Rabu, 30 Maret 2011

laga panas medan chief vs persebaya 1927

Dane & Bryan Brard Bertekad Membawa Medan Chiefs Tekuk Persebaya 1927

Dua pemain keturunan Belanda-Indonesia ini pernah tergabung dalam skuad Indo-Holland yang menekuk Surabaya FC pada 10 November 2010.

30 Mar 2011 04:46:00

Dane Brard (5) & Bryan Brard (11) - Medan 
Chiefs
Galeri Foto
Perbesar
Dane Brard (5) & Bryan Brard (11) - Medan Chiefs

Terkait

Tim

Big Match Liga Primer Indonesia (LPI) antara Medan Chiefs dan Persebaya 1927, Minggu (3/4), di Stadion Baharoeddin Siregar, Lubuk Pakam, merupakan laga yang paling ditunggu oleh duo pemain blasteran Belanda-Indonesia milik tuan rumah, yaitu Dane dan Bryan Brard. Hal itu dikarenakan Persebaya 1927 merupakan klub pertama yang mereka hadapi ketika menginjakkan kakinya di Indonesia.

Saat itu Dane dan Bryan membela tim Indo-Holland yang berhasil mengalahkan Surabaya FC 2-1 dalam pertandingan amal "Untuk Indonesiaku" di Stadion Gelora 10 Nopember, Surabaya.

Tim kebanggaan masyarakat "kota pahlawan" Surabaya ini kalah 2-1 dari tim Indo-Holland. Gol tim asal Belanda yang diperkuat oleh pemain-pemain keturunan Indonesia ini diciptakan oleh pemain Medan Chiefs saat ini yaitu Dane Brard di menit ke-17 dan Bryan Brard pada menit 38. Hal tersebut membuat Bryan sang kakak tidak bisa melupakan pertandingan saat itu.

"Persebaya adalah tim yang spesial dalam hidup saya karena pertama kali saya bermain di Indonesia adalah ketika melawan mereka," ungkap Bryan, pemain yang wajahnya disama-samakan dengan David Beckham oleh para penggemarnya tersebut.

Sama seperti kakaknya, Dane, yang saat itu mampu mencetak gol melalui sundulan kepala juga tak sabar menantikan laga melawan Persebaya 1927.

"Persebaya adalah memori terindah di dalam hidupku, dan saya tak sabar untuk menghadapinya," ungkapnya.

persebaya tempo doeloe

Persebaya Musim 1987-88
Lambat Panas seperti "The Panzer"
Penulis: Wirawan Kusuma | Editor: Hery Prasetyo
 
Rabu, 30 Maret 2011 | 09:24 WIB
KOMPAS
Para pemain PErsebaya dan ofisial merayakan kemenangan mereka di kompetisi Perserikatan musim 1987-88.
TERKAIT
SURABAYA, KOMPAS.com — Masih ingat kenapa tim nasional Jerman dijuluki "The Panzer"? Ya, akibat lambat panas dalam menunjukkan kemampuannya, Jerman disamakan dengan kendaraan yang memang lambat panas mesinnya tersebut, tetapi punya daya gempur yang dahsyat.
Di Indonesia, julukan "The Panzer" layak disandang Persebaya Surabaya musim 1987-1988. Tim yang kala itu dibesut Kusmahadi dan Misbach ini tampil kurang gereget di awal kompetisi Perserikatan.
Bandingkan dengan juara wilayah Barat Persib Bandung. Tim berjuluk "Maung Bandung" tersebut mencetak 23 gol dari sembilan laga. Sementara sang runner-up, Persija Jakarta, mampu mengemas 18 gol.
Di babak penyisihan, meski jadi juara Wilayah Timur, Persebaya menelan tiga kekalahan. Mereka kalah dari PSM Makassar (0-1), Persiba Balikpapan (1-2), dan Persipura Jayapura (0-12). "Bajul Ijo" juga kurang produktif dengan hanya mencetak 14 gol dari 9 laga.
Kondisi berbanding terbalik ketika Persebaya memasuki babak 6 besar. Persebaya tampil trengginas dan menjadi tim yang paling produktif dengan 10 gol. Mereka mengungguli Persib dan Persija yang hanya mengemas 7 gol. Ini tak lepas dari performa duet Syamsul Arifin dan Mustaqim yang memang sedang on fire dalam babak itu. Berkat ketajaman mereka, Syamsul bahkan dinobatkan sebagai top skorer dengan torehan 9 gol. Jadi, wajar jika akhirnya Persebaya keluar sebagai juara Perserikatan musim 1987-1988. (Soccer)

Senin, 28 Maret 2011

persebaya 1927 naik ke posisi dua klasmen LPI


indosiar.com, Jakarta - Kesebelasan Persebaya 1927 naik ke posisi kedua setelah mengalahkan Manado United dengan skor 3-1. Persebaya akhirnya menggeser posisi Semarang United yang sebaliknya turun peringkat, karena dikalahkan Medan chief, kosong satu. Kekalahan Semarang United, merupaka kekalahan di kandang yang pertama, setelah sepuluh kali bertanding. Berikut simak hasil pertandingan dan posisi klasemen pekan ini.

Memasuki pekan ke duabelas, laga kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI), tim unggulan Persebaya 1927, kian mengukuhkan posisinya, setelah mengalahkan tamunya, Manado United, di hadapan pendukungnya, dengan skor tiga satu, mengantar Persebaya ke posisi kedua, menggeser posisi Semarang United, dan berada persis di bawah Persema Malang.

Bermain di hadapan ribuan bonekmania, Persabaya 1927 langsung menerapkan permainan menyerang sejak menit pertama. Hasilnya pada awal-awal babak pertama, terjadi gol yang dicetak Barisic, namun sayang gol itu dianulir karena seorang pemain Persebaya melanggar kiper Manado United, Bogey Santoso.

Baru pada menit akhir babak pertama, pemain belakang Persebaya Khusnul Yuli, berhasil mencuri peluang tembak dan menjebloskan bola ke gawang Manado United. Skor satu kosong ini bertahan hingga turun minum.

Gol kedua Persebaya dicetak Andrew Barisic di menit ke 80 dan gol ketiga dicetak Arif Aryanto 8 menit kemudian, memanfaatkan umpan silang sayap kiri Persebaya, Errol Iba.

Tertinggal tiga kosong tidak menyurutkan Manado United, yang berhasil memperkecil kekalahan menjadi tiga satu, pada menit ke 91, melalui kaki striker Manado, Jardel Santana.

Kemenangan gemilang juga diraih Persema Malang, saat menjamu bintang Medan, di Stadion Gajayana Kota Malang, Sabtu sore. Kemenangan empat satu ini semakin mengukuhkan posisi Persema di puncak klasemen sementara. Kemenangan kali ini juga menunjukkan kualitas pemain di Persema Malang cukup merata, mengingat pada pertandingan tersebut, tim berjuluk ken arok ini tidak diperkuat dua pemain inti, yakni Roby Gaspar dan Irfan Bachdim, yang mengalami cidera.

Empat gol Persema ini diciptakan empat pemain berbeda. Gol pertama diciptakan Seme Patrick, pada babak pertama. Sedangkan tiga gol lainnya diciptakan masign oleh Han Sang Min, Ngon Mamoun dan Jaya Teguh Angga, di babak kedua.

Sementara itu, gol Bintang Medan, diciptakan Cosmin Vancea, melalui titik penalti, setelah pemain belakang Persema menyentuh bola. Kemenangan ini membuat Persema Malang semakin jauh meninggalkan lawan-lawannya, dan tetap berada di posisi puncak, klasemen sementara.

Lain Persema, lain pula nasib tim kesebelasan Semarang United. Pada laga tanding ke sepuluh, Sabtu malam, tim kebanggaan warga Semarang, Jawa Tengah ini justru menelan kekalahan pahit di kandang sendiri, saat menjamu tim kesebelasan Medan Chiefs. Meski kalah tipis kosong satu, namun kekalahan ini merupakan kekalahan kandang pertama bagi tim asuhan Edi Paryono.

Gol kemenangan Medan Chiefs ini dicetak pemain depan Medan Chiefs, Lakaad, dari titik penalti, dimenit ke 26. Hadiah penalti ini diberikan karena pemain belakang Semarang United, Ari Noviyaga Pratama, melanggar pemain Medan Chiefs, Dana Braad.

Pertandingan kali ini ini juga diwarnai hujan kartu kuning. Sedikitnya wasit mengeluarkan 10 kartu kuning, masing-masing 4 untuk pemain tuan rumah dan 6 untuk pemain lawan. Dengan kekalahan ini, Semarang United turun ke posisi 3 klasemen sementara.

Kekalahan di depan pendukungnya juga dialami tim kesebelasan Solo FC. Kekalahan dengan skor tiga kosong ini dialami Solo FC saat menjamu Aceh United, pada Minggu sore.

Bagi Solo FC, kekalahan ini merupakan kekalahan keempat, dari sembilan pertandingan yang sudah dilaluinya. Pekan lalu, Solo FC juga menyerah kosong satu dari Bintang Medan.

Kekalahan demi kekalahan terus dialami tim kesebelasan Bandung FC. Kekalahan yang kedelapan dari sepuluh kali pertandingan, dialami Bandung FC saat menjamu tamunya kesebelasan Bali Devata di Stadion Siliwangi, Bandung, Sabtu.

Dengan kekalahan ini, Bandung FC hanya membukukan satu kali kemenangan, dan satu kali seri. Kekalahan ini semakin membenamkan Bandung FC di peringkat terbawah klasemen sementara Liga Primer Indonesia.

Sementara itu, laga tanding antara tim kesebelasan Bogor Raya melawan Minangkabau FC, yang digelar di Stadion Cibinong, Bogor, Sabtu sore, berakhir imbang tanpa gol.

Padahal kedua tim memiliki peluang yang sama besar. Bahkan tendangan pemain tim Minangkabau FC, berulangkali mengancam gawang Bogor FC. Namun berkat permainan gemilang kiper Bogor FC, Agus Rohmat, peluang tersebut tidak menghasilkan gol. Dan berikut hasil klasemen sementara Liga Primer Indonesia. (Tim Liputan/Sup)
Bookmark and Share

Sabtu, 26 Maret 2011

PERSEBAYA TEMPO DOELOE

Persebaya 1987-88, Juara dengan Sepak Bola Gajah
 
Penulis: Wirawan Kusuma | Editor: Hery Prasetyo
Sabtu, 26 Maret 2011 | 08:29 WIB
 
KOMPAS
SURABAYA, KOMPAS.com - Pada kompetisi Perserikatan musim 1987-88, Persebaya Surabaya pernah punya skuad impian. Bintang nasional macam Subangkit, Yongki Kastanya, Budi Johanis, hinga bintang muda seperti Mustaqim bercokol di dalamnya. Tak heran kalau akhirnya mereka menjuarai Perserikatan pada musim tersebut. Sayang, aksi heroik itu harus ternoda dengan skandal "Sepak Bola Gajah".
Kala itu, Persebaya memang diunggulkan untuk juara. Selain punya materi berkelas, mereka juga punya faktor lain yang membuat mereka disegani, yaitu kekuatan mental.
"Saya melihat ini sebagai kunci keberhasilan kami," kenang mantan pilar pertahanan Persebaya, Subangkit.
Keberhasilan Persebaya juga tak lepas dari buah "kecerdikan" jajaran pengurus. Kecerdikan berbau kecurangan tersebut dilakukan menjelang akhir babak penyisihan Grup Timur.
Ketika itu, Persebaya membuat skenario untuk menyingkirkan PSIS Semarang. Minggu, 21 Februari 1988, tanpa diduga Persebaya kalah 0-12 dari Persipura Jayapura. Hasil yang jelas di luar nalar. Apalagi ketika itu "Bajul Ijo" tampil di Stadion Gelora 10 November. Insiden yang dikenal dengan sebutan "Sepak Bola Gajah" hingga kini masih terekam sebagai salah satu noda sepak bola nasional.
"Kekalahan itu bagian dari strategi tim untuk menghindari lawan kuat. Jadi, saya kira itu hal yang wajar," ujar Supangat, salah satu pengurus tim.
KOMPAK Selain menghindari PSIS, "dendam kesumat" juga jadi latar belakang Persebaya "mengalah" kepada Persipura. Tidak lolosnya PSIS menjadi pembalasan yang sempurna atas kekalahan 1-2 yang mereka alami dari "Mahesa Jenar" pada final Perserikatan musim sebelumnya. Keunggulan 1-0 lewat gol Budi Johanis dibalikkan oleh Ribut Waidi dan Syaiful Amri.
Agaknya, kekalahan dari PSIS ini menimbulkan trauma bagi Persebaya. Padahal, "Bajul Ijo", pada babak penyisihan Grup Timur, Persebaya dua kali menaklukkan PSIS di kandang (3-1) dan tandang (1-0).
Pengakuan atas kehebatan Persebaya pun muncul dari mantan pemain Persija Jakarta, Sucipto Suntoro (almarhum). "Sebagai tim mereka memang padu. Apalagi hampir semua pemain sudah lama bermain di bawah panji Persebaya," ungkapnya.
Di luar "Skandal Sepak Bola Gajah", secara permainan Persebaya memang layak juara. Permainan mereka paling stabil dan padu dibanding tim lain.
Uniknya, kunci keberhasilan Persebaya sangat sederhana. Duet pelatih Kusmanhadi dan Misbach tidak menerapkan strategi jelimet. Keduanya hanya menjalankan metode kepelatihan berdasarkan kekompakan tim. Hal tersebut makin afdol karena manajemen memiliki manajer seperti Agil Haji Ali yang piawai memotivasi tim.
"Pemain dan manajemen saling mendukung satu sama lain. Ini yang membuat kekompakan tim sangat terjaga. Pemain juga tidak perlu memikirkan soal penghasilan atau bonus," cerita Subangkit.
Kekompakan tim inilah yang menjadi benih dan mental "Bajul Ijo". Kekuatan mental tersebut kemudian direalisasikan menjadi sebuah trofi dengan mengalahkan Persija di partai final dengan skor 3-2. (Soccer)

Kondisi Andik dan Barisic Masih Misteri


PDF Print
Saturday, 26 March 2011
SURABAYA– Dua hari jelang laga melawan Manado United,kondisi fisik dua pilar Persebaya 1927 Andrew Barisic dan Andik Vermansyah masih menjadi misteri.

Tidak menutup kemungkinan keduanya absen dalam laga yang digelar di Stadion Gelora 10 November,besok.Dalam latihan terakhir kemarin,Andik memang sudah muncul kembali di lapangan. Namun,pemain bertubuh mungil itu hanya melakukan joging di pinggir lapangan bersama Barisic.Sementara kemarin,seperti biasanya,Persebaya 1927 tidak melakukan latihan untuk memberi kesempatan kepada pemain mengembalikan kebugaran.

Menurut Pelatih Persebaya 1927 Aji Santoso,kondisi Andik dan Barisic sudah membaik.Akan tetapi,keduanya belum bisa dipastikan apakah akan tampil sebagai starter saat melawan Manado United nanti.”Andik sudah mengalami kemajuan, termasuk juga Barisic.Tapi,kami akan lihat kondisi terakhir dalam latihan besok (hari ini),”kata Aji. Hanya,Aji tidak akan memaksakan Andik tampil jika memang belum siap tempur.

Beberapa langkah antisipasi mulai dilakukan agar lini tengah tetap hidup.Salah satunya menyiapkan skenario memainkan Taufiq yang biasa menjadi gelandang bertahan untuk lebih membantu serangan. Dia akan mendampingi John Tarkpor dan Rendy Irawan.Sementara di posisi gelandang bertahan,Lucky Wayu bisa memainkan peran yang ditinggalkan Taufiq.

”Beberapa alternatif harus kami lakukan,agar tidak terlalu bertumpu pada satu atau dua pemain saja.Saya rasa di lini tengah tidak ada masalah jika Andik nanti belum siap,”ujarnya. Jika lini tengah aman,tidak di barisan depan.Seandainya Barisic tidak tampil, bisa dipastikan akan membuat Aji harus memeras otak.Sebab,lini depan hanya tinggal menyisakan I Made Wirahadi. Sementara striker Persebaya 1927 lain, Nico Susanto,selama ini belum menunjukkan sebagai tukang gedor mumpuni.

”Mudah-mudahan Barisic siap. Sebab,di lini depan stok pemain terbatas,”tutur Aji. Mengenai kekuatan lawan,pria asal Malang ini buta kekuatan Manado United.”Saya belum pernah lihat langsung permainan Manado United.Tapi lawan siapa pun,peringkat berapa pun,kami harus selalu waspada,” tandas sang arsitek. Dilihat dari klasemen,Persebaya 1927 unggul jauh dari Manado United.

Apalagi, Persebaya 1927 memiliki modal kepercayaan tinggi setelah dua laga sebelumnya menang besar.Taufiq dkk terakhir menekuk tuan rumah Real Mataram dengan skor 6-2. Sebaliknya, Manado United baru saja terpuruk seusai dipermalukan tamunya,Semarang United. Namun,menjelang pertandingan ini memang kewaspadaan harus dipasang lebih oleh Aji.Selain terancam kehilangan Barisic dan Andik,Persebaya 1927 juga dalam kondisi tak bagus di lini terakhir pertahanannya.

Kiper utama Persebaya 1927 Endra Prasetya terbelit cedera seusai tur dari kandang Real Mataram.Penjaga gawang berpengalaman ini kemungkinan absen hingga empat pekan. Otomatis,Aji harus memakai jasa Afriyanto atau Dimas Galih.Namun,dua kiper cadangan ini kemampuannya jauh di bawah Endra. ● rachmad tomy
 

Jumat, 25 Maret 2011

JELANG LAGA PERSEBAYA 1927 VS MANADO UNITED

Persebaya 1927 - Manado United: PERSEBAYA 1927 Waspadai Lawan

(GOAL.COM) Sukses menggebuk Real Mataram 6-2 dalam pertandingan pekan ke-11 Liga Primer Indonesia (LPI) di Sleman, Minggu (20/3) lalu, tak membuat Persebaya 1927 pongah. Sebaliknya, menjamu tim penghuni papan bawah klasemen, Manado United, di Stadion 10 Nopember , Surabaya, Minggu (27/3), Erol Iba dan kawan-kawan diistruksikan tetap main fight.

"Sepakbola bukan matematika. Bukan berarti kalau kita menang lawan tim A yang kuat, lantas akan dengan mudah mengalahkan tim B yang lemah," kata Aji Santoso, Kamis (23/3).

Mantan bek kiri timnas Merah Putih ini menunjuk partai Persebaya vs Cendrawasih Papua sebagai contoh. Bertanding di kandang sendiri, dan menciptakan banyak peluang, ternyata tak satu pun gol yang mampu dicetak para pemainnya.

Padahal, Cendrawasih Papua adalah penghuni dasar klasemen sementara LPI. Lepas dari penampilan cemerlang kiper Cendrawasih, Deniss Romanovs, Aji menyebut pertandingan itu memberi banyak pelajaran berharga bagi para pemainnya. "Mereka tidak boleh meremehkan lawan, siapa pun itu. Anak-anak harus main fight sekaligus untuk memberikan hiburan segar bagi para pendukung Persebaya. Kalau menang, itu hukumnya sudah wajib," tutur pelatih Persebaya itu.

Mengusung formasi 4-3-1-2, tuan rumah menumpukan harapan pada duet Andrew Barisic dan I Made Wirahadi. Umpan-umpan matang diharapkan lahir dari kaki John Tarkpor Sonkaliey yang beroperasi di lini tengah, sehingga Barisic dan Wirahadi lebih mudah menjebol gawang lawan.

Aji masih mengkhawatirkan kondisi Andik Vermansyah yang mengalami cedera hamstring kanan. “Kakinya dapat masalah waktu lawan Real Mataram. Masih ada sisa waktu tiga hari, mudah-mudahan dia bisa sembuh," harap mantan pelatih Arema dan Persisam itu.

Ditanya soal kekuatan Manado United, Aji Santoso mengaku belum tahu banyak. Yang jelas, karena saat ini terpuruk di papan bawah, dia yakin tim tamu pasti tampil habis-habisan. Sejumlah pemain lawan yang bakal diwaspadai adalah Yardel Santana da Silva dan Amaral. "Tapi, sepanjang anak-anak main fight, kesempatan menang terbuka lebar," katanya lagi.

Berbeda dengan tim tamu, kubu Manado United seakan sudah kalah sebelum bertanding. Ronny Pangemanan mengakui, kalau menurut hitungan di atas kertas, melawan Persebaya 1927 sangatlah berat. "Berat, mereka main di kandang lawan saja bisa menang besar, apalagi di rumah sendiri,” ujar CEO Manado United itu.

Kendati begitu, dia berharap pasukan Muhammad Zein Alhadad tidak pesimistis sebelum turun ke lapangan. "Harus saya akui, bisa seri saja main di Surabaya sudah cukup," pungkas Ronny Pengemanan, mantan wartawan dan komentator sepakbola itu.

Prediksi Redaksi GOAL.com Indonesia:

Persebaya 1927 3-1 Manado United

Persebaya 1927 Tunggu 'Bisikan' Pelatih Kiper

Jum'at, 25 Maret 2011 18:45:59 WIB Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) - Dua hari menjelang pertandingan lawan Manado United, pelatih Persebaya 1927, Aji Santoso belum menentukan siapa kiper yang bakal diturunkan untuk menggantikan posisi Endra Prasetya karena cedera. Menurut Aji, ia masih menunggu rekomendasi pelatih kiper, Mahrus Afif.

"Soal kiper, sejauh ini belum ada saran dari pelatih kiper, jadi saya masih belum bisa menentukan," aku Aji, Jumat (25/3/2011).

Kita tahu, Persebaya 1927 dipastikan kehilangan Endra dalam kurun waktu lama, mencapai enam pekan. Endra absen ketika Andik Vermansyah dan kawan-kawan menaklukkan tuan rumah Real Mataram dengan skor telak 6-2.

Sebagai pengganti, saat ini Persebaya sudah memiliki dua kiper cadangan, yakni Afrianto dan Dimas Galih. Dari segi pengalaman, Afrianto tentu lebih unggul. Sebab, eks kiper Sriwijaya FC ini pernah tampil di Liga Champions Asia. Meski, selama di berbaju Laskar Wong Kito, Afrianto hanya berstatus sebagai kiper ketiga.

Sementara Dimas adalah salah satu aset berharga Persebaya. Usianya baru 19 tahun, namun soal kualitas, kiper jebolan tim internal, Surabaya FC ini tak kalah mumpuni. Dimas adlaah eks kiper Timnas U-17 dan Timnas SAD. Aji sendiri memuji kiper asli Surabaya ini. "Dimas banyak kenaikkan," puji Aji.

Lalu siapa yang akan dipilih dari dua pemain ini? Sekali lagi, Aji belum bisa memastikan. "Dua-duanya siap, tapi kita lihat dulu kondisi terkahirnya," pungkas mantan kapten Timnas dan Persebaya ini. [sya/kun]

Kamis, 24 Maret 2011

Jamu Manado United, Endra Absen, Barisic Mengkhawatirkan



Kamis, 24 Maret 2011 02:20:20 WIB
Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) - Tuan rumah Persebaya 1927 mengalami krisis pemain jelang menjamu Manado United, Minggu (27/3/2011) mendatang. Persebaya diapstikan kehilangan kiper utama, Endra Prasetya. Selain itu, kondisi striker Andrew Barisic juga meragukan.

Menurut pelatih Persebaya 1927, Aji Santoso, Endra dipastikan absen lawan tima suhan M Zein Al Haddad itu. Pasalnya, hingga saat ini, cedera yang didapat saat menang atas Real Mataram beluam juga sembuh.

"Endra kemungkinan agak lama. Bisa dua hingga tiga minggu," kata Aji. "Tapi kita tidak masalah, karena kita sudah siapkan pengganti," lanjut pria asal Kepanjen, Kabupaten Malang ini.

Dua pemain yang tengah dipersiapkan Aji adalah kiper kedua, Afrianto dan penjaga gawang muda jebolan Timnas SAD, Dimas Galih. Lalu, siapa yang akan dipilih diantara kedua pemain ini? Aji belum bisa memastikan.

"Kita akan lihat dulu perkembangan terakhir. Soalnya kebijakan untuk menentukan kiper adalah pelatih Kiper. Tentunya yang siap itulah yang akan kita mainkan," lanjut pria yang pernah mengantarkan Persebaya juara Liga Indonesia edisi 1997 ini.

Tak hanya Endra, kondisi striker asal Australia, Andrew Barisic juga mengkhawatirkan. Pada latihan, Rabu (23/3/2011), barisic terlihat mengeluh sakit di paha kanannya.

"Mulai main lawan Mataram kemarin pahanya memang agak tertarik. Tapi tidak parah, InsyaAllah bisa main besok," tutup Aji. [sya/kun]

Rabu, 23 Maret 2011

Main di LPI, Tarkpor Batal Dipanggil Timnas Liberia


Imbas LPI Belum Berafiliasi dengan PSSI



Foto dok.

 
Selasa, 22 Maret 2011 18:55:45 WIB
Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) - Gelandang Persebaya 1927, John Tarkpor, dikabarkan batal membela Timnas Liberia. Meski batal, Tarkpor nampak tak terlalu kecewa. Sebab ia bisa lebih fokus untuk membawa timnya berjaya di Liga Primer Indonesia (LPI).

Tarkpor yang ditemui di Mess Eri Irianto, Selasa (22/3/2011) sore membenarkan kabar pembatalan pemanggilan dirinya ke Timnas Liberia. Ia juga tahu jika alasan pembatalan itu karena Tarkpor berlaga di LPI.

"Iya saya sudah tahu. Tapi saya tidak terlalu mempermasalahkan. Saya ingin fokus ke tim. Apalagi Persebaya dalam tren bagus," kata Tarkpor.

Seperti kabar yang beredar di berbagai media online, Tarkpor dan kiper Cendrawasih Papua asal Latvia, Dennis Romanovs batal masuk ke timnas masing-masing karena berlaga di LPI.

Nampaknya federasi kedua negara sudah mendapat kabar jika LPI belum berafiliasi dengan PSSI. Padahal sebelumnya, salah satu media lokal Liberia menyebut Tarkpor sebagai salah satu pemain terbaik di negeri yang terletak di Benua Afrika itu. [sya/but]

Eks Timnas Belanda Seleksi di Persebaya 1927



 
Rabu, 23 Maret 2011 01:04:25 WIB
Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) - Pesona Persebaya 1927 membuat eks pemain Timnas Belanda tertarik untuk bergabung. Ialah Yoram Pesulima, mantan pemain Timnas U-16 Belanda yang merupakan jebolan akademi Vitesse Arnhem.

Yoram nampaknya bakal menjalani beberapa hari ini di Surabaya. Bersama jebolan FC Utrecht, David Magee, Yoram memang mengikuti seleksi di tim yang bermarkas di stadion Gelora 10 Nopember ini.

Dua pemain yang baru saja membela De Jong Indonesia ini nampak mengikuti latihan, Selasa (22/3/2011). Tapi tim pelatih belum bisa melihat kedua pemain ini. Sebab menu latihan sore tadi lebih banyak pemulihan kondisi usai libur sehari.

"Masih akan kita pantau dulu kemampuannya," kata asisten pelatih, Ibnu Grahan.

Menurut data yang didapat, pemain bernama lengkap Yoram Charles Pesulima ini lahir 9 Maret 21 tahun silam. Keponakan penyanyi ternama Broery Pesulima tersebut merupakan jebolan tim junior Vitesse Arnhem.

Saat ini, pemain yang beroperasi di sektor bek kiri ini bergabung dengan klub kasta keempat Liga Belanda, DTS Ede. Uniknya, meski sangat berhasrat membela Timnas Indonesia, Yoram pernah mengenakan kostum Timnas Belanda U-16.

Sementara itu, tidak banyak data yang bisa diunggah mengenai David Magee. Kabarnya ia adalah jebolan tim junior klub FC Utrecht. [sya/but]

Selasa, 22 Maret 2011

Erol Iba Senang Pertahankan Posisi Persebaya


Kemenangan di laga tandang sangat berarti bagi Persebaya.

Oleh Ivena Kasatyo

22 Mar 2011 00:10:0

Persebaya - Liga Primer Indonesia (LPI)
Galeri Foto
Perbesar
Persebaya - Liga Primer Indonesia (LPI)
Persebaya 1927 meraih sukses gemilang saat menjalani pertandingan tandang menghadapi Real Mataram di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Minggu (20/3). Meski tampil di kandang lawan, Persebaya mampu menang telak 6-2.

Kemenangan itu mempertahankan posisi Persebaya di papan atas klasemen LPI. Menduduki peringkat tiga, Persebaya bersaing dengan Persema dan Semarang United.

"Saya senang dengan kemenangan ini. Apalagi, kami meraihnya di kandang lawan. Terpenting, penampilan tim sudah makin membaik," ujar kapten Erol Iba.

"Tambahan tiga poin ini juga menjadikan kami bisa menjaga posisi tim di papan atas," lanjutnya.

Mengenai persaingan memperebutkan titel liga, Erol menilai masih terlalu dini untuk memprediksi kandidat juara. Pasalnya, kompetisi baru menjalani putaran pertama.

"Kami tentu berharap juara. Tapi perjalanan kompetisi masih panjang. Belum bisa diprediksi siapa kandidat juara," kata Erol yang sudah malang-melintang di Superliga Indonesia.

Senin, 21 Maret 2011

Aji Minta Pemainnya Konsisten



 
Senin, 21 Maret 2011 02:04:53 WIB
Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) - Arsitek Persebaya 1927, Aji Santoso memang senang dengan kemenangan besar timnya atas tuan rumah Real Mataram. Tapi, Aji mengungkapkan ada beberapa catatan yang harus dievaluasi oleh tim pelatih.

Salah satunya masalah mental bermain timnya. Kita tahu, setelah Persebaya 1927 unggul telak 5-0, tempo permainan Andik Vermansyah sedikit mengendur. Kondisi ini dimanfaatkan dengan baik oleh tuan rumah.

"Ada beberapa hal yang harus dievaluasi. Tadi, setelah kita unggul 5-0, permainan anak-anak kendur sampai lawan bisa cetak gol," jelas Aji.

Tim asuhan Jose Basualdo itu berhasil mencuri dua gol lewat Andrid Wibawa di menit ke-68 dan penalti Fernando Soler setelah kiper Afriyanto melakukan pelanggaran terhadap striker asal Argentina ini.

Meski pada akhirnya Persebaya mampu menambah gol lewat tendangan kaki kiri Arif Ariyanto. "Seharusnya ketika sudah unggul berapapun, anak-anak harus tetap konsisten. Itu yang akan kita bicarakan dengan anak-anak," tegas Aji. [sya/but]

'Persebaya 1927 Bisa Juara LPI'

Sleman - Persebaya 1927 meraih kemenangan mantap 6-2 atas Real Mataram. Hasil ini membuat pelatih Real Mataram Jose Basualdo menyebut "Bajul Ijo" bisa jadi juara. Apa tanggapan pelatih Aji Santoso?

Persebaya berhasil mengakhiri rentetan hasil tak memuaskan di laga away. Setelah sempat kalah 1-2 di markas Bali Devata dan seri 1-1 dengan Medan Bintang, Erol Iba dkk. Sukses melipat tuan rumah Real Mataram 6-2 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, Minggu (20/3/2011) sore WIB.

"Mereka bagus sekali. Persebaya bisa juara tahun ini," puji Basualdo dalam jumpa pers selepas pertandingan.

Entrenador asal Argentina itu menambahkan bahwa dirinya "iri" dengan Aji Santoso yang timnya memiliki pemain lebih berkualitas. "Saya suka bila punya pemain seperti Pak Aji," ujar mantan pemain timnas Argentina itu yang diterjemahkan oleh asistennya, Christian Armendariz.

Sembari mengatakan hal tersebut, Basualdo mengatakan bahwa sepanjang pertandingan dia harus terus berteriak sembari melambaikan tangan sebagai instruksi pada pemainnya. Sementara untuk Aji, Basualdo menunjukkan gaya tangan bersedekap.

Aji memilih merendah menanggapi hal itu. "Saya bangga bisa dapat poin di Yogyakarta. Soal gelar juara masih panjang. Saya diuntungkan oleh tim lawan yang bermain sepuluh orang," jelas Aji sembari merujuk kartu merah yang diterima pemain tuan rumah Ali Machrus.

Mantan pemain nasional Indonesia itu juga tetap memberi sebuah pujian buat Real Mataram. "Waktu 11 lawan 11 pertandingan seru, imbang. Waktu tampil 10 orang, Real Mataram bisa cetak gol. Mereka tim muda yang prospektif," ujarnya.

Lalu apa yang dilakukan mantan pembesut Persik Kediri dan Persisam Samarinda itu sehingga Persebaya 1927 mampu mengakhiri tren buruk di away dengan kemenangan mantap?

"Sebelum ke Yogya kami fokus ke set piece. Gol kami lewat perencanaan. Selain itu ada perbaikan dalam masalah sentuhan dan finishing," tuntas dia.

( nar / a2s )

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Sabtu, 19 Maret 2011

Bonek Undang Pasoepati ke Surabaya



 
Sabtu, 19 Maret 2011 11:12:07 WIB
Reporter : Oryza A. Wirawan

Jember (beritajatim.com) - Perdamaian antara Bonek dan Pasoepati di depan mata. Bonek mengundang Pasoepati untuk menyaksikan kesebelasan Solo FC berlaga di Stadion Gelora 10 November Tambaksari.
Hamim Gimbal, dirijen Bonek, menyatakan Bonek dan pasoepati sudah berkoordinasi sejak lama. "Teman-teman datang ke Solo saat pembukaan Liga Primer Indonesia. Kami pun sering berkoordinasi," katanya, Sabtu (19/3/2011).
Bonek dan Pasoepati dikenal memiliki perseteruan. Entah bagaimana awal mulanya, Namun setiap kali Bonek melewati Solo dengan kereta api selalu terjadi perang batu. Padahal dari sisi kesejarahan, suporter Surabaya dan Solo tak memiliki permusuhan. Bahkan di masa perserikatan hingga Liga Indonesia bergulir, jalur selatan adalah jalur paling aman bagi para Bonek dibandingkan jalur utara Jawa Tengah.
Bahkan, tahun 2000, ribuan Pasoepati pernah memerahkan Gelora 10 November, saat Persebaya bertanding melawan Pelita Solo FC. Hasil akhir saat itu 2-2. Bonek pun melakukan kunjungan balasan ke Solo.
Kini, Bonek dan Pasoepati mencoba kembali menjalin hubungan 'cinta lama bersemi kembali'. Bahkan, ada pohon perdamaian yang ditanam Bonek dan Pasoepati di markas Pasoepati.
Hamim mengatakan, sosialisasi perdamaian dengan Pasoepati sudah berjalan bagus. "Di Tambaksari sudah tidak ada lagi nyanyian provokatif buat teman-teman Pasoepati," katanya.
Bahkan, hari ini, Bonek dan Pasoepati bersama warga sudah menyiapkan sambutan untuk rombongan Bonek yang datang dari Surabaya, untuk menyaksikan Persebaya 1927 melawan Real Mataram. "Saya berharap kawan-kawan Bonek tidak bertindak anarkis," kata Hamim.
Bagi Bonek, tret-tet-tet ke Sleman adalah batu ujian kedua setelah tret-tet-tet ke Bali. Di Bali sedikitnya empat ribu Bonek datang untuk menyaksikan Persebaya 1927 melawan Bali De Vata. Saat itu, kendati ada provokasi dari penonton yang tak berseragam suporter, tidak terjadi kerusuhan apapun. Perjalanan pun tidak ada kabar keributan dengan warga sekitar rel kereta api.
Hamim mengatakan, Bonek ingin mengulangi sukses di Bali. "Teman-teman Bonek harus menahan diri. Tur ke kota lain seperti melawan Jakarta dan Bandung juga akan melewati Solo. Jadi suasana kondusif harus diciptakan," katanya.
Ke depan, Hamim menginginkan Bonek dan Pasoepati bisa saling berkunjung seperti dulu. "Kami mengundang kawan-kawan Pasoepati untuk datang ke Surabaya," katanya. [wir]
Foto: Bonek saat berkunjung ke Stadion Manahan Solo tahun 2000 silam

Tarkpor Perkuat Liberia di Kualifikasi Piala Afrika 2012



 
Sabtu, 19 Maret 2011 11:54:28 WIB
Reporter : Kuntoro Rido Astomo

Surabaya (beritajatim.com) – Ambisi Persebaya 1927 bertahan di papan atas klasemen Liga Primer Indonesia (LPI) bakal sedikit terganggu. JohnTarkpor Sonkaliey, gelandang serang tim yang bermarkas di Stadion 10 Nopember, Tambasari, Surabaya, itu dipanggil Timnas Liberia untuk memperkuat Lone Stars – julukan Timnas Liberia – dalam laga melawan Cape Verde di ajang Kualifikasi Piala Afrika 2012.

Kabar gembira ini  kali pertama diungkap liberiansoccer.com, di mana Presiden Asosiasi Sepakbola Liberia (LFA), Musa Hassan Bility, telah menyatakan bahwa Tarkpor  akan mendampingi Lone Stars dalam perjalanan ke Cape Verde untuk pertandingan ketiga Kualifikasi Piala Eropa.

Tarkpor dan para pemain Persebaya lainnya saat ini tengah berada di Yogyakarta, karena Minggu (20/3/2011) sore akan menghadapi Real MataramFC  di Stadion Maguwoharjo, Sleman, dalam lanjutan kompetisi LPI pekan ke-11.

CEO Persebaya 1927, Llano Mahardika, membenarkan pemanggilan Tarkpor ke Timnas Liberia. "Ya, kita sudah terima surat pemberitahuannya. Rencananya, Tarkpor pulang ke negaranya hari Selasa depan," kata Llano. Melihat penampilan cemerlang Tarkrpor bersama Persebaya selama ini, dia menilai pemanggilan itu wajar-wajar saja.

Llano mengakui hilangnya Tarkpor bakal berpengaruh terhadap kekuatan tim yang diarsiteki Aji Santoso itu. "Tapi, kita profesional sajalah. Kalau memang tenaganya dibutuhkan timnas, ya kita malah ikut bangga," Llano menambahkan.

Hal sama dikatakan Aji Santoso, yang dikontak terpisah. "Tidak ada masalah, kita hormati dia (John Tarkpor) kalau memang dibutuhkan negaranya," kata pelatih Persebaya 1927 itu. Justru yang harus dipikirkan dalam waktu dekat adalah menentukan pengganti Tarkpor, yang selama ini beroperasi di lini tengah bersama Taufiq,  Arif Ariyanto, dan Rendi Irawan.

Aji setidaknya punya dua stok pemain tengah, yaitu Lucky Wahyu dan Jusmadi Rian Wahyu. "Tergantung siapa yang paling siap, dialah yang saya turunkan. Yang jelas, dia harus bisa menunjukkan kualitas permainan seperti Tarkpor," tutur mantan bek kiri timnas Indonesia ini.

Atau, bisa saja Andik Vermansyah dikembalikan ke posisi aslinya sebagai gelandang serang. Sedangkan lini depan ditempati duet I Made Wirahadi dan striker asal Australia, Andrew Barisic.

Aji mengaku, hilangnya Tarkpor sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kekuatan Persebaya 1927. Tapi, sejak awal dia memang tidak mau tergantung pada pemain bintang. "Saya nggak mau tergantung pada satu dua pemain top. Sepakbola itu permainan kolektif," tegas mantan pelatih Persik  dan Persisam itu.

Sementara itu, Tarkpor mengaku gembira atas kepercayaan yang diberikan padanya untuk kembali memperkuat Timnas Liberia. Sebab, sudah empat tahun dia absen membela tim negaranya. "Senang sekali bisa kembali ke timnas," kata pemain kelahiran Monrovia, Liberia, 16 Oktober 1986 itu.

Tarkpor kali terakhir membela Timnas Liberia pada 2007, ketika Liberia menghadapi Equatoria Guinea. Tarkpor telah delapan kali bermain bersama Timnas Liberia, namun belum sekali pun menyumbangkan gol. Karena itu, ia berharap combe back-nya kali ini dibarengi dengan lahirnya gol dari kakinya.

Ia mengakui, bermain di kompetisi Indonesia selama ini membuatnya sulit untuk kembali ke timnas. Itu dikarenakan tidak ada otoritas sepakbola Liberia yang memantau perkembangan sepakbola di Indonesia.

"Sebelumnya, mereka tidak tahu sepakbola Indonesia itu seperti apa. Sekarang mereka bisa cerita tentang kompetisi LPI, dan beberapa pemain yang terlibat di dalamnya," paparnya. "Setiap pemain pasti punya mimpi bermain untuk tim nasionalnya. Saya juga begitu. Ini merupakan kesempatan emas bagi saya," imbuhnya.

Sebelum John Tarkpor, kiper Cendrawasih Papua, Deniss Romanovs juga kembali dipanggil oleh Federasi Sepakbola Latvia (LFF) untuk memperkuat negaranya di ajang kualifikasi Euro 2012. Deniss diminta segera bergabung dengan timnas untuk menghadapi Israel di Tel Aviv pada 26 Maret 2011.

Dalam surat yang ditandatangani Genadijs Karavajevs, Latvian National Team General Manager, itu juga disebutkan bahwa kiper bertinggi 186 sentimeter itu diminta untuk bergabung dengan timnas negaranya dari 21 sampai 27 Maret 2011. [kun]

Rabu, 16 Maret 2011

Bonek Boleh Naik KA, Tapi Dilarang Pakai Atribut

Rabu, 16 Maret 2011 17:24:31 WIB
Reporter : Renni Susilawati

Surabaya (beritajatim.com) - Bertandang ke stadion Real Mataram di Jogja pada 20 Maret mendatang. PT Kereta Api Indonesia Daops VIII memperbolehkan Bonek untuk naik kereta namun dengan syarat harus menanggalkan atributnya.

Bonek hanya boleh menumpang jika mereka mau menanggalkan semua atributnya dan membeli tiket sebagai pelanggan biasa.

"Jika mereka tidak menggunakan atribut maka dengan senang hati kami akan melayani mereka sebagai layaknya pelanggan kami. Tetapi kami tidak bisa memberikan gerbong khusus suporter Bonek, untuk mengurangi resiko kerusakan dan keselamatan penumpang sendiri. Silahkan beli tiket sebagai pelanggan biasa," jelas C Herry W, Assisten Manager Eksternal Humas Daop 8 PT KAI, Rabu (16/3/2011).

Dikatakan, meskipun suporter Persebaya sudah mengantongi surat rekomendasi dari Gubenur Jatim, sebagai penanggung jawab, PT KAI masih enggan melayani jika suporter tetap ngotot menggunakan atribut mereka sepanjang perjalanan.

Surat rekomendasi hanya akan berlaku jika Bonek mau mematuhi peraturan yang berlaku di PT KAI Daop 8, yakni tidak boleh menggunakan atribut suporter mana pun.

"Ini tak hanya berlaku untuk Bonek tetapi untuk semua suporter yang ada di wilayah Daop 8 untuk meminimalisir terjadinya aksi pelemparan yang berdampak pada kerusakan gerbong dan keselamatan penumpang sendiri," bebernya.

Ketika ditanya, apakah Daop 8 sudah menerima surat rekomendai dari Gubenur atau Walikota terkait dengan keberangkatan Bonek ke Jogja, Herry mengaku hingga kini masih belum menerima surat apapun terkait dengan pihak-pihak yang mau bertanggung jawab atas kepergian Bonek ke Jogja.
Meskipun nantinya memang ada surat itu, tetapi pihak PT KAI tidak akan memberikan harga khusus ataupun gerbong khusus untuk suporter Bonek. Gerbong yang disediakan akan tetap sama, seperti Kereta Pasundan yang berangkat pukul 6.16 WIB dari Gubeg akan tetap berangkat dengan 7 gerbong.

"Harga tiket tetap Rp 15.000 sampai Jogja dan 7 Gerbong itu biasanya bisa memuat hingga 900 penumpang. Jika memang ada pelonjakan penumpang saat itu juga gerbong bisa kami tambah. tetapi sekali lagi kereta api hanya akan melayani pembelian tiket bagi mereka yang tak menggunakan atribut," tandasnya.[rea/ted]

Hadapi Persebaya, Real Mataram Merasa Jadi Underdog

Rabu, 16/03/2011 00:31 WIB


Rossi Finza Noor - detiksport
    





Real Mataram (detiksport/Meylan Freddy)
Yogyakarta - Real Mataram mempersiapkan diri untuk laga melawan Persebaya 1927 pada akhir pekan ini, Minggu (20/3/2011). Mataram mengakui, dengan Persebaya di atas kertas lebih kuat, mereka adalah underdog-nya.

Dengan diperkuat oleh beberapa pemain berpengalaman seperti Erol Iba, Mat Halil, Khusnu Yuli, Taufik, I Made Wirahadi, dan Andik Virmansyah, Persebaya boleh dibilang lebih punya pengalaman. Melihat fakta inilah Mataram merasa menjadi tim yang tak diunggulkan.

Sejak Selasa (15/3) pagi dan sore, Mataram berlatih di lapangan AAU. Mereka memfokuskan diri pada latihan fisik, sedangkan sore hari pada strategi dan taktik permainan.

Pada rilis kepada detikSport, Manajer Real Mataram, Kusnadi, menyatakan bahwa tim Mataram harus mewaspadai kecepatan yang dimiliki oleh kedua penyerang Persebaya, yaitu Andik Vermansyah dan I Made Wirahadi, terbukti keduanya mampu menjadi mesin gol Persebaya 1927 FC.

Kedua penyerang tersebut dinilainya mempunyai kecepatan dan naluri mencetak gol yang cukup baik. Untuk itu tugas Christian Febre dan Dedik Susanto untuk mengawal mereka dengan disiplin yang tinggi.

Persebaya 1927 juga terbilang kuat dalam bertahan, di sana bercokol Erol Iba, Michael Cevkotski, Otavio Dutra, Khusnul Yuli dengan cadangan Mat Halil. Mereka terbukti hanya kemasukan 4 gol dari 8 laga yang telah dilakoni. Jumlah gol yang paling sedikit.

Kendati demikian, Mataram menyatakan akan tetap menerapkan strategi dengan pola menyerang.


( roz / din )

Persebaya 1927 Recovery Psikis Tim


Rabu, 16 Maret 2011 | 10:10 WIB
SURABAYA - Usai diliburkan sehari pasca menghadapi Aceh United, Selasa (15/3), Persebaya 1927 melakukan latihan ringan di Stadion Gelora 10 November. Latihan ringan dilakukan untuk memulihkan kondisi psikis tim yang bermarkas di Karanggayam ini. Latihan yang dimulai sekitar pukul 15:30 WIB itu terlihat gayeng dan penuh gelak tawa.
Pada sesi latihan tersebut, tim berjuluk Green Force ini hanya melakukan small game. Selain itu masih ditambah dengan latihan akurasi tendangan yang menjadi pilihan pelatih kepala Aji Santoso.
”Hari ini (kemarin, Red) para pemain hanya berlatih ringan saja, untuk menjaga kondisi dan recovery pasca menjamu Aceh United,” kata Aji
Menurut mantan pemain timnas era 1990-an ini, dengan kedatangan striker anyar asal Australia Andrew Barisic, menu latihan kerjasama tim juga ditingkatkan. Aji juga meminta Barisic lebih banyak berkomunikasi dengan punggawa Persebaya lainnya.
”Fokus latihan untuk pemantapan tim saja, maklum kita baru kedatangan striker anyar Barisic yang masih butuh komunikasi,” terang Aji.
Barisic baru tiba di Surabaya, Rabu (9/3) lalu. Meski baru beberapa hari bergabung, namun Barisic mampu mendapatkan perhatian dari pendukung Persebaya karena berhasil mencetak satu gol. Dalam laga debut, masuk pada menit 35 menggantikan Lucky Wahyu, penyerang berusia 24 tahun itu berhasil mencetak satu gold an satu assist.
Namun, mantan pelatih Persisam Samarinda itu mengaku belum puas dengan permainan Barisic. Menurut Aji, Barisic masih belum pada titik puncak kemampuannya. ”Dia masih baru di sini, masih dalam tahap adaptasi. Latihan juga baru dua kali, termasuk hari ini,” tandas Aji.
Kendati demikian, Aji menegaskan, bukan berarti latihan ringan tersebut sebagai proyeksi tim yang mengecilkan tim lain. Latihan ringan tersebut menjadi salah satu menu dengan tujuan relaksasi dan mendekatkan psikologis antar pemain, sehingga mereka memiliki kejiwaan yang sama saat tampil.
Sedangkan partai pertempuran Liga Primer Indonesia (LPI) yang kini menunggu Andik Vermansyah dkk, adalah melawat ke kandang Real Mataram FC di Stadion Maguwohardjo, Sleman, Yogyakarta, Minggu (20/3) mendatang. m6

eks pemain ac milan & manchester united gabung persebaya 1927

Blomqvist Gabung Persebaya 1927?
 
 
Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) - Kabar menghebohkan menyangkut nama Persebaya 1927 beredar di dunia maya. Kali ini, tim yang dibsut Aji Santoso digadang-gadang bakal mendapatkan eks bintang Manchester United dan AC Milan, Jesper Blomqvist.

Kabar ini pertama kali diungkapkan oleh CEO Tangerang Wolves, Akmal Marhali. Lewat akun jejaring sosialnya, Akmal menyebut Blomqvist bakal merumput di Indonesia dan bergabung dengan Persebaya 1927.

"Selamat datang Jesper Blomqvist di Indonesia. Selamat bergabung dengan Persebaya 1927," tulis Akmal, Rabu (16/3/2011) pagi.

Ketika dikonfirmasi, Akmal menegaskan jika informasi ini bukan cadaan atau sekedar isu murahan belaka. Bahkan, Akmal mengungkapkan jika pemain 37 tahun yang pernah berbaju Parma itu sudah tiba di Indonesia. "Kalau sudah deal, bisa jadi dia main di sini," imbuh Akmal.

Berdasarkan data di Wikipedia, pemilik nama lengkap, Lars Jesper Blomqvist ini pernah membela klub-klub kenamaan, macam Manchester United, AC Milan, AC Parma, Everton serta Charlton Athletic.

Bahkan, pemain yang berposisi sebagai gelandang kiri ini turut serta membawa The Red Devils, julukan United meraih Treble Winners tahun 1999 silam. Terakhir, Blomqvist membela klub kasta kedua Swedia, Hammarby.

Untuk karier internasionalnya, Blomqvist bergabung dengan Timnas Swedia mulai tahun 1994 hingga 2002. Ia mengemas 30 caps dengan Blagult, julukan Timnas Swedia. Sayang, hingga berita ini diunggah, belum ada keterangan resmi dari pihak Liga Primer Indonesia (LPI) atau Persebaya 1927. [sya/kun]

Senin, 14 Maret 2011

4 Persebaya 1927 v Aceh United 0 Akhiri Paceklik Kemenangan



 
OLAHRAGA - LIGA INDONESIA
Senin, 14 Maret 2011 , 07:22:00

Andik Vermansyah, gelandang Persebaya 1927, melakukan selebrasi setelah berhasil mencetak gol ke gawang Aceh United saat bertanding dalam kompetisi Liga Primer di Stadion Gelora Sepuluh November, Surabaya, kemarin (13/3). FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos



SURABAYA - Persebaya 1927 berhasil mengakhiri paceklik kemenangannya. Setelah terus dijauhi kemenangan di tiga laga sebelumnya, tim berjuluk Green Force itu sukses membekuk Aceh united 4-0 (2-0) di Gelora 10 Nopember kemarin (13/3).

Empat gol Persebaya dilesakkan I Made Wirahadi ketika pertandingan baru berjalan 1 menit 33 detik. Gol kedua tercipta melalui titik penalti oleh Otavio Dutra. Sementara striker anyar Persebaya Andrew Barisic menyumbang gol ketiga di menit ke-61. Sedangkan Andik Vermasnyah memungkasi pesta gol Persebaya di menit ke-84.

Andik memang hanya mencetak sebiji gol setelah memaksimalkan umpan Barisic. Tapi mantan pemain PON Jatim itu pantas menyandang predikat aktor utama atas kemenangan kelima Persebaya di ajang Liga Primer Indonesia (LPI). Dua gol di babak pertama tak lepas dari kerja keras Andik.

Gol pertama lahir dari kecepatan Andik menusuk sisi kiri gawang Aceh. Dia mampu memaksakan tendangan keras dari sudut sempit ketika dikawal bek Aceh Pierre Njanka. Ruly Yasin yang tak sempurna mengantisipasi tendangan Andik, justru membuat bola muntah di depan Wirahadi yang berdiri bebas. Sontekan keras pemain asal Bali itu langsung membuat pendukung Persebaya bersorak untuk gol pertama.

Pada menit ke 24, Andik yang kembali lolos dari sisi kiri pertahanan Aceh memaksa kiper Ruly menjatuhkannya. Wasit Vasilev Kole (Macedonia) langsung menghadiahkan penalti pada Persebaya yang selanjutnya sukses dimaksimalkan Otavio Dutra.

Setelah aksi Andik terus menjadi pusat perhatian, para pendukung Persebaya mulai berharap pada penampilan Andrew barisic yang dimasukkan di menit ke-35. Tapi Barisic tidak langsung menujukkan performa menawan. Beberapa kali dia justru salah umpan atau terperangkap offside.

Striker 24 tahun itu baru menjawab kepercayaan Aji Santoso dengan golnya di menit 61?. Umpan Jhon Tarkpor dari sisi kiri pertahanan Aceh mampu dia kuasai dengan memutar badan sekaligus mengelabuhi pemain Aceh. Barisic langsung menceploskan bola ke sisi kanan gawang Ruly.

Setelah hadirnya Barisic, kami punya harapan baru soal ketajaman lini depan. Memang dia tidak langsung maksimal. Tapi di babak kedua, dia bisa mencetak satu gol dan satu assist, itu luar biasa," terang Aji. Dia menyatakan bahwa Barisic belum begitu paham karakter permainan Persebaya. Tapi Aji menegaskan pada Barisic bahwa permainan Pesebaya mengandalkan kecepatan dan umpan satu-dua.

Selain golnya di menit ke-61, Barisic juga memberikan umpan matang pada Andik di menit ke-84 yang selanjutnya menjadi gol keempat di laga itu. Skor 4-0 bertahan sampai pertandingan usai. Di laga tersebut, Persebaya melakukan tendangan ke gawang empat kali dan semuanya berbuah gol.

"Saat melawan Cendrawasih Papua, kami kurang beruntung, selain kipernya juga bagus. Tapi kali ini saya bersyukur, selain anak-anak bermain bagus, kami juga berhasil menang 4-0," tutur Aji.

Di laga tersebut, intensitas serangan Persebaya memang tak segencar ketika menghadapi Papua (27/3) lalu. Ini juga tak lepas dari performa Pierre Njanka di lini belakang Aceh. Selain itu, kehadiran Alain N?Kong juga membuat lini tengah Persebaya tak bebas membantu serangan.

Sebab, beberapa kali N?Kong mampu melakukan tendangan dari luar kotak penalti yang mengancam gawang Endra Prasetya. Lionel Charbonnier pelatih Aceh United mengaku kecewa dengan permainan timnya. "Mereka bermain sendiri-sendiri, tidak bermain secara kolektif," terang mantan kiper ketiga Timnas Prancis itu.

Meski kalah, dia menyatakan bahwa timnya telah mendapatkan pelajaran berharga dari Persebaya. Menurutnya, para pemain lokal Persebaya punya kelebihan skill yang jauh di atas skill pemain lokal Aceh. "Ketika berbicara taktik dalam sepak bola, kita harus memastikan teknik atau skill pemain terlebih dulu," jelasnya. Hal itulah yang menjadi bagian dari faktor kekalahan Ache di laga tersebut. (uan)

Sabtu, 12 Maret 2011

Aceh United Siapakan Dua Pengawal untuk Andik Vermansyah



 
Sabtu, 12 Maret 2011
Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) - Kecil-kecil cabe rawet. Ungkapan itu rasanya pantas disematkan untuk gelandang serang Persebaya 1927, Andik Vermansyah. Meski memiliki tubuh kecil, Andik memiliki satu kelebihan, yakni kecepatan. Kelebihan inilah yang membikin Andik sangat diwaspadai oleh calon lawannya, Aceh United.

CEO Aceh United Ari Wibowo, Sabtu (12/3/2011) mengakui Andik adalah salah seorang pemain yang harus diwaspadai, namun bukan berarti ditakuti. Untuk meredam aksi pemain asli Bogen, Surabaya ini, Aceh sudah menyiapkan dua pemain muda asal Ternate, yakni Saddam Tenang dan Safrudin Tahar.

"Keduanya memiliki kecepatan selevel dengan Andik. Saya yakin Andik akan kesulitan menerobos dua pemain ini," ucap Ari kepada beritajatim.com.

Selain dua pemain untuk meredam Andik, lanjuT Ari, Aceh United masih memiliki tiga pemain yang memiliki kecepatan, dan siap mengobrak-abrik pertahanan Persebaya yang digalang Otavio Dutra. Ketiga pemain itu adalah, Andika Yudhistira, Junarto dan Yum Dong Jin.

Kelima pelari cepat itu akan didukung dua gelandang petarung dalam diri Alain Nkong dan Alvin Tehau, serta tukang bagi bola, Yossi Permana. Skema ini cukup teruji. Buktinya, anak asuh Lionel Charbonnier mampu menaklukkan Semarang United dengan hasil akhir 2-0 di Banda Aceh.

Sedangkan untuk meredam aksi striker antar Persebaya, Andrew Barisic, Aceh mempercayakan pada bek gaek sekaligus kapten tim, Pierre Njanka. Dengan Body besar dan kokoh, Ari yakin Njanka mampu mematikan pergerakan Barisic. "Kualitas Njanka mampu mengintimidasi penyerang lawan, dan membuat mereka frustasi," tegasnya. [sya/kun]

Tiga Poin Harga Mati Rek!



 
Sabtu, 12 Maret 2011 10:56:31 WIB
Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) - Sudah tiga laga dilalui Persebaya 1927 tanpa kemenangan. Bahkan, pada pertandingan kandang terakhir, tim asuhan Aji Santoso ditahan Cendrawasih Papua tanpa gol. Jadi, tiga poin menjadi harga mati saat tim ini menjamu Aceh United, Minggu (13/3/2011) besok malam di stadion Gelora 10 Nopember.

Hingga, Sabtu (12/3/20110 hari ini, Aji mengaku belum tahu benar bagaimana kekuatan Aceh United. Ia hanya mendapat sedikit masukan dari beberapa pelatih yang klubnya sudah berhadapan dengan pasukan besutan pelatih asal Perancis, Lionel Charbonnier.

"Katanya Aceh itu tim yang bagus. Dihuni pemain muda dan memiliki semangat semangat bertanding yang tinggi," ucap Aji.

Aji mengakui, dalam tiga laga terakhir, timnya belum mampu merampungkan tiga poin. Meski begitu Aji mengaku puas, utamanya dalam segi permainan. "Dari segi permainan kita puas, karena anak-anak bermain sesuai harapan saya. Untuk hasil memang tidak," lanjut mantan pelatih Persema, Persisam dan Persik ini.

"Kalau bicara target, tidak ada pilihan lain, besok kita harus menang. Untuk itu saya instruksikan anak-anak untuk bermain menyerang, tetap dengan gaya Persebaya," sambung kapten Persebaya saar juara Liga Indonesia edisi 1997 ini.

Terkait komposisi pemain yang akan diturunkan besok, nampaknya Aji bakal sedikit melakukan perubahan, khususnya di lini depan. Dengan kondisi striker utama, I Made Wirahadi yang masih meragukan, maka Aji mau tak mau mempersiapkan Nico Susanto sebagai ujung tombak, ditemani Andik Vermansyah tentunya.

Karena Andik belum bisa kembali ke habitatnya sebagai gelandang serang, maka komposisi pemain di sektor tengah dipastikan tidak banyak perubahan. Aji tetap menggunakan tenaga John Tarkpor dan rendi Irwan sebagai duo sayap. Sedangkan lini tengah dikendalikan Taufiq dan Jusmadi.

Sementara untuk sektor belakang, cederanya Mat Halil membuatnya kembali duduk di bangku cadangan. Pilihan Aji pun tertuju pada Khusnul Yuli dengan Erol Iba sebagai bek kanan. Duo stopper masih dipercayakan pada Otavio Dutra dan tandem jangkungnya, Michael Cvetkovski. Dengan Endra Pras sebagai kiper utama.

Lalu bagaimana dengan punggawa anyar asal Australia, Andrew Barisic. Karena baru datang, Rabu (9/3/2011) kemarin, maka Andrew harus memendam harapan untuk memulai debutnya sebagai starter. Sebab pelatih Aji mengisyaratkan bakal membangku cadangkan eks striker Gold Coast United ini terlebih dulu.

"Mungkin dia akan kami turunkan, tapi tidak sebagai starter. Biar dia mempelajari dulu pola permainan kita," jelas Aji. [sya/kun]

Persebaya 1927 vs Aceh United: Bajul Ijo Andalkan Pemain Baru

 Pekan Kesepuluh - Liga Primer Indonesia...


Persebaya 1927 mendapat peluang untuk naik ke posisi yang lebih baik pada lanjutan kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI), Minggu (13/3). Dengan menduduki peringkat empat, Persebaya 1927 sangat mungkin bisa mengatasi calon lawannya, Aceh United, di Stadion Gelora 10 Nopember, Tambaksari, Surabaya.

Aji Santoso sangat optimis pemainnya bisa bermain optimal menghadapi tim asuhan Lionel Charbonnier itu. Menurut pelatih Persebaya 1927 itu, timnya dengan Aceh United memang "beda kasta". Namun, secara materi kedua tim tak beda jauh.

Apalagi, Persebaya 1927 mendapat suntikan pemain baru, Andrew Barisic. Mantan pemain Gold Coast United, Australia, itu diharapkan akan menunjang serangan Persebaya 1927 di lini depan. Barisic memang sudah beberapa kali berlatih setelah resmi menandatangani kontrak, untuk penyesuaian.

Meski demikian, Barisic belum akan dipasang pada awal laga. Menurut Aji Santoso, pemain ini masih perlu melakukan penyesuaian.

"Saya sendiri tidak meragukannya, karena dia memiliki teknik dan finishing yang bagus," ujar mantan pemain nasional Indonesia itu.

Mengenai calon lawan, Aji mengaku tidak banyak tahu materi pemain Aceh United. Namun dari yang ia dengar, tim dari ujung barat Indonesia itu cukup bagus.

"Saya rasa mereka akan bermain taktis meski di kandang lawan," ujarnya.

Sementara itu, Aceh United tidak gentar walau lawannya bermain dengan dukungan fanatik Bonek.

"Kami punya pemain andalan bekas tim nasional Kamerun, Allain Nkong. Dia adalah gelandang terbaik menurut kami," ujar Ari Wibowo. Nkong sudah bisa diturunkan, karena baru saja terbebas dari hukuman kartu merah ketika melawan Jakarta FC.

CEO Aceh United itu melihat grafik Persebaya 1927 dalam dua pertandingan terakhir kurang bagus. Meski tim kuat, ternyata tim asal Kota Buaya itu bisa ditahan Bintang Medan 1-1 (Jumat, 4/3), dan Cendrawasih Papua 0-0 (Minggu, 27/2).

"Belajar dari situ, kami optimis bisa mencuri angka. Minimal seri," ujar Ari Wibowo.

Disinggung soal adanya suntikan pemain baru Persebaya 1927, Andrew Barisic, Ari mengungkapkan pemain-pemainnya tak sulit menghadapi pemain seperti Barisic.

"Pengalaman kami, pemain gaya Eropa dan Australia seperti Barisic, akan kesulitan menghadapi pemain kami seperti Pierre Njanka," tukas pria nan ramah itu.

Akankah Pierre Njanka ditugaskan mengawal Barisic? Mari sama-sama kita saksikan.

by :goal.com

Kamis, 10 Maret 2011

Persebaya 1927 Gaet Andrew Barisic


Persebaya 1927 akhirnya mendapatkan Marquee Player yang mereka tunggu-tunggu.

Oleh Tegar Paramartha

10 Mar 2011 14:14:00

Persebaya - Liga Primer Indonesia (LPI) 
Persebaya - Liga Primer Indonesia (LPI)

Terkait

Tim

Marquee Player (MP) untuk Persebaya 1927 yang dinanti-nanti akhirnya datang juga, namun pemain tersebut bukanlah pemain top Eropa seperti yang dikabarkan sebelumnya. Pemain yang menjadi MP Persebaya 1927 adalah Andrew Barisic yang bermain untuk Gold Coast United di Liga Australia.

Pemain berusia 24 tahun tersebut diperkirakan akan diturunkan oleh pelatih Persebaya 1927 saat klubnya menghadapi Aceh United pada lanjutan kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) hari Minggu (13/03) mendatang.

Tetapi tampaknya Aji Santoso mengisyaratkan bahwa dirinya tidak akan langsung menurunkan Barisic sebagai starter, karena pemain yang berposisi sebagai striker tersebut masih belum beradaptasi dengan permainan tim sehingga dikhawatirkan permainannya menjadi tidak maksimal.

Sementara itu Barisic mengaku bahwa dirinya siap untuk mengantarkan Persebaya 1927 meraih kemenangan di pertandingan LPI, Barisic juga akan berusaha mencetak gol untuk klub barunya tersebut.