Minggu, 08 Mei 2011

Pasoepati ke Surabaya: Jembatan Pemersatu Bangsa



 
Minggu, 08 Mei 2011 09:04:22 WIB
Reporter : Oryza A. Wirawan

Surabaya (beritajatim.com) - Pertandingan Solo FC melawan Persebaya 1927 baru digelar Senin (9/5/2011), di Stadion Gelora 10 Nopember. Namun perwakilan Ultras Pasoepati sudah berada di Surabaya sejak Sabtu malam.

"Enam orang ini naik mobil pribadi," kata Gomez, salah satu Bonek.

Iwan Samudra, Ketua Ultras Pasoepati, menjelaskan, pihaknya datang untuk membuka komunikasi lebih dulu dengan Bonek. Maklumlah, ini kunjungan Pasoepati ke Surabaya pertama sejak tahun 2000. Hubungan kedua kelompok suporter sempat memanas.

"Soal tur, kami belum tahu berapa yang akan datang ke Surabaya. Tergantung DPP (Dewan Pimpinan Pusat) Pasoepati. Tapi melihat gelagatnya akan banyak, karena banyak yang ingin berangkat," kata Iwan.

Pasoepati menyambut antusias perdamaian dengan Bonek. Banyak yang mendukung perdamaian ini, kendati ada pula yang tak suka. "Kami berpikir positif saja. Kami berikan sosialisasi di Solo, bahwa suporter sepakbola adalah jembatan pemersatu bangsa," kata Iwan.

Pasoepati sejak lama menekankan diri sebagai kelompok suporter yang menampik jauh-jauh kerusuhan dan tak mau menebar kebencian. Revolusi sepakbola Indonesia berawal dari revolusi di tubuh suporter Indonesia.

Lagipula, kedua pihak tak pernah memiliki sejarah permusuhan dalam urusan sepakbola. Bahkan, tahun 2000, Pasoepati pernah memerahkan Gelora 10 November saat mendukung Pelita Solo FC melawan Persebaya.
Berdasarkan rilis resmi di website pasoepati.net, DPP Pasoepati melalui Departemen Luar Negeri resmi membuka pendaftaran tur. Tur yang diberi tajuk “Tour Pasoepati de Surabaya” ini juga akan dijadikan momentum perdamaian antara Pasoepati dengan Bonek yang beberapa waktu yang lalu sempat memanas.
Pasoepati yang berencana berangkat ke Surabaya harus terdaftar dalam tur resmi agar memudahkan koordinasi, dan menghindari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Pasoepati dilarang berangkat ke Surabaya menggunakan kendaraan pribadi. Semua harus terkoordinir oleh DPP dan berangkat bersama-sama menggunakan Kereta Api. Pasoepati yang berencana berangkat ke Surabaya dilarang memakai atribut selain merah kebesaran Pasoepati. [wir]
Foto: pasoepati.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar