Rabu, 11 April 2012

Persebaya, Kekalahan WO, dan Ketakberdayaan PSSI



 
Rabu, 11 April 2012 09:02:22 WIB
Reporter : Oryza A. Wirawan


Jember (beritajatim.com) - Kegagalan Persebaya Surabaya menggelar laga kandang menghadapi PSMS Medan di Gelora Bung Tomo, Minggu (8/4/2012) cukup mengejutkan. Selama Indonesian Premier League, kompetisi kasta tertinggi resmi PSSI, digelar, Persebaya tak pernah kesulitan melangsungkan laga kandang.

Rekam jejak Persebaya dalam melangsungkan pertandingan kandang selama ini cukup baik. Tidak pernah ada kerusuhan besar di stadion, bahkan saat Persebaya mengalami kekalahan dua kali. Kerusuhan terbesar di stadion Gelora 10 Nopember terjadi enam tahun silam, 4 September 2006, saat Persebaya ditahan imbang Arema Malang.

Laga terakhir dalam IPL melawan Arema Malang di Gelora Bung Tomo beberapa waktu silam yang dikhawatirkan ricuh justru berjalan lancar. Sebanyak 50 ribu Bonek memadati stadion terbesar di Jawa Timur tersebut, dan tidak ada teror terhadap pemain Arema sebagaimana terjadi tahun 2010 silam.

Tak heran, jika kemudian pelarangan laga Persebaya versus PSMS oleh aparat kepolisian mengundang pertanyaan. Aparat kepolisian menyatakan, larangan itu terkait antisipasi kerawanan, karena di Surabaya masih dikhawatirkan terjadi aksi demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak.

Alasan ini yang kemudian memantik pertanyaan besar. Jika pertandingan tersebut digelar sebelum 1 April 2012, saat aksi-aksi unjuk rasa menguat di mana-mana, termasuk di Surabaya, maka dalil dan dalih aparat kepolisian sangat masuk akal dan bisa diterima. Namun laga Persebaya melawan PSMS digelar sepekan lebih setelah aksi unjuk rasa marak. Aksi unjuk rasa sudah surut di mana-mana, terutama karena akhirnya harga BBM urung dinaikkan.

Alasan itu semakin memicu rasa penasaran, karena polisi di Surabaya seolah menerapkan standar ganda. Di satu sisi pertandingan Persebaya yang mengundang massa besar dilarang, sementara acara konser musik diijinkan. Saya tidak tahu, mengapa kerumunan massa dalam sebuah konser musik dianggap tidak lebih berpotensi kerawanan daripada kerumunan penonton sepakbola. Padahal, sudah cukup banyak media massa menyiarkan besar-besaran kerusuhan penonton yang terjadi dalam konser musik.

Dalam kapasitas institusi kepolisian yang lebih luas, standar ganda pengamanan dan pemberian ijin keramaian itu lebih terasa, karena ternyata di beberapa kota pertandingan sepakbola bisa digelar. Saya tidak tahu, apakah tingkat kerawanan tidak masuk hitungan juga dalam pemberian ijin itu. Namun bila menengok ke belakang, aparat kepolisian Indonesia sebetulnya tidak konsisten betul dalam menerapkan standar perijinan itu.

Kita ingat bagaimana dalam laga Liga Super Indonesia beberapa waktu lalu di Jogjakarta, antara Persija melawan Persiwa Wamena, terjadi kerusuhan di stadion. Namun dalam laga berikutnya, Persija melawan Persipura, polisi masih memberikan ijin pertandingan. Lagi-lagi kerusuhan terjadi. Dua kali kerusuhan di Jogjakarta, dan semuanya tidak melibatkan Bonek.

Dengan standar ganda seperti itu, tak salah kiranya, jika kemudian orang berprasangka: polisi hanya mencari jalan aman untuk mengamankan pertandingan. Jalan aman yang dimaksud untuk mengamankan adalah dengan tidak menyelenggarakan pertandingan.

Saya berharap prasangka ini salah. Namun jika memang demikian, maka profesionalisme aparat kepolisian patut dipertanyakan dan digarisbawahi. Saya tak bisa membayangkan, polisi yang diberikan kewenangan melakukan represi secara proporsional dan benar ternyata gentar menghadapi penonton sepakbola Surabaya, yang justru selama bertahun-tahun tak pernah lagi melakukan kerusuhan di stadion.

Jika yang ditakutkan aparat kepolisian adalah ekses kerusuhan di luar stadion, tentu ini patut dipertanyakan ulang. Tidak pernah ada catatan dan cerita pertandingan sepakbola di mana pun di negeri ini, 50 ribu penonton yang datang ke stadion bersama-sama secara gotong-royong melakukan kerusuhan dan kejahatan di luar stadion.

Lagipula, di negeri ini, hukum mengadili seseorang karena perbuatan kejahatan yang jelas-jelas sudah dilakukannya secara personal. Hukum tidak mengadili secara keseluruhan (komunal) karena perbuatan yang dikhawatirkan bakal dilakukan atau dibayangkan hendak dilakukan oleh individu dari komunitas tersebut.

Jujur saja, jika kekhawatiran dan bayang-bayang ketakutan dijadikan referensi, saya kira yang patut mengangkat bendera putih dan melarang pertandingan sepakbola adalah aparat kepolisian di Argentina, Italia, negeri-negeri Eropa Timur, atau Inggris di masa lalu. Di sana, terutama di Argentina, kerusuhan antarsuporter bahkan bisa diwarnai letusan pistol: mereka saling menembaki suporter lawan.

Di lain pihak, kegagalan laga Persebaya melawan PSMS Medan menunjukkan betapa lemahnya posisi tawar PSSI, PT Liga Prima Indonesia Sportindo, dan panitia pelaksana Persebaya di hadapan aparat kepolisian.

Selama ini, tidak pernah terdengar ada kerusuhan penonton saat digelarnya laga Liga Prima Indonesia. Kerusuhan penonton justru terjadi beberapa kali dalam Liga Super Indonesia, yang terparah terjadi dua kali di Jogjakarta. Namun laga Liga Super, yang jelas-jelas berstatus breakaway league dan tak diakui, relatif tidak mendapat kesulitan perijinan. Laga di Liga Prima justru beberapa kali nyaris gagal karena perijinan.

Masih segar dalam ingatan, bagaimana laga Persija melawan Persebaya di Bantul nyaris gagal dilaksanakan karena perijinan aparat kepolisian. Pertandingan digelar dengan disaksikan ribuan Bonek. Jumlah Bonek ini jauh lebih besar daripada suporter The Jak yang datang ke Jogjakarta untuk menyaksikan dua laga Persija. Namun tak seperti dua laga Persija, laga Persebaya di Bantul ini justru aman-aman saja.

Kita bandingkan pula saat PT LPIS menggelar Liga Primer Indonesia yang tahun 2011 lalu berstatus breakaway atau tak diakui PSSI. Kala itu tak ada hambatan perijinan dari aparat kepolisian. Satu-satunya hambatan perijinan adalah saat Persebaya hendak dijamu Solo FC di Solo.

Jadi mungkin benar apa pendapat Andhi Mahligai, salah satu pentolan Bonek di Jakarta. PSSI dan PT LPIS harus segera kembali melakukan komunikasi dengan institusi kepolisian. Larangan digelarnya sebuah pertandingan sepakbola liga resmi adalah tamparan keras. PSSI perlu kembali memperkuat nota kesepahaman dengan aparat kepolisian.

Ini juga menjadi pelajaran bagi panpel Persebaya. Jika jauh-jauh hari sudah tercium ada gelagat tak beres, seharusnya sudah ada rencana lain yang disiapkan. Kita tahu tawaran menggelar pertandingan Persebaya melawan PSMS tanpa penonton sebagai solusi muncul dan disosialisasikan mendadak. Di sini, panpel Persebaya perlu belajar banyak dari panpel Persibo Bojonegoro, yang tetap bisa menggelar laga melawan Semen Padang di Bantul.

Terakhir, saya terus terang kagum dengan sikap sejumlah Bonek yang sempat saya wawancarai kemarin. Mereka menyatakan, sesuai aturan, Persebaya seharusnya dikalahkan WO 0-3 dan poin 3 diberikan kepada PSMS Medan karena kegagalan menggelar pertandingan.

Bagi saya ini seperti anomali positif di dunia sepakbola Indonesia yang mendewa-dewakan kemenangan, bahkan dengan segala cara. Bonek seperti ingin memberikan pelajaran kepada Persebaya dan PSSI: kemenangan memang penting, namun tidak dengan melanggar aturan.

Sikap Bonek ini, saya kira, bukannya tanpa dasar. Sebagaimana pernyataan beberapa Bonek kepada saya, mereka ingin memberikan pelajaran kepada panpel Persebaya untuk lebih profesional. Kedua, mereka memahami betul bagaimana rasanya 'dianiaya' oleh urusan kemenangan WO. Tahun 2009 silam, Persebaya batal memperoleh kemenangan WO dari Persik yang gagal menggelar laga di Kediri. Bahkan, laga berkali-kali harus diulang dan dibatalkan, kendati kompetisi Liga Super sudah berakhir.

Ini juga mengingatkan, bagaimana suporter Surabaya juga melawan keputusan manajemen Persebaya yang mengalah kepada Persipura di Gelora 10 Nopember, dalam laga kompetisi Divisi Utama 1988. Saat itu, suporter memilih tak datang ke stadion. Kritisisme suporter terhadap manajemen klub itu agaknya diwariskan hingga saat ini.

Jadi saya kira, kegagalan Persebaya menggelar laga melawan PSMS Medan memang patut disesali. Namun, itu tak perlu membuat kita meratap, karena ada banyak hal yang bisa diambil untuk direfleksikan di dalamnya. [wir]

Dalam Dua Minggu, Persebaya Jalani Tiga Laga Away



 
Rabu, 11 April 2012 09:55:10 WIB
Reporter : M. Syafaruddin


Surabaya (beritajatim.com) - Setelah gagal menghadapi PSMS di kandang sendiri, Stadion Gelora Bung Tomo 8 April lalu, Persebaya akan menjalani tiga pertandingan away beruntun di kompetisi Indonesia Premier League (IPL). Pertama, Bajul Ijo tandang ke Stadion Agus Salim, Padang.
Berhadarkan jadwal yang dirilis PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) 3 April lalu, Persebaya akan menjalani tiga laga tandang beruntun, yakni menghadapi Semen Padang(14 April), Persema(22 April) dan PSM (28 April).
Sebenarnya, berdasar jadwal lama, Persebaya harus kembali ke Malang apda 6 Mei untuk menghadapi Arema dalam Super Derby Jawa Timur (Jatim). Namun dalam revisi jadwal per 3 April lalu, pertandingan dua tim klasik Jatim ini dipindah 14 Juli 2012 mendatang.
Pelatih Persebaya, Divaldo Alves tidak menampil jadwal ini akan menguras tenaga timnya. Sebab dalam kurun waktu dua minggu, Taufiq dan kawan-kawan akan menjalani pertandingan lintau pulau, Pulau Jawa, Pulau Sumatera dan Pulau Sulawesi. "Soal jadwal tanya ke LPI. Tapi memang jadwal buat capek," terang Divaldo kepada beritajatim.com.
Meski mengakui jadwal merugikan timnya, namun Divaldo tak mau berpolemik masalah jadwal. Ia menganggap ini tantangan yang harus dihadapi anak buahnya. Divaldo juga tak mau panjang lebar membahas jadwal, sebab saat ini timnya tengah fokus hadapi tuan rumah Semen Padang. "Saya tidak mau fokus itu, saya mau fokus Semen Padang dulu," tegas mantan pelatih Persijap dan Minangkabau FC ini. Semen Padang, menurut Divaldo, bukan tim yang mudah dikalahkan. Apalagi pertandingan Sabtu nanti digelar di depan pendukung tuan rumah. Selain itu pada putaran pertama, Bajul Ijo menyerah 0-1 di Stadion Gelora 10 Nopember.
"Dulu waktu di Surabaya, keberuntungan tidak ikut kita," kilah Divaldo.[sya/ted]

Selasa, 10 April 2012

Fokus Kabauh Sirah


Selasa, 10/04/2012 | 11:39 WIB
Persebaya 1927 kini fokus hadapai laga tandang melawan Semen Padang.
SURABAYA – Pasca gagal main hari Minggu (8/4) kemarin, hari ini, Selasa (10/4) Persebaya 1927 langsung menggelar latihan untuk mempersiapkan diri jelang menghadapi Semen Padang, Sabtu (14/4) di stadion Agus Salim, Padang.
Anak asuh Divaldo Alves tidak ingin berlama- lama larut dalam kekecewaan akibat gagal menjalani laga perdananya melawan PSMS Medan. Juru taktik Persebaya berkebangsaan Portugal itu hari, Selasa (10/4) langsung mengembleng pasukannya dengan latihan rutin.
Bertandang ke markas Kabau Sarih, julukan Semen Padang, memang bukanlah perkara mudah. Pada putaran pertama Erol Iba dkk sudah dipermalukan oleh Ferdinan dkk 0-1 di stadion kebanggan Persebaya,  Stadion 10 Nopember Tambaksari. Apalagi, Semen Padang baru saja mengawalin putaran kedua dengan manis setelah menggusur pemuncak klasemen Persibo Bojonegoro.
Menghadapi tim pemuncak baru sangatlah berat, kendati poin antara Semen Padang dan Persebaya hanya terpaut dua. Ferdinan Sinaga dkk pasti sedang dalam kepercayaan diri tinggi. Sementara Bajul Ijo harus menelan pil pahit. Bukan karena kalah, laga perdananya tertunda. Divaldo Alves kecewa bukan kepalang. “Semen Padang mengawali putaran kedua dengan manis, sementara awal putaran kedua kami gagal digelar. Hasil ini jelas akan membuat Semen Padang lebih percaya diri,” kata Divaldo.
Selain itu, Bajul Ijo sudah dipastikan tidak bisa diperkuat dua bek andalannya Erol Iba dan Otavio Dutra karena akumulasi kartu. Seandainya laga melawan PSMS tetap digelar, kedua pemain itu sudah bisa lepas dari hukuman. Kehilangan dua bek jangkar itu, merupakan kerugian besar bagi tim kota Pahlawan sebab lawanyang akandihadapi jauh lebuh kuat dibanding PSMS.
Namun Divaldo yakin pasukannya segera bangkit. “Pemain Persebaya bukanlah pemain biasa. Saya yakin pemain kami akan fight sampai mati untuk Persebaya. Untuk itu, kami langsung latihan hari ini, untuk fokus lawan Semen Padang,” tambahnya.
Seluruh punggawa Persebaya siap mengikuti latihan rutinnya itu, termasuk Erol dan Dutra. Selain dua pemain itu, pemain lain dinyatakan siap 100 Persen untuk menghadapi Semen Padang.
Jika ingin merasakan berdiri di posisi puncak, Bajul ijo tidak  cukup hanya dengan meraih hasil seri. “Harus dapat poin untuk berada di papan atas, dan seharusnya kita berada di papan atas,” katanya.
Maka dari itu, Divaldo Alves sangat berambisi mengawali puataran kedau ini dengan hasil manis. “Tim yang mengawali laga dengan manis dan berada di puncak klasemen maka akan mendapat kepercayaan lebih untuk menjalani laga selanjutnya,” tutup mantan pelatih Persijap itu. m39

12 Mei Persebaya Tantang Liverpool?



 
Selasa, 10 April 2012 01:33:38 WIB
Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) - Persebaya kembali dipercaya untuk menjadi wakil Indonesia dalam uji coba internasional. Kali ini, Bajul Ijo dikabarkan akan menjajal pemilik 18 gelar Liga Inggris, Liverpool. Menurut jadwal, pertandingan kedua tim akan dilangsungkan 12 Mei mendatang.
Berdasarkan revisi jadwal IPL dan Piala Indonesia 2012 yang dirilis PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS), 3 April 2012 lalu, Liverpool dijadwalkan akan menjajal dua tim, yakni Indonesia All Star dan Persebaya. Pertandingan lawan Indonesia All Star akan digelar 9 Mei di Jakarta.
Tak hanya itu, tim khusus yang dibentuk Standard Chartered selaku sponsor Liverpool juga sudah melakukan inspeksi ke Gelora Bung Tomo (GBT). Tapi tidak dijelaskan tim mana yang akan dikirimkan oleh juara lima kali Champions League itu.
Sebab pada tanggal 13 Mei, The Reds, julukan Liverpool masih memiliki satu pertandingan sisa sekaligus laga pamungkas musim ini, lawan Swansea City di Liberty Stadium. Kabarnya, tim asuhan Kenny Dalglish ini hanya mengirimkan tim reserve.
Ketika dikonfirmasi, baik pihak Persebaya maupun PT LPIS enggan memberikan keterangan dan penjelasan terkait kabar ini. Namun info yang didapat beritajatim.com, dalam waktu dekat, LPIS dan PSSI akan mengadakan jumpa pers untuk memastikan kabar ini.
Jika pertandingan ini benar, maka ini adalah kabar baik Persebaya. Sebab sudah beberapa dekade terakhir tim ini tidak tanding lawan tim Eropa. Padahal dulu, Persebaya pernah menjadi lawan tanding untuk PSV Eindhoven yang saat itu diperkuat Ronaldo, hingga tim sekelas AC Milan.[sya/ted]

Minggu, 08 April 2012

persebaya vs psms tanpa penonton ???

Panpel Siap Gelar Laga tanpa Penonton
Sabtu, 07 April 2012 18:27:15 WIB
Reporter : M. Syafaruddin


Surabaya (beritajatim.com) - Ketua Panpel Persebaya, Sutrisno terus berusaha agar pertandingan Persebaya lawan PSMS, Minggu (8/4/2012) besok sore di Stadion Gelora Bung Tomo tetap berlangsung. Menurut Sutrisno, pihaknya tidak keberatan apabila laga harus digelar tanpa penonton.
"Semua tahapan pertandingan sudah kita lakukan sesuai dengan manual. Kami berharap hari H ada mukjizal dari Allah agar pertandingan tetap ada," ucap Sutrisno kepada wartawan, Sabtu (7/4/2012) sore.
Sutrisno menjelaskankan, Senin (2/4/2012), Panpel Persebaya mengirimkan surat nomor 127/PSBY-PPI/IV/2012 tentang permohonan bantuan pengamanan pertandingan Persebaya Vs PSMS. Keesokan harinya, Selasa (3/4/2012), Polrestabes mengirimkan surat nomor B/1586/IV/2012/Bagops yang berisi pemberitahuan penundaan kegiatan pertandingan sepakbola.
Alasannya, selama bulan April 2012, personel Polrestabes dikonsentrasikan pada pengamanan rencana aksi massa yang sewaktu-waktu akan terjadi di wilayah Kota Surabaya. "Secara administrasi sudah lapor ke LPIS hari Kamis," terang Sutrisno.
Sayangnya, setelah surat itu disampaikan ke LPIS (Liga Prima Indonesia Sportindo), tidak ada tindak lanjut ke pihak PSMS. "Kami hanya mendengar selentingan saja. Kami tidak mau berspekulasi, jadi kami tetap ke Surabaya," Manajer PSMS, Doli Sinomba Siregar. PSMS sendiri tiba di Surabaya, Jumat (6/4/2012)
Berdasarkan hasil technical meeting, Persebaya dan PSMS sepakat menunggu hingga, Minggu besok. Pihak PSMS sendiri tak masalah walau akhirnya harus bermain malam. "Kami juga sudah menyampaikan ke kepolisian, kalau memang dianggap genting, kami siap tanpa penonton. Kami sudah sampaikan secara lisan. Tapi semua kewenangan di Polres," terang Sutrisno.
"Kita tidak memperkirakan pertandingan bakal ditolak. Sebab selama ini selalu kondusif," imbuhnya. Jika pada akhirnya pertandingan tidak bisa digelar, Sutrisno menyerahkan sepenuhnya ke LPIS. "Soal status pertandingan seperti apa, kita serahkan ke LPIS, Biar Jakarta yang memutuskan," tutup pria paruh baya ini.[sya/kun]

Jumat, 06 April 2012

Krisis Bek, Persebaya Jajal Bek Timnas U-21


SURABAYA - Persebaya Surabaya tampaknya masih bermasalah dalam memunculkan pemain alternatif kala pemain utama tak bisa dimainkan. Absennya Otavio Dutra dalam laga melawan PSMS Medan di Stadion Gelora Bung Tomo, Minggu (8/4) mendatang, kembali memunculkan persoalan sendiri bagi Pelatih Divaldo Alves.

Ia dengan sedikit terpaksa bakal mempercayai Nurmufid Fastabiqul Khoirot untuk menjalani debut perdana bersama Persebaya di ajang Indonesian Primer League (IPL). Debut Nurmufid yang juga skuad timnas U-21 ini agaknya sedikit terlambat karena Divaldo kurang memberi kesempatan atau jam terbang lebih untuk pemain mudanya.

Lini belakang Persebaya memang dipastikan keropos dalam laga perdana putaran kedua nanti karena Otavio Dutra dan Erol Iba terkena akumulasi kartu kuning. Yang menjadi masalah, calon pengganti Dutra memang masih misteri. Sebab, di posisi Dutra ada beberapa nama seperti Khomad Suharto, Jefri Parsetyo dan Nurmufid Fastabiqul Khoirot.

Nama Fasta, panggilan Nurmufid Fastabiqul Khoirot, digadang-gadang layak menjadi pengganti Dutra. Meski belum pernah tampil bersama Persebaya, namun Fasta sudah membuktikan kemampuan ketika membela timnas U-21 di ajang Sultan Hassanal Bolkiah Trophy beberapa waktu lalu.

Bukan hanya tangguh menggalang pertahanan, namun pemain yang dijuluki penerus Bejo Sugaintoro itu juga punya kemampuan melepaskan tendangan gledek. Satu gol dicetak Fasta diajang yang digelar di Brunei Darrusalam itu.

Namun penampilan cemerlang Fasta belum membuat Pelatih Persebaya Divaldo Alves kepincut memainkannya di tim utama. Buktinya, belum ada garansi Fasta akan dimainkan dalam laga melawan PSMS Medan.

"Ada beberapa nama alternatif penggati Dutra, selain Fasta juga ada masih ada Khomad Suharto dan Jefri Prasetyo," ujar pelatih berkebangsaan Portugal ini.

Tak mudah memang bagi Divaldo untuk bisa mencari pengganti Dutra. Sebab, pemain asal Brasil ini posisinya nyaris tak tergantikan di Persebaya sejak musim lalu. Ketika masih berlaga di Liga Primer Indonesia, Dutra merupakan palang pintu tangguh tanpa pengganti berarti. Musim ini, meski mendapat duet baru  bersama Rivelino Ardiles, namun penampilan Dutra juga tetap konsisten.

Peluang Fasta tampil sepenuh berada di tangan Divaldo. Jika melihat perjalanan selama putaran pertama lalu, Dutra sebenarnya juga pernah tidak tampil terutama di awal musim karena masalah ITC.

Namun saat itu, Divaldo lebih memilih memainkan pemain yang sudah punya pengalaman seperti Khomad Suharto atau Jefri Parsetyo. Saat ini, kondisi Jefri sendiri sudah pulih dari bekapan cedera.

Tapi, jika melihat penampilan Fasta di Timnas U 21, sepantasnya pemain muda resmi produk binaan Persebaya itu diberikan kesempatan tampil. Apalagi Pelatih Timnas U 21, Widodo C Putra sempat mengkritik klub-klub yang tidak memberikan kesempatan pemain muda tampil di kompetisi.

"Delapan puluh persen pemain Timnas U 21 yang tampil di Brunei tidak pernah tampil di kompetisi, klub juga harus memperhatikan ini agar pemain muda punya pengalaman bertanding," keluh Widodo.

Sementara untuk pengganti Erol Iba sudah tidak ada masalah. Kemungkinan besar akan digantikan Mat Halil. Sedangkan posisi Halil di bek kanan akan ditempati Yusuf Hamzah yang dalam beberapa pertandingan terakhir penampilannya  cukup menjanjikan.

"Absen Dutra memang merugikan tim apalagi dia tidak layak mendapat kartu kuning ketika menghadapi Bontang FC," keluh Manajer Persebaya, Saleh Hanifah. (Kukuh Setiawan/Koran SI/acf)

Jamu PSMS, Persebaya Bidik Kemenangan Ganda



Persebaya mematok target kemenangan saat menjamu PSMS Medan di Gelora Bung Tomo, Minggu (8/4). Pelatih Divaldo Alves optimistis pasukannya mampu bukukan double kick atas tim tamu.

"Kita ingin ulang sukses seperti putaran pertama lalu. Kemenangan di kandang akan lengkapi catatan kita setelah kemenangan di Medan pada putaran pertama lalu," terang pelatih asal Portugal ini.

Persebaya juga tak terlalu risau dengan absennya dua pilar di belakang yakni kapten Erol Iba dan Otavio Dutra di pertandingan nanti. Divaldo mengaku sudah menemukan pengganti Dutra dan Erol. Kedua pemain yang tengah disiapkan adalah Nurmufid Fastabiqul Khoirod dan Edy Gunawan.

Dalam sesi berlatih, Kamis (5/4/2012) pagi, nampak Fasta tengah diduetkan dengan Rivelino Ardiles sebagai bek tengah. Sementara Edy mengisi pos Erol Iba sebagai bek kiri Bajul Ijo. Dalam sesi small game, nampak Fasta dan Rivelino cukup kompak di lini belakang. Sedangkan Edy cukup rajin membantu serangan.

Pada sesi berlatih tadi pagi, Divaldo mengisyaratkan untuk menurunkan Mat Halil sebagai rekan Andik di lini depan. Strategi ini awalnya digunakan karena Bajul Ijo krisis pemain depan. Andik dan Miko Ardiyanto waktu itu bermain untuk Timnas U-21 Indonesia. Toh lambat laun Halil semakin enjoy dengan posisi anyarnya. Bahkan ia sudah mencetak satu gol saat Persebaya ditahan imbang Negeri Sembilan 2-2.

"Intinya itu taktik. Kita banyak coba. Coba Halil, coba Rendi, coba banyak," tegas Divaldo. (gk-31)

Kamis, 05 April 2012

Jamu PSMS, Persebaya Tanpa Dua Pilar


Persebaya dipastikan tanpa dua pemain penting di lini belakang saat menjamu PSMS Medan, Minggu (8/4). Kapten Erol Iba dan defender asal Brazil, Otavio Dutra tak bisa main karena akumulasi kartu kuning.

Mat Halil sudah diplot pelatih Divaldo menggantikan posisi Erol Iba sekaligus menyandang ban kapten. Sedang absennya Dutra memberi peluang bagi defender muda Persebaya, Fastabikhul Khoirot (Fasta) tampil sebagai starter.


 Otavio Dutra dipastikan absen saat Persebaya menjamu PSMS, Minggu (8/4/2012) mendatang di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT). Dutra tak bisa main karena menjalani hukuman akumulasi kartu kuning. Absennya Dutra membuat bek muda, Nurmufid Fastabiqul Khoirot memiliki kans untuk tampil perdana musim ini.

"Tapi itu masalah teknis. Biar pelatih yang menentukan. Saya tidak mau ikut campur," tegas manajer Persebaya Saleh Hanifah.

Absennya Dutra jelas kehilangan besar bagi Persebaya.  Musim ini, duetnya bersama Rivelino Ardiles sangat klop. Keduanya membentuk tembok besar yang sulit ditembus tim lawan.
Selain tangguh dalam bertahan, Dutra juga rajin cetak gol. Ia adalah eksekutor tendangan penalti dan tendangan bebas Bajul Ijo. Tak hanya akurat, tendangan Dutra juga dikenal keras.
 
"Cepat atau lambat, kita pasti akan alami keadaan ini. Saya kira pelatih sudah paham apa yang harus dikerjakan," terang Saleh.
Nama Fasta berkibar di Tim Nasional (Timnas) U-21. Ia selalu menjadi pilihan utama pelatih Widodo Cahyono Putro. Tak hanya piawai bertahan, Fasta juga memiliki kemampuan mencetak gol dari tendangan bebas. Jebolan tim lokal Surabaya FC ini sudah mencetak satu gol untuk Timnas U-21 lewat tendangan bebas.

"Saya siap turun. InsyaAllah bila dipercaya oleh coah untuk turun, saya akan bermain semaksimal mungkin," tutur Fasta.

Sementara itu pelatih Divaldo Alves juga belum menentukan siapa pengganti Dutra. "Masih ada Jefri, Khomad dan Fasta. Saya belum bisa pastikan siapa yang turun. Kita lihat kondisi terakhir sebel

Persebaya Jamu PSMS Medan Di GBT



Persebaya bakal menjamu PSMS Medan di Gelora Bung Tomo (GBT) pada laga perdana putaran dkeua kompetisi LPIS. Laga ini bakal digelar pada Minggu (8/4). "Kita akan jamu PSMS (Medan) di GBT," tegas media officer Persebaya Ram
Surahman kepaa GOAL.com Indonesia.

Penegasan ini diberikan Persebaya menanggapi kesimpangsiuran lokasi pertandingan antara Gelora 10 November dan GBT. Diakui Ram, sebelum ini memang sempat ada wacana laga tersebut digelar di Gelora 10 November. Hanya saja, beberapa pertimbangan membuat Persebaya pastikan memakai GBT.

"Salah satu alasan adalah kondisi lapangan. Kualitas rumput dan kerataan lapangan GBT cocok dengan gaya main Persebaya yang mengandalkan bola bola pendek dari kaki ke kaki. "Peluang memetik poin maksimal ada di sana (GBT)," akunya.

Tiga poin di pertandingan nanti memang sangat berarti bagi Persebaya. Kemenangan akan mengantar Bajul Ijo ke puncak klasemen. Dengan catatan, laga Persibo vs Semen Padang yang digelar di hari yang sama berakhir imbang. "Kita memang berpeluang ke puncak jika mampu memetik kemenangan atas Medan," tegasnya. (gk-31)

RAYUAN MENYESATKAN DARI LA NYALA


La Nyalla Persilakan Andik Cs ke Persebaya ISL

SURABAYA - Ketua Umum PSSI hasil Konggres Luar Biasa Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KLB KPSI) La Nyalla Mattaliti mengajak pemain Persebaya Surabaya 1927 yang tampil di Indonesia Primer League (IPL) untuk berkompetisi di liga yang dinaungi PSSI versi KPSI. Hal itu bisa dilakukan dengan bergabung dengan Persebaya yang kini berlaga di Divisi Utama PT Liga Indonesia.

“Silahkan pemain Persebaya 1927 gabung ke Persebaya DU. Tidak ada larangan baik dari PSSI dan manajemen Persebaya DU,” kata La Nyalla kepada Wartawan di Kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Jalan Kertajaya Indah, Surabaya, Selasa (3/4/2012).

Tim Persebaya 1927 sendiri, sarat dengan pemain muda potensial yang menjadi langganan tim nasional. Selain Andik Vermansyah ada Feri Ariawan dan Rendi Irawan. Ketiga pemain ini sudah tidak asing lagi lagi di mata pecinta sepakbola tanah air, khususnya Surabaya. Selain menjadi pilar Persebaya 1927 ketiganya menjadi punggawa Timnas U-23 dan senior.

La Nyalla juga mengatakan, meski PSSI memberikan kesempatan pemain Persebaya 1927 bergabung ke Persebaya DU namun dia menutup pintu peleburan klub asal Surabaya itu.

“Kalau pemainnya boleh bergabung. Tapi, tidak dengan manajemen Persebaya 1927. Selama ini kan mereka tidak terdaftar di PSSI (PSSI hasil KLB-red). Jadi, yang ada sekarang Persebaya DU,” tukasnya.
(fit)

Taufiq Berpeluang Pimpin Persebaya Lawan PSMS



Kamis, 05 April 2012 03:03:13 WIB
Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) - Tak hanya berpengaruh ke kekuatan tim, absennya Erol Iba dan Otavio Dutra juga membuat Persebaya kehilangan kaptan sekaligus vice-camptain-nya. Kemungkinan besar, saat menjam PSMS, Minggu (8/4/2012) nanti, ban kapten akan berada di lengan Taufiq.

Erol dan Dutra dipastikan absen lantaran akumulasi kartu kuning. Ketidak hadiran kedua pemain ini tentu kerugian besar untuk Persebaya. Sebab kekuatan di lini belakang bakal berkurang. Tak hanya itu, Bajul Ijo juga kehilangan dua sosok pemimpin di lapangan.

Kita tahu, Erol adalah kapten tim Persebaya selama dua musim terakhir. Begiru juga Dutra. Pemain Brasil ini juga dikenal memiliki jiwa leadership tinggi. Tak ayal semasa pelatih Aji Santoso maupun Divaldo Alves, Dutra adalah kapten tim jika Erol absen.

Masalahnya, saat melawan PSMS nanti, baik Erol maupun Dutra tak bisa diturunkan. Pelatih Persebaya, Divaldo Alves ternyata sudah mengantisipasi kondisi ini. Pelatih asal Portugal itu sudah menyiapkan dua nama pengganti Erol dan Dutra.

"Kemungkinan Mat Halil atau Taufiq," ucap Divaldo singkat. Secara pengalaman dan pengabdian ke tim, Halil memang tiada duanya. Ia bersama Endra Prasetya, secara pergantian pernah menjabat sebagai kapten tim kala Persebaya ditinggalkan Bejo Sugiyantoro.

Sedangkan Taufiq adalah gelandnag tak tergantikan di Persebaya. Produk asli kompetisi internal PSSI Surabaya ini dikenal atas permainannya yang selalu konsisten. Jika menilik pertandingan lawan Persija lalu, kemungkinan ban kapten akan berada di lengannya. Apalag di Tim Nasional (Timnas) Indonesia, ia pernah masuk dalam bursa kapten bersama Samsidar dan Abdurrahman.[sya]

Minggu, 01 April 2012

Faktor Lelah Bayangi Persebaya

 SURABAYA - Kelelahan menjadi ancaman skuad Persebaya karena tak sempat istirahat panjang di jeda kompetisi Indonesian Premier League (IPL). Ketika kondisi belum sempurna, pekan depan tim berjuluk Bleduk Ijo itu sudah harus kembali berlaga menjamu PSMS Medan dalam laga perdana putaran kedua di Stadion Gelora 10 Nopember, Minggu (8/4/2012) mendatang.


Dengan demikian Otavio Dutra dkk hanya memiliki waktu sekitar sepekan untuk bersiap diri setelah menjalani libur tiga hari pasca laga uji coba lawan Negeri Sembilan FA. Waktu yang tipis membuat Persebaya mencoba menerapkan metode latihan lebih efektif dengan membagi dalam dua grup dalam latihan perdana Jumat (30/3/2012). Pada latihan pagi, separuh pemain berlatih di lapangan dan sebagian lainnya fitness.


Sedangkan sore harinya, giliran pemain yang sudah menjalani fitnes mendapat giliran berlatih di lapangan. Sebaliknya, pemain inti yang pagi hari berlatih di lapangan, seperti Otavio Dutra, Mat Halil, Mario Karlovic, dan Erol Iba mendapat giliran fitness sore tadi. Sementara sore kemarin, Sabtu (31/3/2012) seluruh pemain berlatih di Stadion Gelora Bung Tomo. 


Pelatih Persebaya Divaldo Alves mengatakan, program latihan terpisah ini dilakukan untuk mengembalikan kebugaran pemain sekaligus persiapan menghadapi PSMS Medan. 


"Kalau fitnesnya sore semua, terlalu banyak orang. Karena itu kami bagi dua, biar lebih efektif untuk mengembalikan kebugaran sekaligus juga tidak melupakan latihan teknik, " ujarnya.


Ditambahkan entrenador asal Portugal, sesi berlatih selama dua hari ini difokuskan untuk unaerobic. "Meski kami jeda kompetisi, tapi pemain tidak istirahat seperti tim lain untuk itu perlu kita melatih kembali kekuatan otot dan kekuatan endurance setelah hanya libur tiga hari," urai Divaldo.


Di antara seluruh pemain Persebaya, tiga pemain paling rawan mengalami penurunan kebugaran, yaitu Taufiq, Rendy Irawan dan Andik Vermansyah. Sebab, setelah membela Persebaya menghadapi Negeri Sembilan FA, ketiganya juga kembali tampil bersama Timnas Indonesia dalam laga ujicoba melawan Persijap Jepara, Jumat (30/3/2012) lalu.


Karena masih kelelahan, trio Persebaya ini mendapat jatah istirahat lebih dulu sebelum kembali berlatih. "Mereka diberi waktu istrahat dulu, karena kondisinya terkuras setelah membela Timnas harus segara bergabung dengan Timnas, " ujar pelatih asal Portugal ini.


Namun Divaldo juga memberikan menu khusus kepada pemain lain dalam latihan di lapangan. Terutama pemebahanan organisasi di lini pertahanan. Bisa jadi ini dilakukan setelah kegegalan meraih poin penuh saat melawan Negeri sembilan lalu. Maklum, saat itu Persebaya sudah unggul dua gol lebih namun berhasil disamakan sehingga skor menjadi imbang 2-2.


Diakui Divaldo, meski merasa dirugikan dengan keputusan wasit dalam laga melawan Negeri Sembilan, namun harus ada yang dibenahi di lini belakang, "Salah satu memang hasil evaluasi laga terakhir ada kelemahan di pertahanan. Kalau pemain lebih fokus, tidak seharusnya kita kebobolan dua gol. Itu coba kita benahi, " ujarnya. 




Pembenahan lini belakang itu, lanjut Divaldo juga dilakukan sebagai salah satu persiapan menghadapi PSMS Medan. Meski sebenarnya Persebaya juga punya agenda berlaga di Piala Indonesia yang sudah bergulir. "Kami sudah harus fokus dulu PSMS. Piala Indonesia nanti dulu, lawan PSMS tinggal satu pekan, " ingatnya.




Di atas kertas Persebaya sebenarnya tidak perlu resah jelang menghadapi laga melawan PSMS. Maklum, tim berjuluk Ayam Kinantan itu pernah dilumat di kandang mereka 2-1 pada putaran pertama lalu, "Hasil itu tidak bisa jadi patokan. "Saya sudah amati perkembangan PSMS, mereka sekarang lebih kuat, " katanya.
(Kukuh Setiawan/Koran SI/fir)