Minggu, 07 Agustus 2011

Dualisme Persebaya Akhir Sebuah Konflik?

 
Minggu, 7 Agustus 2011 00:05
SURABAYA - Hampir setahun terakhir, publik bola Surabaya disuguhi dua versi klub Persebaya. Perpecahan di akhir 2010 silam menyebabkan klub menjadi terbelah, yakni Persebaya 1927 yang berlaga di Liga Primer Indonesia (LPI) dan Persebaya Surabaya yang bergelut di Divisi Utama PSSI.

Dalam perjalanannya, Persebaya 1927 jauh lebih beruntung karena mampu memikat hati Bonekmania. Hadirnya puluhan ribu supporter yang hadir di Gelora 10 November seakan menegaskan pengakuan pulik soal Persebaya mana yang layak bela.

Sedangkan Persebaya Divisi Utama jauh lebih memilukan. Selain gagal promosi ke Indonesia Super League (ISL), tim ini juga tak diminati supporter maupun penonton. Parahnya, hingga saat ini klub masih gonjang-ganjing masalah gaji pemain yang belum terbayar.

Melihat situasi yang berkembang, tampaknya dualisme Persebaya tak lama lagi bakal terkikis. Perubahan format kompetisi yang memilah antara klub profesional dan amatir rupanya memunculkan ide untuk menyelesaikan dua rupa Persebaya.

Rencana yang tengah digagas, klub yang nantinya bakal mengikuti verifikasi atau disiapkan untuk liga profesional adalah Persebaya 1927. Sedangkan Persebaya Divisi Utama bakal menjadi tim amatir dan namanya diubah menjadi Surabaya Selection.

Ide tersebut dicetuskan Ketua Pengcab PSSI Surabaya Cholid Goromah. Menurutnya Persebaya 1927 mempunyai kelengkapan dan kemampuan yang lebih memadai untuk menembus liga profesional. Itu tak dimiliki Persebaya versi Wisnu Wardhana.

"Persebaya Divisi Utama akan menjadi tim amatir dan namanya akan diganti Surabaya Selection. Jadi nanti sudah tidak ada dua versi Persebaya. Persebaya hanya satu dan bermain di liga profesional," ungkap Cholid Goromah.

Persebaya Divisi Utama terlihat tak berdaya dengan skenario tersebut. Maklum, Wisnu Wardhana yang bertanggungjawab penuh terhadap klub, tak ada upaya untuk menjadikan timnya profesional atau minimal menyaingi Persebaya 1927 menuju liga profesional.

Sekretaris Persebaya Divisi Utama Wastomi Suheri juga tak bisa berkomentar banyak. Ia hanya mengusulkan rencana tersebut terlebih dahulu dibicarakan sebelum menjadi sebuah keputusan. "Ya sebaiknya dibicarakan dulu," ujarnya.

Wastomi sama sekali tak mempunyai power untuk menolak skenario Pengcab PSSI Surabaya, sebab kendali klub seutuhnya berada di tangan Wisnu. Sedangkan Wisnu sendiri seakan menghilang sejak mendapat serangan dari pemain soal gaji yang belum juga terbayarkan.

Yang pasti, pihak yang paling keras tertawa dalam kondisi ini adalah Saleh Ismail Mukadar. Langkahnya menjadikan Persebaya 1927 sebagai satu-satunya kekuatan di Surabaya akhirnya menjadi kenyataan. "Kalau PSSI saja hanya mengakui Persebaya 1927, sekarang mau apa lagi?" katanya sambil tertawa.

Dijelaskan Saleh, dirinya sudah lama yakin jika nantinya Persebaya Divisi Utama bakal runtuh ditelan zaman. Ia menyodorkan sejumlah aspek yang menyebabkan Persebaya 1927 lebih kuat, diantaranya dukungan supporter, faktor sejarah, sekaligus manajemen yang profesional.

"Persebaya 1927 mempunyai sejarah panjang dan pengalaman. Mungkin hanya nama saja yang berubah karena kita ikut LPI, tapi semua dokumen sama dengan Persebaya yang dulu. Publik juga sudah cerdas menilai mana yang asli," cetus anggota DPRD Jatim ini.

Persebaya 1927 berubah nama setelah tak mendapat izin pada laga perdana LPI di Gelora 10 November kontra Bandung FC. Kapolda Jatim saat itu, Irjen Badrodin Haiti, baru akan memberi izin pertandingan jika ada pembeda antara Persebaya LPI dengan Persebaya Divisi Utama.

Akhirnya Persebaya versi Saleh memilih berganti nama menjadi Persebaya 1927, sesuai tahun pendirian klub berjuluk Bajul Ijo. Sedangkan Persebaya Divisi Utama tak berubah nama dan tetap mendapat sokongan dari PSSI di bawah kendali Nurdin Halid.

Belum ada semusim, Persebaya Divisi Utama mulai goyah. Hutang menumpuk, gaji pemain yang tak pernah terbayar, hingga prestasi turut tak membanggakan. Malah klub yang bergantung pada APBD Kota Surabaya ini bakal menjadi klub amatir karena finansial yang tak mendukung.

Lantas, adakah rencana Persebaya 1927 kembali memakai nama Persebaya Surabaya? saleh belum berpikir ke arah sana. Ia mengaku masih terfokus pada proses verifikasi tim asuhan Aji Santoso agar bisa mengikuti liga profesional musim depan. Sedangkan dalam verifikasi sendiri, ia tetap mencantumkan nama Persebaya 1927.
(Kukuh Setiawan/Koran SI/raw)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar