Selasa, 10 Mei 2011

persebaya 1927 Siap Bantai Persema

Selasa, 10/05/2011 | 10:56 WIB

Tekuk Ksatria Pasopati 2-0 di lapangan rusak akibat konser musik

SURABAYA - Persebaya 1927 yakin mampu membungkam Persema Malang dalam lanjutan Liga Primer Indonesia (LPI) di Gelora 10 November, Minggu (15/5). Keyakinan ini datang, karena Persema dalam partai tandangnya itu tidak diperkuat striker andalannya, Irfan Bachdim yang terkena ganjaran kartu merah saat menjamu Semarang United pada 8 Mei lalu. Sehingga lajang peranakan Belanda itu diharamkan tampil dalam dua pertandingan.

“Tidak tampilnya Irfan akan kami manfaatkan semaksimal mungkin untuk merebut poin kemenangan. Tanpa Irfan kualitas dobrakan Persema ke jantung pertahanan lawan pasti terpengaruh. Kondisi ini akan kami manfaatkan untuk membantai mereka, seperti yang mereka lakukan pada mayoritas tim-tim tamu saat tampil di Gajayana,” kata pelatih Persebaya 1927, Aji Santoso saat dihubungi, Selasa (10/5).

Menurut dia, pertemuan tim asuhannya dengan Persema ini merupakan yang pertamakali di kompetisi LPI. Partai ini merupakan partai prestisius yang paling ditunggu oleh kedua tim dan penggila sepakbola se-Indonesia. Pemenang partai ini berpotensi menjadi paruh musim 2011.

Karena itu, indoktrin yang diturunkan Aji pada para pemain hanyalah satu. Memenangkan pertarungan ini dengan selisih skor berapa pun. “Bagi kami yang penting memenangkan pertarungan ini. Selisih skor berapa pun itu urusan di tengah lapangan,” ujar mantan bek kiri timnas ini.

Persiapan merebut kemenangan tersebut, dikatakan pria berusia 41 tahun ini, para pemain akan dimatangkan kualitas kerjasamanya antar lini, sehingga aliran bola dari kaki ke kaki dapat berlangsung mulus. Ini dilakukan lantaran saat menjamu Solo FC, Senin (8/5), kerjasama antarpemain terlihat kurang sempurna, baik dari segi kualitas tim juga individu pemain. Salah satunya pada teknik passing bola pada teman yang banyak kurang pas, sehingga sering dicuri pemain lawan.

“Saya janji saat tampil melayani Persema, permainan yang ditunjukkan pemain akan lebih hidup dan mampu membuat pasukan tengah dan belakang lawan kedodoran,” katanya.

Sedangkan untuk posisi pertahanan, diakui, tetap akan dipercayakan pada duet Oytavio Dutra dan Michael Cvetkovski di posisi centre back, sementara M Halil dan Khustul Yuli akan mengawal mereka sebagai win back. Pasukan belakang tidak perlu mengalami perubahan, tapi cukup dimatangkan intuisi bolanya agar bola lawan sudah tersapu sebelum masuk kotak penalti.



Lapangan Jembrot

Sedangkan dalam perjamuannya atas Solo FC sebagai “tuan rumah” pertempuran, Persebaya 1927 berhasil mengantongi poin kemenangan sempurna. Partai pindahan dari stadion Manahan, Solo, akibat tidak diijinkan Polresta Surakarta itu berakhir 2-0 untuk skuad Bajul Ijo. Dua gol tersebut hasil buah kaki Nico Susanto di menit ke-43 dan Taufiq di menit ke-72.

Sejak awal pertempuran di lapangan yang rusak berat akibat konser pada Sabtu (7/5) malam itu, skuad polesan Aji Santoso sudah melakukan gebrakan ke jantung pertahanan lawan. Sampai 30 menit awal, Andik Vermansyah dkk terlihat kesulitan menjebol pertahanan Ksatria Pasopati yang dipandegani Slamet Widodo dan kapten tim Asep Winarso.

Memasuki menit ke-40, skuad Bajul Ijo mulai mampu membaca kelemahan pertahanan Solo FC. Tak pelak lagi, berawal dari tendangan penjuru John Tarkpor pada menit ke-43, maka Nico Susanto dengan heading yang cantik berhasil menggoyang jawa gawang Solo FC yang dikawal Alexander Vrteski.

Sukses itu kian memotivasi permainan para ksatria Persebaya dengan sodokan-sodokan yang menggetarkan pasukan tengah dan pertahanan lawan. Dan, rentetan serangan itu akhirnya berhasil pada menit ke-72. Si Bogel Taufiq dengan cantiknya melepaskan sebuah tendangan jarak jauh di luar kotak penalti. Bola maut itu menusuk jala gawang di sebelah kanan Vrteski. Kedudukan 2-0 itu bertahan hingga akhir pertandingan.

Pelatih Solo FC Branko Babic mengatakan, timnya tidak tampil dengan skuad terbaiknya. Beberapa pemain inti tidak bisa turun akibat cidera. Juga, ikut seleksi pelatnas. Branko juga mengatakan, masalah krusial yang dialami Asep Winarso dkk adalah kurang menikmati permainan.



“Itu problem yang kami hadapi, sehingga permainan kami kurang maksimal. Bermain sepakbola yang baik adalah pemain harus bisa menikmati permainan di lapangan. Tapi anak-anak tidak menikmati permainan,” kata dia.

Sedangkan Aji Santoso mengatakan, di atas lapangan sebenarnya pertandingan berjalan imbang. Aji mengakui permainan Solo FC lebih baik dibandingkan saat bermain di Semarang.

Namun dalam partai itu, para pemain persebaya 1927 tampil tidak sesuai kualitas standar tim. Menurut dia, selain akibat cuaca Surabaya yang terlalu panas. Demikian pula akibat buruknya kondisi lapangan. “Di babak pertama anak-anak terlambat panas, karena pengaruh cuaca panas. Selain itu lapangan jelek usai dibuat konser yang sangat mempengaruhi aliran bola,” katanya.

Dengan kemenangan ini, maka peringkat Persebaya 1927 di klasemen sementara tetap bertahan di posisi kedua. Poin yang dibukukan selisih tiga poin dengan Persema yang berada di puncak, sementara Solo FC juga tetap di posisi 14 dengan koleksi angka 16 poin. m6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar