Senin, 29 Agustus 2011

Persebaya Mulai Buru Pemain



SURABAYA – Pasca lolos seleksi calon peserta kompetisi level satu liga professional, Persebaya Surabaya langsung tancap gas berburu pemain. Targetnya, paling lambat pertengahan September sudah dimulai latihan perdana.

Bakal mengarungi musim kompetisi profesional tanpa bantuan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) membuat tiap klub peserta harus pintar-pintar mengelola uangnya. Persebaya yang kabarnya mendapat suntikan dana senilai Rp 100 miliar dari investor mulai membidik pemain incarannya.

“Malah sebagian pemain kini sudah deal bergabung dengan kami. Untuk pemain lama, akan secepatnya kami renegosiasi,” kata media officer Persebaya, Ram Surahman, Sabtu (27/8).

Siapa saja pemain lama yang dipertahankan, Ram belum bersedia menyebutkan. Dia memberikan gambaran sekitar 60 persen. “Masih akan kita lihat perkembangannya termasuk saat uji coba karena rata-rata kontrak mereka baru berakhir pada akhir September atau Oktober,” katanya.

Hingga kini baru dua pemain asing yang dipertahankan pasukan Green Force. Penampilan menawan Otavio Dutra dan Andrew Barisic di Liga Primer Indonesia (LPI), membuat keduanya tetap mengenakan kostum hijau-hijau.

Menariknya, Persebaya juga akan menyeleksi bekas marque player LPI. Mantan pemain Bandung FC Lee Hendrie dan mantan pemain Manado United Alexandre da Silva Mariano alias Amaral berkesempatan mengenakan kostum tim yang bermarkas di Jalan Karang Gayam itu.

“Semua tergantung pelatih nanti. Apakah mau menggunakan jasa pemain-pemain itu atau tidak,” jelas mantan wartawan ini.

Sementara itu, perekrutan bomber naturalisasi Tim Nasional Pra Piala Dunia Christian Gonzales masih mentok. Kabarnya, Gonzales mematok harga lebih tinggi dari pemain asing lainnya, sehingga Persebaya merasa keberatan. Gonzales kini masih terikat kontrak dengan Persib Bandung dan juga menjadi incaran Persik Kediri. dek

Rabu, 24 Agustus 2011

Uji Timnas U-23, Persebaya Pincang



 
Rabu, 24 Agustus 2011  Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) - Menghadapi Timnas Indonesia U-23, Rabu (24/8/2011) malam di stadion Gelora 10 Nopember, Persebaya dalam kondisi pincang. Tim berjuluk Bajul Ijo ini tak akan didampingi dua organ pentingnya, yakni pelatih Aji Santoso dan Andik Vermansyah. Meski begitu Bajul Ijo janji tampil all out.

Aji dan Andik memang bergabung dengan Timnas U-23. Aji ditunjuk sebagai asisten pelatih mendampingi Rahmad Darmawan. Mantan kapten Timnas Indonesia itu sudah pasti meninggalkan tim yang baru setahun dibesutnya itu.

"Bagi kami headcoach tetap Aji Santoso. Karena sampai saat ini belum ada keputusan. Kan hingga detik ini belum ada sign kontrak," kata asisten pelatih Ibnu Grahan.

Sedangkan dengan bergabungnya Andik ke Timnas membuat posisi sayap kiri kosong. Sebagai gantinya, Ibnu akan memainkan Arif Ariyanto. Arif akan disandingkan dengan Rendi Irwan, Taufiq dan Jusmadi.

"Jusmadi kita turunkan untuk mengisi posisi John Tarkpor," lanjut Ibnu. Sedangkan di sektor belakang, Persebaya belum bisa memainkan Otavio Dutra. Sebagai gantinya tim pelatih memainkan duet Johan Ibo dan Nur Fasta.

"Dutra masih baru berlatih dengan kita. Dia juga masih merasa sakit di pangkal pahanya," lanjutnya.

Ibnu mensyukuri karena timnya akan bermain malam hari. Dengan begitu, pemain bisa mengeksplor tenaga setelah seharian puasa. "Saya rasa ada Coach Aji atau tidak sama saja, tinggal aplikasi di lapangan saja. Kita tetap main seperti saat ada coach Aji. Main organisasi," tutup Ibnu. [sya/but]

Sabtu, 20 Agustus 2011

Persebaya Rekrut Stopper & Bek Kiri



 
Sabtu, 20 Agustus 2011 07:57:35 WIB Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) – Perburuan pemain baru Persebaya 1927 mulai membuahkan hasil. Klub juara kompetisi putaran pertama Liga Primer Indonesia (LPI) ini baru saja mengikat dua pemain anyar dengan posisi stopper dan bek kiri.

Demikian diungkapkan oleh CEO Persebaya Llano Mahardika seperti dirilis website LPI. Sayangnya, Llano belum bersedia mengungkap jati diri pemain yang dia maksud. "Nggak etis kalau disebut sekarang. Mereka kan masih terikat kontrak dengan klub lamanya. Yang jelas keduanya sudah siap membela Persebaya di musim depan," kata Llano.

Mantan manajer lisensi PT Liga Indonesia ini hanya memberi sedikit bocoran, satu di antara dua pemain itu berasal dari Surabaya. Saat ini dia masih berstatus pemain klub Divisi Utama yang bermarkas di Jawa Tengah. "Kalau yang bek kiri memang bukan dari Surabaya. Habis selama ini kita cari-cari yang asli Surabaya sulit, kita kan nggak mau asal comot," imbuhnya. Informasinya dia berasal dari salah satu klub Liga Super Indonesia (LSI) di kawasan Kalimantan. Pemain ini juga pernah dipanggil mengikuti seleksi timnas senior asuhan Alfred Riedl.

Selain dua pemain tadi, sambung Llano, pihaknya masih mencari kiper dan penyerang baru. "Dua-duanya lokal," cetusnya.

Disinggung soal ketertarikan penyerang timnas Merah Putih, Christian Gonzales, gabung Persebaya, Llano pun menyatakan kegembiraannya. Namun, kendala utamanya terletak pada besaran gaji.

"Untuk Gonzales mungkin kita masih mau menaikkan harga, mengingat reputasinya selama ini memang bagus. Ya, anggap saja dia masih pemain asing," paparnya.

Tapi, kalaupun Gonzales keberatan, pihaknya juga tidak akan terlalu ngotot. Sebab, Persebaya 1927 masih memiliki Andrew Barisic yang cukup mumpuni di lini depan. [but]

Jumat, 19 Agustus 2011

Stamina Pemain Persebaya 1927 Masih Payah

 
Laporan wartawan Tribunnews.com  / Dodi Esvandi

TRIBUN-MEDAN.com, SURABAYA -
Lima hari menjelang laga uji coba antara Persebaya 1927 melawan Timnas U-23, stamina para pemain Persebaya 1827 masih belum maksimal.

Hal itu terlihat saat Mat Halil dan kawan-kawan beruji tanding melawan tim  internal Indonesia Muda (IM) di Stadion Gelora 10 Nopember, Rabu (17/8/2011) sore. Meski menang 2-0 lewat Arif Arianto dan I Made Wirahadi, tapi beberapa pemain terlihat ngos-ngosan setelah pertandingan usai.

"Stamina yang kurang maksimal dikarenakan sebagian besar pemain tengah menjalankan ibadah puasa," kata asisten pelatih Persebaya, Ibnu Grahan, seperti dikutip dari ligaprimer.co.id.

Namun Ibnu gembira para pemain cukup kompak dalam menjalankan instruksinya. Ia berjanji, kekompakan itu akan terus ditingkatkan karena pada 24 Agustus nanti Persebaya 1927 ditantang Timnas U-23.

Selain masalah fisik, finishing touch juga menjadi problem tersendiri. Duet I Made Wirahadi-Niko Susanto yang tampil sejak menit awal terkesan kurang gereget. Justru duet gelandang Arif Arianto dan Rendi Irawan yang dominan dalam menggalang serangan. Bahkan gol pertama yang diciptakan Arif adalah buah kerjasamanya dengan Rendi.

Ibnu menyebut, ke depan Persebaya 1927 masih butuh penyerang, gelandang, pemain belakang, dan kiper baru. "Nanti akan saya rundingkan dulu dengan pelatih Aji Santoso," katanya. (dodi/tribunnews.com)

Editor : Mauliana_Noor
Sumber : Tribunnews

Inilah Syarat Persebaya untuk Tampung Gonzales


INILAH.COM, Surabaya - Persebaya 1927 mengaku siap menampung penyerang Persib Bandung Cristian Gonzales, asal pemain timnas Indonesia kelahiran Uruguay itu mau dipangkas gajinya.
Menurut CEO Persebaya Llano Mahardika, banyak pemain di Indonesia saat ini yang dibayar terlalu mahal. Karena itu ia mengajak klub-klub di Indonesia untuk merevisi kebijakan yang mereka terapkan terhadap gaji pemain.
"Iya aku dengar Persib melepas dia," kata CEO Persebaya, Llano Mahardika, Kamis (18/8/11). "Kalau El Loco siap bicara rasionalisasi gaji maka aku siap serius menampung dia," lanjut Llano.
PSSI akan menerapkan kompetisi yang seratus persen bebas Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) musim depan, karena itu setiap klub harus bisa memanfaatkan dana miliknya dengan seefektif mungkin, termasuk mengurangi pengeluaran di sektor gaji pemain.
Hal ini pun berlaku pula bagi Bajul Ijo 1927, meski mereka tidak memanfaatkan dana APBD sejak berkecimpung di kompetisi Liga Primer Indonesia musim lalu.
"Karena sekarang semua klub harus beroperasi layaknya perusahaan, maka sekarang semua harus ketat. Tidak bisa seperti jaman APBD. Dan, percuma jadi perusahaan namun gaya mainnya masih seperti jaman APBD," jelas mantan manajer lisensi PT Liga Indonesia ini.
Kembali mengenai Gonzales, Llano menegaskan, "Ya apapun harga pemain dahulunya, maka sekarang harus siap rasionaliasi 50 persen. Jadi Gonzales harus terbuka dengan wacana rasionalisasi."
Sebelumnya, Gonzales mengaku berminat memperkuat tim asal Surabaya tersebut. Selain tertarik dengan nama besar Persebaya, Gonzales tidak asing dengan Kota Pahlawan. Ia memiliki satu rumah di kawasan elit kota tersebut, yang ia beli saat masih membela Persik Kediri.[beritajatim/yob]

Wow! Suporter Persebaya Namai Putra pertamanya dengan 'Bonek'

                          nama anak  pertama gegek diberi nama "BONEK"

INILAH.COM, Surabaya - Fanatisme pada sebuah klub sepakbola, Persebaya, oleh suporter setianya, Bonek, memang sudah sangat dikenal sejak lama. Namun, 'kenekatan' salah satu suporter ini cukup luar biasa.

Seorang Bonek bernama Aris Margaricorela mengungkapkan kebanggaannya pada klub Surabaya itu dengan cara unik. Dia memberikan nama putra pertamanya, Muhammad Bonek Jaya Ramadhan.
Harapannya sama seperti suporter lainnya. Ia ingin sang anak bisa menjadi punggawa Persebaya dikemudian hari dan memahami pentingnya dukungan Bonek.

Aris pun mengaku seorang Bonek sejati, kemana pun Persebaya bermain dia terus berusaha menonton dipinggir lapangan.

Yang belum saya singgahi hanya dua pulau saja, yaitu Sulawesi dan Papua,” kata Gegek, sapaan akrab Aris, seperti yang dilansir situs resmi Liga Premier Indonesia.

Selain itu, kisah cinta pernikahan Gegek juga berawal dari sepakbola. "Awal kenalannya di facebook. Kemudian berlanjut ketemu ketika ada rapat bonek Jabodetabek pada 2009," ungkapnya.
Kebetulan Tarina adalah anggota North Jack Ladies – sebutan untuk suporter perempuan Persitara, Jakarta Utara. Keduanya pun menikah 10 Oktober 2010 silam.

Gilanya, saking menyukai sepakbola, Aris nekat membawa istinya naik kereta tangki menyaksikan pertandingan Persebaya 1927 vs Tangerang Wolves di kompetisi LPI. Parahnya, ketika pulang mereka sempat ditimpuki.

Pulangnya kami sempat dilempari suporter Lamongan. Tapi, alhamdulillah, saya, istri, dan calon bayi kami selamat,” kenang pria berperawakan kurus ini.

"Awalnya saya mengira anak saya perempuan. Sebab, ketika di-USG kata dokter perempuan. Karena itu, saya sempat menyiapkan nama Geisya Bonita Jaya. Nggak tahunya lahir laki-laki, dan akhirnya saya beri nama Muhammad Bonek Jaya Ramadhan,” urai Gegek mengenak kelahiran anak pertamanya.

Rabu, 17 Agustus 2011

Tujuh Pemain Persebaya Terancam Terdepak


SURABAYA--MICOM: Sebanyak tujuh pemain Persebaya 1927 terancam terdepak karena kontraknya habis pada September 2011, sehingga mereka mempertanyakan kejelasan masa depannya untuk memperkuat klub tersebut pada kompetisi musim 2011/2012.

Pertanyaan tersebut disampaikan pemain saat melakukan pertemuan dengan manajemen PT Persebaya Indonesia dan PT Pengelola Persebaya di Surabaya, Selasa (16/8).

Tujuh pemain yang masa kontraknya segera berakhir masing-masing Mat Halil, Endra Prasetya, Erol FX Iba, Johan Ibo, Niko Susanto, Jusmadi, dan Khusnul Yuli.

"Sampai sekarang kami belum tahu bagaimana kelanjutan masa depan kami di Persebaya setelah kontrak berakhir," kata Mat Halil, pemain yang membela Persebaya sejak junior itu.

Para pemain tersebut cukup khawatir tidak lagi diperpanjang kontraknya, setelah muncul rencana merger klub Persebaya 1927 dengan Persebaya Divisi Utama untuk mengikuti kompetisi profesional.

Apalagi, usia para pemain tersebut rata-rata sudah di atas 30 tahun, sementara pemain-pemain muda Persebaya justru mendapatkan kontrak jangka panjang berdurasi dua hingga tiga tahun.

Selain masalah kontrak, para pemain juga menanyakan gaji bulan Juli yang hingga kini belum dibayar oleh manajemen Persebaya.

Sekretaris Perusahaan PT Pengelola Persebaya, Darwis Dunda, mengatakan bahwa nasib pemain yang kontraknya berakhir akan dibicarakan lagi dengan jajaran manajemen dan pelatih.

"Kalau memang pelatih masih membutuhkan tenaga pemain untuk kompetisi mendatang, sudah pasti akan ada kontrak baru," katanya.

Di hadapan pemain, Dunda juga mengatakan bahwa untuk bisa mengikuti kompetisi profesional, setiap klub tidak boleh memiliki tunggakan kewajiban kepada pemain.

Direktur PT Persebaya Indonesia Cholid Goromah juga menegaskan bahwa kelanjutan masa depan pemain setelah nantinya dilakukan merger, masih akan dibicarakan lagi.

Kapten Tim Persebaya 1927, Erol Iba, mengatakan, penjelasan dari pihak manajemen sudah cukup gamblang, tetapi kelanjutan masa depan pemain belum ada kepastian.

"Kami ingin secepatnya ada kejelasan soal status di Persebaya, apakah kontrak kami diperpanjang lagi atau tidak," ujarnya. (Ant/Ol-3)

Persebaya Digerojok Rp 100 Miliar



 
Rabu, 17 Agustus 2011 00:17:23 WIB
Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) - Persebaya nampaknya sudah siap tampil di level 1 kompetisi baru nanti. Kepercayaan Bajul Ijo makin melambung seiring grojokan dana Rp 100 miliar dari investor yang kabarnya adalah Medco Group.

Direktur Persebaya, Cholid Goromah mengatakan, pihaknya sudah deal dengan investor. Proses deal dilakukan, Senin (15/8/2011) malam di Jakarta. "Sebenarnya ada tige investor, salah satunya asing. Tapi hanya satu yang akan menjadi pengelola Persebaya kedepan," kata Cholid, Selasa (16/8/2011) malam.

Cholid menambahkan, investor itu berani menggerojok Persebaya dengan dana Rp 20 miliar per musim. Sedangkan kerjasama antara kedua belah pihak sendiri terjalin selama lima tahun. Itu berarti, total Persebaya akan mendapatkan dana sangat besar, yakni Rp 100 miliar.

"Perlu diingat, tak satu persenpun saham kita yang kita jual ke mereka. Bentuk kerjasamanya adalah Sharing Contract," lanjut pria yang juga menjabat sebagai Ketua Pengcab PSSI Surabaya ini.

Pola ini sebenarnya sudah dilakukan Persebaya semenjak profesional tahun lalu. Kedepan, akan dilakukan perpanjangan kerjasama dengan investor yang diwakili PT Pengelola Persebaya. "Nanti PT Pengelola Persebaya inilah yang akan mengelola Persebaya selama lima tahun kedepan," imbuhnya.

Tak heran, setelah mendapat kepastian dana Rp 100 miliar untuk lima musim kedepan, Cholid sangat optimis Persebaya bisa berlaga di level 1. Ia juga tidak mempermasahkan kalau klubnya harus deposit Rp 5 miliar. "Mau cash, ditransfer atau dalam bentuk apapun, kita siap. Saya optimis Persebaya siap melengkapi semua persyaratan," katanya optimis.

Sayang, meski sudah deal, Cholid masih malu-malu kucing ketika beritajatim.com mengkonfimasi apakah investor yang dimaksud adalah Medco Group. "Ah biasa aja kamu ini kalau mancing-mancing," ucapnya lantas tersenyum.[sya/ted]

Minggu, 14 Agustus 2011

Aji Santoso Bingung: Pilih Persebaya atau Timnas


INILAH.COM, Malang - Aji Santoso tengah bingung. Ia harus memilih masa depan karirnya: tetap menukangi Persebaya 1927 atau banting setir menjadi asisten pelatih timnas U-23.
Pelatih Persebaya 1927 tersebut direkrut menjadi asisten Rahmad Darmawan di timnas U-23 akhir Juli lalu. Awalnya ia hanya diplot untuk menangani timnas hingga selesai SEA Games XXVI. Namun PSSI berubah pikiran dan berniat menawarinya kontrak berdurasi dua tahun.
Menjadi bagian dari timnas dan membawa mereka berprestasi di kancah internasional tentu merupakan tantangan yang tidak datang setiap hari. Namun ia juga merasa gamang melepas Persebaya, meski Liga Primer Indonesia, tempat klub tersebut berkompetisi kabarnya dibubarkan.
Rumor menyebutkan Persebaya 1927 akan merger dengan Persebaya Divisi Utama PSSI. Perubahan manajemen bisa berdampak pada perubahan kebijakan, termasuk pelatih tim. Meski demikian, tetap sulit bagi Aji untuk memutuskan.
"Itu kan baru rencana. Nanti akan dibicarakan lebih lanjut bagaimana baiknya," kata Aji Santoso, seperti dinukil dari situs resmi Liga Primer Indonesia.
Aji Santoso menjelaskan, selama mendampingi Rahmad Darmawan memoles timnas, ia tetap menjalin komunikasi intens dengan asisten pelatih Persebaya 1927, Ibnu Grahan. "Pokoknya sering komunikasi. Sebab, saya juga ingin mendengar perkembangan tim dan situasi di Surabaya,” jelas eks kapten timnas Indonesia itu.
Kecintaan terhadap Persebaya, yang pernah ia hantarkan meraih juara Liga Indonesia III saat klub kebanggaan Arek Suroboyo tersebut belum pecah membuatnya sulit mengambil keputusan.
"Saya cinta Persebaya, tapi juga cinta timnas. Sebab saya juga pernah menjadi pemain timnas SEA Games dan timnas senior," katanya.
Beberapa waktu lalu, Llano Mahardika juga meminta PSSI agar segera memberi kepastian kepada Aji Santoso. Hal itu penting agar yang bersangkutan bisa lebih fokus menangani tim. "Kalau harus merangkap seperti ini, saya khawatir hasilnya tidak maksimal," kata CEO Persebaya 1927 itu.

Minggu, 07 Agustus 2011

Dualisme Persebaya Akhir Sebuah Konflik?

 
Minggu, 7 Agustus 2011 00:05
SURABAYA - Hampir setahun terakhir, publik bola Surabaya disuguhi dua versi klub Persebaya. Perpecahan di akhir 2010 silam menyebabkan klub menjadi terbelah, yakni Persebaya 1927 yang berlaga di Liga Primer Indonesia (LPI) dan Persebaya Surabaya yang bergelut di Divisi Utama PSSI.

Dalam perjalanannya, Persebaya 1927 jauh lebih beruntung karena mampu memikat hati Bonekmania. Hadirnya puluhan ribu supporter yang hadir di Gelora 10 November seakan menegaskan pengakuan pulik soal Persebaya mana yang layak bela.

Sedangkan Persebaya Divisi Utama jauh lebih memilukan. Selain gagal promosi ke Indonesia Super League (ISL), tim ini juga tak diminati supporter maupun penonton. Parahnya, hingga saat ini klub masih gonjang-ganjing masalah gaji pemain yang belum terbayar.

Melihat situasi yang berkembang, tampaknya dualisme Persebaya tak lama lagi bakal terkikis. Perubahan format kompetisi yang memilah antara klub profesional dan amatir rupanya memunculkan ide untuk menyelesaikan dua rupa Persebaya.

Rencana yang tengah digagas, klub yang nantinya bakal mengikuti verifikasi atau disiapkan untuk liga profesional adalah Persebaya 1927. Sedangkan Persebaya Divisi Utama bakal menjadi tim amatir dan namanya diubah menjadi Surabaya Selection.

Ide tersebut dicetuskan Ketua Pengcab PSSI Surabaya Cholid Goromah. Menurutnya Persebaya 1927 mempunyai kelengkapan dan kemampuan yang lebih memadai untuk menembus liga profesional. Itu tak dimiliki Persebaya versi Wisnu Wardhana.

"Persebaya Divisi Utama akan menjadi tim amatir dan namanya akan diganti Surabaya Selection. Jadi nanti sudah tidak ada dua versi Persebaya. Persebaya hanya satu dan bermain di liga profesional," ungkap Cholid Goromah.

Persebaya Divisi Utama terlihat tak berdaya dengan skenario tersebut. Maklum, Wisnu Wardhana yang bertanggungjawab penuh terhadap klub, tak ada upaya untuk menjadikan timnya profesional atau minimal menyaingi Persebaya 1927 menuju liga profesional.

Sekretaris Persebaya Divisi Utama Wastomi Suheri juga tak bisa berkomentar banyak. Ia hanya mengusulkan rencana tersebut terlebih dahulu dibicarakan sebelum menjadi sebuah keputusan. "Ya sebaiknya dibicarakan dulu," ujarnya.

Wastomi sama sekali tak mempunyai power untuk menolak skenario Pengcab PSSI Surabaya, sebab kendali klub seutuhnya berada di tangan Wisnu. Sedangkan Wisnu sendiri seakan menghilang sejak mendapat serangan dari pemain soal gaji yang belum juga terbayarkan.

Yang pasti, pihak yang paling keras tertawa dalam kondisi ini adalah Saleh Ismail Mukadar. Langkahnya menjadikan Persebaya 1927 sebagai satu-satunya kekuatan di Surabaya akhirnya menjadi kenyataan. "Kalau PSSI saja hanya mengakui Persebaya 1927, sekarang mau apa lagi?" katanya sambil tertawa.

Dijelaskan Saleh, dirinya sudah lama yakin jika nantinya Persebaya Divisi Utama bakal runtuh ditelan zaman. Ia menyodorkan sejumlah aspek yang menyebabkan Persebaya 1927 lebih kuat, diantaranya dukungan supporter, faktor sejarah, sekaligus manajemen yang profesional.

"Persebaya 1927 mempunyai sejarah panjang dan pengalaman. Mungkin hanya nama saja yang berubah karena kita ikut LPI, tapi semua dokumen sama dengan Persebaya yang dulu. Publik juga sudah cerdas menilai mana yang asli," cetus anggota DPRD Jatim ini.

Persebaya 1927 berubah nama setelah tak mendapat izin pada laga perdana LPI di Gelora 10 November kontra Bandung FC. Kapolda Jatim saat itu, Irjen Badrodin Haiti, baru akan memberi izin pertandingan jika ada pembeda antara Persebaya LPI dengan Persebaya Divisi Utama.

Akhirnya Persebaya versi Saleh memilih berganti nama menjadi Persebaya 1927, sesuai tahun pendirian klub berjuluk Bajul Ijo. Sedangkan Persebaya Divisi Utama tak berubah nama dan tetap mendapat sokongan dari PSSI di bawah kendali Nurdin Halid.

Belum ada semusim, Persebaya Divisi Utama mulai goyah. Hutang menumpuk, gaji pemain yang tak pernah terbayar, hingga prestasi turut tak membanggakan. Malah klub yang bergantung pada APBD Kota Surabaya ini bakal menjadi klub amatir karena finansial yang tak mendukung.

Lantas, adakah rencana Persebaya 1927 kembali memakai nama Persebaya Surabaya? saleh belum berpikir ke arah sana. Ia mengaku masih terfokus pada proses verifikasi tim asuhan Aji Santoso agar bisa mengikuti liga profesional musim depan. Sedangkan dalam verifikasi sendiri, ia tetap mencantumkan nama Persebaya 1927.
(Kukuh Setiawan/Koran SI/raw)

Persebaya 1927 Incar Level 1 untuk masuk kompetisi PSSI


OLAHRAGA - LIGA INDONESIA
Minggu, 07 Agustus 2011 , 13:27:00

SURABAYA - Persebaya 1927 sama sekali tak keberatan dengan persyaratan yang dipatok PSSI untuk melangkah ke kompetisi level I. Klub yang ber-home base di Gelora 10 Nopember, Surabaya tersebut optimistis bisa bersaing dengan kontestan lain.

Menurut CEO Persebaya 1927 LLano Mahardhika, klubnya hanya terganjal satu dari lima aspek penilaian yang disyaratkan. Yakni pada infrastruktur. Untuk empat aspek lainnya, legal, finansial, administrasi personal, dan supporting, dia optimistis timnya bakal lolos verifikasi. "Kami tak punya lagi selain Gelora 10 Nopember. Gelora Bung Tomo juga megah tapi tidak memenuhi syarat kelengkapan AFC," kata pria yang pernah menjabat sebagai manajer verifikasi PT Liga Indonesia tersebut.

Tapi jika menilik stadion yang tersebar di tanah air, Llano optimistis Persebaya 1927 tetap dapat bermain kandang di Gelora 10 Nopember. "Kami juga tak mungkin mengeluarkan dana untuk renovasi kepada fasilitas yang tak kami kelola," terang dia. Lagipula, stadion berkapasitas 35 ribu penoton itu juga menjadi home base Persebaya saat berlaga di ISL.

Kekurangan Gelora 10 Nopember memang tak sedikit. Daya tampung penonton tak sebanding dengan suporter klub tersebut. Kekuatan lampu di stadion itu juga belum memenuhi standard AFC dan memantik keluhan pemain setiap kali bermain malam.

Nah, empat aspek lainnya bisa dimunculkan ketika finansial mendukung. Aspek legal sudah dipenuhi Persebaya 1927 dengan mengusung PT Persebaya Indonesia. "Anytime tim bisa berubah. Kami juga dapat siapkan semua pendukungnya," kata dia. Termasuk, tim junior mulai dari U-21 dan di bawahnya.

Llano yakin jika PSSI dapat mengakomodasi keinginan klub-klub yang berharap bisa membawa angin perubahan. "AFC dan PSSI sudah membuat aturan sedemikian rupa dengan melihat prospek lima tahun ke depan, bukan hanya saat ini," kata Llano. Maka, dia berharap tim-tim yang tak mampu untuk bersaing harus legawa. Sebab, kasta tertinggi sepak bola memang harus memiliki modal yang stabil sebagai bekal utama. "Jangan bicara tim lebih dulu. Kalau internal solid maka klub terbaik bisa dibentuk," tukas Llano. (vem/ko)

Sabtu, 06 Agustus 2011

Cristian Gonzales ke persebaya 1927 ??

                                                 Persebaya Siap Tampung Cristian GonzalesINILAH.COM, Surabaya - Persebaya 1927 menyambut positif ketertarikan Cristian Gonzales membela tim berjuluk Bajul Ijo tersebut. Manajemen klub pun langsung bersiap mengadakan negosiasi.
Masa depan bomber timnas Indonesia tersebut di Persib Bandung menjadi tak menentu setelah penampilannya musim lalu dinilai kurang memuaskan. Saat ini, manajemen Maung Bandung dikabarkan tengah mencari penyerang baru.
Kemarin, saat tengah menikmati liburannya di Surabaya, Gonzales mengaku tertarik membela tim besar di Jawa Timur tersebut.
"Jika memang benar, tentu kita tertarik untuk mendatangkannya," tutur CEO Persebaya 1927, Llano Mahardika.
Bagi Llano, usia bomber kelahiran Uruguay yang sudah 34 tahun bukanlah masalah. Ini juga dibuktikan Gonzales lewat sepasang gol yang ia cetak ke gawang Turkmenistan, untuk meloloskan Indonesia ke babak grup kualifikasi Piala Dunia zona Asia.
Kans Gonzales untuk bergabung dengan Persebaya memang terbuka. Apalagi Surabaya bukanlah kota asing untuk suami Eva Siregar itu. Di Kota Pahlawan, tepatnya di kawasan Surabaya Barat, Gonzales tinggal di sebuah rumah mewah.
"Tapi tentu saja akan ada pembicaraan serius seandainya dia benar-benar tertarik bergabung Persebaya," lanjut mantan manajer lisensi PT Liga Indonesia itu.
Persebaya sendiri kurang puas dengan barisan penyerangnya musim lalu. Dari empat striker yang dimiliki, I Made Wirahadi, Nico Susanto, Miko Ardiyanto dan Andrew Barisic, hanya Barisic yang tampil konsisten.[beritajatim]