.[sya/ted]

Rabu, 04 Mei 2011

jelang vs solo fc di surabaya

Persebaya 1927 Sambut Gembira Laga di Surabaya
 
Rabu, 04 Mei 2011 11:12:13 WIB
Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) - Kubu Persebaya 1927 menyambut baik pemindahan laga lawan Solo FC dari stadion Manahan ke stadion Gelora 10 Nopember, Senin (9/5/2011) mendatang. Persebaya 1927 pun menyebut pemindahan laga ini adalah keuntungan buat timnya.

Sejauh ini, Persebaya 1927 memang belum pernah menelan kekalahan ketika bermain di kandang sendiri. Bahkan 18 gol dari 36 gol yang mereka lesakkan terjadi di kandang sendiri. "Kalau bermain di Surabaya ya lebih baik. Kita bisa bermain di depan pendukung sendiri," kata asisten pelatih Persebaya 1927, Ahmad Rosyidin.

Kepada beritajatim.com, mantan pelatih tim Divisi II, Surabaya Muda (SM) menambahkan, sejak awal pihaknya tidak terlalu merisaukan tentang laga lawan Solo FC. Bagi Persebaya 1927, bermain di maka saja mereka siap. "Saat ini kita fokus pertandingan lawan Solo FC. Program latihan kita fokus untuk itu," papar pria yang murah senyum ini.

Hingga hari ini, Rabu (4/5/2011), sesi berlatih Persebaya 1927 tidak ditemani pelatih kepala, Aji Santoso. Pasalnya, Aji masih melaksanakan tugas sebagai asisten pelatih Timnas Indonesia U-23. Meski begitu Ahmad yakin Aji bisa mendampingi tim saat melawan Laskar Jatayu, julukan Solo FC. "Bisa, tanggal 5 Mei besok Coach Aji sudah kembali ke Surabaya," akunya.[sya/ted]

SOLO FC vs PERSEBAYA 1927 main di tambaksari hari senin

Solo FC Vs Persebaya Tetap di Tambaksari, Tapi...
Rabu, 04 Mei 2011 03:22:10 WIB
Reporter : M. Syafaruddin


Surabaya (beritajatim.com) - Setelah dilakukan lobi ulang, Polrestabes Surabaya akhirnya memberikan izin pertandingan Solo FC kontra Persebaya 1927. Rencananya, laga ini bakal digeber di Gelora 10 Nopember (G10N), Senin (9/5/2011) mendatang.

Media officer Persebaya 1927, Ram Surahman kepada beritajatim.com menyampaikan, setelah dilakukan pertemuan ulang di Maporestabes Surabaya, Selasa (3/5/2011) sore pukul 16.00, disepakati pelaksanaan laga Solo FC dengan Persebaya 1927 tetap di G10N.

"Namun pelaksanaannya mundur menjadi hari Senin," terang Ram, Selasa sore.

Senin dipilih karena dua hari sebelumnya, yakni Sabtu (7/5/2011) malam, dilaksanakan konser musik di stadion kebanggan masyarakat Surabaya itu.

"Kita takutnya setelah konser ada benda-benda tajam di lapangan. Jadi lebih baik dimundurkan saja," lanjutnya.

"Selain itu, sesuai dengan standard pertandingan, sehari sebelum laga harus sudah dilakukan coba lapangan. Kalau digelar Minggu, otomatis coba lapangan tidak bisa dilakukan," papar Ram.

Terpisah, Ketua Panpel pertandingan Solo FC, Roy Saputra membenarkan kabar ini. "Pertandingan Solo Fc versus Persebaya 1927 tetap di Gelora 10 Nopember," kata Roy. [sya/but]

Selasa, 03 Mei 2011

Jelang Solo FC Vs Persebaya 1927

Upayakan Laga Tanpa Penonton, Berharap Siaran Langsung
 
Selasa, 03 Mei 2011 09:45:21 WIB
Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) - Meski 'rela' melepaskan status tuan rumah kepada Persebaya 1927, pihak Solo FC tengah mengupayakan agar pertandingan yang dilangsungkan, Minggu (8/4/2011) mendatang itu berjalan berimbang.

Salah satu opsi yang akan ditempuh adalah mengupayakan agar laga digelar tanpa penonton. "Kami masih mengupayakan hal itu," papar Direktur Operasional Solo FC, Abraham EW Turangan. Meski ia tahu jika upaya itu bakal sulit terealisasi.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Liga Primer Indonesia (LPI) memutuskan mengelar laga Solo FC versus Persebaya 1927 di stadion Gelora 10 Nopember (G10N), kandang Persebaya 1927.

Keputusan ini dikeluarkan tak lepas pertimbangan dari pihak keamanan. Apalagi Polresta Surakarta sudah menolak permohonan izin panpel pertandingan untuk menggelar laga di stadion Manahan, Solo. Tak hanya itu, polisi juga melarang pemindahan lokasi pertandingan di Jateng, DIY, Jabar, dan DKI.

Pertimbangan polisi tak lepas dari hubungan suporter Persebaya, Bonek dengan warga Solo yang masih belum pulih. Meski antara Bonek dengan Pasoepati, suporter SOlo FC, sudah sepakat untuk berdamai.

Sementara itu, dalam situs jejaring sosialnya, Pasoepati berharap LPI menyiarkan secara langsung pertandingan kontra Persebaya 1927. Selain itu, meski DPP Pasoepati memutuskan untuk tidak memberangkatkan suporter ke Surabaya, namun masih banyak suporter yang kabarnya tetap berangkat dan memerahkan G10N. [sya/kun]

Solo FC Vs Persebaya 1927 Batal di Surabaya



 
Selasa, 03 Mei 2011 11:37:49 WIB
Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) - Atas pertimbangan hari jadi Kota Surabaya, Polrestabes Surabaya akhirnya tidak memberikan izin pertandingan Solo FC lawan Persebaya 1927, Minggu (8/4/2011) di Stadion Gelora 10 Nopember (G10N).

Kepastian ini disampaikan Direktur Operasional Solo FC, Abraham EW Turangan kepada wartawan, Selasa (3/4/2011) siang di salah satu hotel di Surabaya.

"Dari koordinasi awal dengan panpel Persebaya 1927, izin sedang diproses. Tapi 10 menit yang lalu kita mendapat kontak dari panpel. Polrestabes mempertimbangkan berbagai hal dan akhirnya tidak memberikan izin," kata Abraham.

Menurutnya, jadwal pihak keamanan sangat padat apalagi dalam waktu dekat akan dilaksanakan HUT Kota Surabaya. Tak hanya itu, sehari sebelum pertandingan dilangsungkan, Sabtu (7/4/2011) malam, dilangsungkan konser di Stadion G10N

"Kamu sudah koordinasi dengan LPI lewat CEO kami, Kesit Handoyo. Saat ini kami masih menunggu keputusan badan liga LPI," sambungnya.

Abraham menambahkan, sebelum ditetapkan di G10N, ada beberapa alternatif tempat, seperti Bojonegoro dan Malang. "Tapi mereka juga tidak siap," paparnya. Selain itu, ada juga rencana ke stadion Gianyar, Bali.

Abraham menambahkan, pihaknya juga sudah berkonsultasi dengan pelatih kepala Solo FC, Branko Babic terkait masalah ini. "Pelatih kepala juga tidak keberatan, tapi tetap mempertimbangkan jarak," tambahnya.

Jika tidak mendapat stadion, Abraham memiliki opsi untuk menggelar laga saat masa jeda, yakni 21 Mei-11 Juni mendatang. "Kita akan konsultasikan dulu," pungkasnya. [sya/kun]

Senin, 02 Mei 2011

Direktur Persebaya 1927 Abaikan Tuntutan Bonek

SURABAYA--MICOM: Direktur PT Pengelola Persebaya Indonesia Llano Mahardika, menolak tuntutan dari kelompok pendukung Persebaya 1927 yang akrab disapa bonek agar dirinya mundur.

Dihubungi wartawan di Surabaya, Minggu (1/5), Llano mengatakan tuntutan bonek terlalu berlebihan dan tidak beralasan, karena sejauh ini kinerja tim Persebaya 1927 di kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) sudah bagus. "Kinerja tim sudah bagus, lalu apa alasannya menuntut saya untuk mundur," kata mantan pejabat PT Liga Indonesia itu.

Sebelumnya, ratusan suporter Persebaya 1927 melakukan aksi demo selepas menyaksikan laga timnya melawan Persibo Bojonegoro di Surabaya, Sabtu (30/4), untuk menuntut Llano Mahardika mundur dari jabatan Direktur PT PPI.

Alasan utama yang mendasari tuntutan bonek adalah rencana Llano Mahardika membentuk kelompok suporter baru yang dianggap bisa memecah belah elemen suporter yang ada sekarang. Bahkan, rencana pembentukan wadah suporter baru itu sudah ditolak oleh seluruh perwakilan elemen suporter saat pertemuan beberapa hari lalu.

Masalah lain yang menjadi kekecewaan bonek adalah sikap manajemen Persebaya 1927 yang menolak memberikan potongan harga tiket pertandingan, khususnya untuk elemen suporter. Saat demo di Mes Persebaya itu, perwakilan manajemen dan panpel Persebaya menjanjikan akan mempertemukan bonek dengan Llano Mahardika pada Senin (2/5).

"Saya tidak bisa memenuhi keinginan untuk bertemu perwakilan suporter, karena jadwal kerja saya cukup padat hingga Rabu (4/5)," kata Llano.

Terkait pembentukan elemen suporter, ia mengatakan bonekmania salah persepsi karena rencana itu tidak pernah ada. "Kami hanya akan buat wadah suporter agar ke depannya bisa lebih baik dan tertib. Itu saja, bukan membentuk elemen suporter baru," tambahnya.

Llano Mahardika juga menambahkan harga tiket yang diberlakukan untuk kompetisi LPI, tidak jauh beda dibanding saat Persebaya berlaga di kompetisi Liga Indonesia.

Sementara itu, salah satu perwakilan suporter Ita Siti Nasyiah mengatakan tuntutan terhadap Llano Mahardika untuk mundur dari Persebaya tidak bisa ditawar lagi. "Kalau Llano tidak bersedia mundur, kami akan laporkan dia ke Pak Arifin Panigoro selaku penggagas LPI," katanya. (Ant/OL-2)

Aji-Andik Akhirnya Gabung Timnas

 
OLAHRAGA - SEPAKBOLA
Senin, 02 Mei 2011 , 09:29:00

Andik Vermansyah. Foto: Angger/JPPhoto
SURABAYA - Agenda latihan Persebaya 1927 bakal kembali tak lengkap. Baik pelatih Aji Santoso maupun pemain pilar Andik Vermansyah harus absen lantaran bergabung dengan Timnas U-23.

Mulai hari ini, Andik mulai bergabung dengan timnas untuk menjalani tes fisik. Sementara, Aji juga akan mengawali tugasnya sebagai asisten pelatih. "Besok (hari ini) kami berangkat bersama-sama ke Jakarta jam 12.30 WIB," kata Aji kemarin (1/5).

Karena kepentingan di timnas pula, Aji memastikan bahwa Andik tidak bisa membela Persebaya 1927 saat menghadapi Solo FC (1/8) nanti. Dalam beberapa pekan ke depan, Andik akan lebih banyak menghabiskan waktunya bersama timnas. Setelah menjalani tes fisik, Andik harus mengikuti program pengembangan karakter di timnas. Agenda itu akan berlangsung 7-21 Mei mendatang. "Jadi lawan Solo FC Andik sudah pasti tidak bisa dimainkan," tuturnya.

Namun tidak demikian bagi Aji. Pesepak bola yang mengawali karirnya di klub AMS Kepanjen Malang itu masih akan mendampingi timnya di pertandingan melawan Solo. Setelah bergabung dengan timnas hari ini, Aji berencana untuk kembali bergabung dengan Green Force -julukan Persebaya- pada 5 Mei (H-3 pertandingan).

Artinya, agenda latihan Persebaya dalam beberapa hari ke depan akan dilakukan tanpa Aji. "Dan selama saya tinggal, tetap saya akan titipkan program untuk dijalankan asisten pelatih," papar pelatih 41 tahun itu. Tapi tak ada program istimewa yang dititipkan Aji.

Selama Aji tidak bersama Jhon Tarkpor dkk, dia menitipkan program pemantapan organisasi permainan. "Selama ini, organisasi permainan sebenarnya sudah bagus. Jadi tinggal pemantapan saja," tutur dia.

Di sisi lain, Surabaya berpeluang dipilih sebagai lokasi untuk pertandingan hime Solo FC ketika menjamu Persebaya. Ini bisa menjadi keuntungan bagi Persebaya karena mereka bisa bermain di rumah sendiri pada pertandingan yang berstatus away.

Di sisi lain, desakan suporter Persebaya agar CEO Persebaya 1927 Llano Mahardika lengser dari jabatannya belum menemui titik temu. Kemarin Llano menyatakan bahwa dirinya belum bisa menemui suporter lantaran kepadatan kesibukan. Dia juga mempertanyakan keinginan suporter menuntut dirinya mundur. (uan)

Minggu, 01 Mei 2011

Bonek Tuntut Direktur Persebaya 1927 Mundur


(goal.com) Ratusan suporter Persebaya 1927 atau yang biasa disebut dengan Bonek, melakukan demonstrasi menuntut Direktur PT Pengelola Persebaya Indonesia, Llano Mahardika, mengundurkan diri dari jabatannya.

Demo tersebut dilakukan oleh Bonek di depan mess Persebaya 1927 usai mendukung tim kesayangan mereka berlaga menghadapi Persibo Bojonegoro dalam laga lanjutan Liga Primer Indonesia (LPI) hari Sabtu kemarin (30/04).

Aksi yang dilakukan Bonek tersebut dipicu oleh kebijakan Llano Mahardika yang berencana membentuk lembaga suporter resmi bernama 'Pendukung Persebaya'. Kebijakan tersebut dinilai dapat memecah belah elemen-elemen suporter yang saat ini sudah terbentuk.

"Sekarang elemen suporter Persebaya sudah guyub dan jangan dipecah lagi. Kami sudah menolak rencana itu, tapi tidak digubris," kata salah satu Koordinator Bonek, Okto Tyson.

Selain karena kebijakan tersebut, Bonek juga kecewa dengna sikap Llano Mahardika yang dinilai tidak pernah mengakomodasi permintaan suporter, terutama masalah keringanan harga tiket pertandingan.

"Kami hanya minta ada potongan harga khusus untuk anggota elemen suporter yang terdaftar. Selama ini suporter tidak pernah minta bantuan ke manajemen, padahal Persebaya bisa besar karena ada suporter," ujar Okto.

Seperti yang dilansir Antara, tiket kelas suporter untuk pertandingan Persebaya 1927 dijual seharga Rp20 ribu. Harga itu lebih tinggi dibanding saat Persebaya berlaga di kompetisi Superliga Indonesia yang hanya Rp15 ribu dan elemen suporter mendapatkan harga khusus Rp 12.500.