Minggu, 17 Oktober 2010

Konflik Persebaya Sarat Perang Urat Syaraf


 Pendukung fanatik Persebaya (Koran SI
SURABAYA - Konflik Persebaya Surabaya nampaknya semakin seru. Bahkan jauh lebih seru dibandingkan pertarungan Persebaya di lapangan. Tapi sejauh ini perseteruan dua kubu Persebaya masih sebatas perang urat syaraf.
Belum ada perseteruan secara frontal walau kubu Persebaya Indonesia Premier League (IPL) sempat mengacam mempolisikan Persebaya Divisi Utama yang dibentuk Wisnu Wardana. Kepercayaan diri Wisnu Wardhana membuat kubu Persebaya IPL sinis. Direktur PT Persebaya Indonesia Cholid Goromah menyikapi kenekatan Wisnu Wardana dengan nada meremehkan. Ia tak yakin Persebaya tandingan bakal eksis karena tidak memiliki pondasi yang kuat, salah satunya pendanaan. Tidak adanya alokasi anggaran untuk Persebaya menjadi bahan serangan Cholid untuk kubu Wisnu. Jika hanya mengandalkan dana yang sumbernya belum pasti, maka sulit bagi sebuah klub bisa eksis karena biaya yang dibutuhkan sangat besar. “Untuk satu musim saja Persebaya butuh minimal Rp15 miliar sampai Rp20 miliar. Kalau tanpa sumber yang jelas, sulit mendapatkan uang sebanyak itu. Kalau hanya mengandalkan dana dari sana-sini, jelas tidak akan jalan,” kata Cholid. Soal pembentukan Persebaya Divisi Utama, Cholid tetap bersikukuh itu melanggar aturan karena Persebaya sudah mempunyai kekuatan hukum. Kendati demikian pihaknya belum berselera untuk membawa persoalan tersebut ke polisi. Persebaya IPL masih sebatas wait and see dengan menuver yang dilakukan kubu Wisnu Wardhana. Jika benar-benar Persebaya tandingan nanti berdiri dan mengikuti kompetisi dengan nama, logo, serta ciri khas yang sama, baru pihaknya akan bertindak. Sementara, Persebaya Divisi Utama pimpinan Wisnu Wardhana terus mematangkan diri dalam persiapan membentuk tim. Pihaknya terus melakukan rapat untuk menentukan langkah, karena secepatnya harus mendaftarkan tim ke PSSI. “Kita masih terus melakukan pembicaraan terkait kebutuhan tim menghadapi Divisi Utama. Mulai kebutuhan pemain, pelatih, hingga manajer. Sekaligus bagaimana kita mendanai klub ini ke depannya,” kata Wisnu. Namun soal pendanaan masih akan dibicarakan nanti, karena ia terfokus pada penyelamatan Persebaya agar bertanding di Divisi Utama. Soal dana, Ketua DPRD Surabaya ini mengatakan bisa mengandalkan simpatisan warga Surabaya yang peduli dengan Persebaya. Ia yakin masih banyak masyarakat yang peduli dengan Persebaya. Wisnu menyadari bahwa mengendalikan klub sepakbola, satu paket dengan pendanaan. Sehingga secara otomatis dirinya juga pasti akan memikirkan faktor finansial tersebut. Soal ancaman Persebaya IPL yang bakal melaporkan ke polisi, ditanggapi dingin Wisnu. Ia hanya menilai akan melaporkan balik karena Persebaya seharusnya tidak dimiliki perorangan yang akhirnya pengelolaan berpindah tangan ke PT Pengelola Persebaya. “Sejak menjadi PT Persebaya Indonesia pada 2008, Persebaya menjadi milik perorangan dan pendanaannya tidak jelas. Padahal seharusnya Persebaya itu milik warga Surabaya. Kalau mau melapor, saya juga bisa melapor,” kata Wisnu mengancam balik. (zwr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar