Konflik Persebaya Sarat Perang Urat Syaraf
Pendukung fanatik Persebaya (Koran SI
SURABAYA
- Konflik Persebaya Surabaya nampaknya semakin seru. Bahkan jauh lebih
seru dibandingkan pertarungan Persebaya di lapangan. Tapi sejauh ini
perseteruan dua kubu Persebaya masih sebatas perang urat syaraf.
Belum ada perseteruan secara frontal walau kubu Persebaya Indonesia
Premier League (IPL) sempat mengacam mempolisikan Persebaya Divisi Utama
yang dibentuk Wisnu Wardana. Kepercayaan diri Wisnu Wardhana membuat
kubu Persebaya IPL sinis.
Direktur PT Persebaya Indonesia Cholid Goromah menyikapi kenekatan Wisnu
Wardana dengan nada meremehkan. Ia tak yakin Persebaya tandingan bakal
eksis karena tidak memiliki pondasi yang kuat, salah satunya pendanaan.
Tidak adanya alokasi anggaran untuk Persebaya menjadi bahan serangan
Cholid untuk kubu Wisnu. Jika hanya mengandalkan dana yang sumbernya
belum pasti, maka sulit bagi sebuah klub bisa eksis karena biaya yang
dibutuhkan sangat besar.
“Untuk satu musim saja Persebaya butuh minimal Rp15 miliar sampai Rp20
miliar. Kalau tanpa sumber yang jelas, sulit mendapatkan uang sebanyak
itu. Kalau hanya mengandalkan dana dari sana-sini, jelas tidak akan
jalan,” kata Cholid.
Soal pembentukan Persebaya Divisi Utama, Cholid tetap bersikukuh itu
melanggar aturan karena Persebaya sudah mempunyai kekuatan hukum.
Kendati demikian pihaknya belum berselera untuk membawa persoalan
tersebut ke polisi.
Persebaya IPL masih sebatas wait and see dengan menuver yang dilakukan
kubu Wisnu Wardhana. Jika benar-benar Persebaya tandingan nanti berdiri
dan mengikuti kompetisi dengan nama, logo, serta ciri khas yang sama,
baru pihaknya akan bertindak.
Sementara, Persebaya Divisi Utama pimpinan Wisnu Wardhana terus
mematangkan diri dalam persiapan membentuk tim. Pihaknya terus melakukan
rapat untuk menentukan langkah, karena secepatnya harus mendaftarkan
tim ke PSSI.
“Kita masih terus melakukan pembicaraan terkait kebutuhan tim menghadapi
Divisi Utama. Mulai kebutuhan pemain, pelatih, hingga manajer.
Sekaligus bagaimana kita mendanai klub ini ke depannya,” kata Wisnu.
Namun soal pendanaan masih akan dibicarakan nanti, karena ia terfokus
pada penyelamatan Persebaya agar bertanding di Divisi Utama. Soal dana,
Ketua DPRD Surabaya ini mengatakan bisa mengandalkan simpatisan warga
Surabaya yang peduli dengan Persebaya.
Ia yakin masih banyak masyarakat yang peduli dengan Persebaya. Wisnu
menyadari bahwa mengendalikan klub sepakbola, satu paket dengan
pendanaan. Sehingga secara otomatis dirinya juga pasti akan memikirkan
faktor finansial tersebut.
Soal ancaman Persebaya IPL yang bakal melaporkan ke polisi, ditanggapi
dingin Wisnu. Ia hanya menilai akan melaporkan balik karena Persebaya
seharusnya tidak dimiliki perorangan yang akhirnya pengelolaan berpindah
tangan ke PT Pengelola Persebaya.
“Sejak menjadi PT Persebaya Indonesia pada 2008, Persebaya menjadi milik
perorangan dan pendanaannya tidak jelas. Padahal seharusnya Persebaya
itu milik warga Surabaya. Kalau mau melapor, saya juga bisa melapor,”
kata Wisnu mengancam balik.
(zwr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar