Senin, 29 November 2010

ragedi Asu semper ( Amuk Suporter Empat September)

t



            Asu Semper (Amuk Supporter Empat September), masih ingatkah anda dengan tragedi tersebut. Bila belum mari saya beri sedikit ingatan. Tragedi yang menghancurkan mobil siaran salah satu TV swasta, membuat gerah semua pecinta bola tanah air, dan tak cukup sebegitu, kejadian yang memalukan tersebut membuat persepak bolaan tanah air tercoreng dimata dunia. Disamping itu club (Persebya) adalah pihak yang dirugikan oleh Bonek. Mengapa? Karena ini membuat Persebaya tersanki oleh Komdis PSSI.  Panpel pun di dibuat merugi oleh Bonek. Mungkin itu sedikit pengiling - iling dari saya. Dan bagaimana  sekarang?
            Meskipun mendapat sanksi dari komdis PSSI, terhadap Bonek sudah disahkan, namun Bonek tetap tak menghiraukan sanksi tersebut. Komdis menjatuhkan sanksi terhadap bonek berupa larangan mendukung tim (Persebaya) di luar kandang selama dua tahun. Hal ini dapat dilihat dari saat tim Bajol Ijo dijamu oleh Persib Bandung pada babak lanjutan Liga Super Indonesia kemarin. Bonek dengan bondo nekatnya berduyun-duyun ngeluruk ke kandang Persib, Bandung. Detik - detik di perjalanan Bonek berulah, dengan bondo dengkul, untung sak wakul, bonek menjarah makanan para pedagang yang ada di stasion tempat mereka bersinggah. Sesampai di Bandung Bonek mendapat pelayanan yang baik dari pihak Panpel. Mulai dari tiket masuk, sampai fasilitas pemulangan, panpelpun dipaksa untuk merugi oleh Bonek. Pemulanagn Bonek dikawal ketat oleh pihak keamanan, tak tanggung - tanggung Panpel menyediaakan truk khusus untuk Bonek dari tempat stadion menuju stasion kereta api. Tak sampi disitu, Panpel terpaksa merogoh kocek pribadi untuk memesan gerbong kereta api khusus untuk memulangkan Bonekmania.
            Ditengah perjalanan Bonek singgah di Jawa Tengah, mereka disambut hangat oleh kelompok supporter yang ada disana, dengan memberikan bungkusan nasi. Sesampai di tengah perjalanan menuju Surabaya, terjadi peristiwa pelemparan batu dan benda berbahaya lainnya kepada Bonek saat Bonek melintasi daerah Jawa Tengah. Pihak management Persebaya pun tak banyak komentar dengan peristiwa tersebut, karena Bonek berangkat ke Bandung atas inisiatif Bonek pribadi bukan di akomodir.
Bonek Jantung Hati Persebaya.
            Apalah arti sebuah pertandingan tanpa hadirnya kelompok supporter. Supporter hadir dipinggir lapangan untuk mendukung tim kesayangannya. Dengan yel - yel, tarian atraktif dan ekspresi lainnya. Tak bisa dipungkiri kelompok supporter juga meneror mental tim lawan. Bahkan supporter sudah lazim disebut sebagai pemain ke dua belas. Disamping itu, pemasukan dana tim juga di dapat dari hasil penjualan tiket.
            Persebaya tidak bisa terlepas begitu saja dari Bonekmania. Kecintaan yang lebih (fanatisme) bonek terhadap Persebaya adalah fanatisme buta. Karena ulah Bonek Persebaya kerap dirugikan. Dengan ulah Bonek yang anarkis Persebaya tersanksi oleh komdis PSSI. Sekarang benarkah Bonek cinta terhadap Persebaya?. Bila benar adanya mengapa Bonek sering merugikan Persebaya. Namun bila Bonek tak cinta Persebaya, mengapa mereka rela mati untuk mendukung tim Bajol Ijo, Persebaya Surabaya.
            Bonek adalah pendukung sejati Persebaya, dan saya adalah pendukung Persebaya, bukankah saya juga Bonek?. Tapi ma'af kebonekan saya bukan Bonek yang bondo dengkul, untung sak wakul, anarkisme, brutal dan membabi buta. Semua harus intropeksi diri, Bonekmania, Persebaya dan stakeholder harus segera menyelesaikan masalah ini, khususnya PSSI.

Jangan Tergesa Memarginalkan Persebaya
            Supporter yang berdomisili di kota - kota besar, memang cenderung untuk berbuat kericuhan, hal ini salah satunya disebabkan oleh lingkungan perkotaan yang hidup dengan individualis. Maka yang tebangun adalah konsep vandalism, anarkisme dan brutalisme. Tak hanya sebatas itu, masyarakat perkotaan dari segi ekonomi dan pendidikan cenderung termarginalkan. Sejatinya mereka pun tak mau dengan hidup seperti ini, mereka juga mempunyai keinginan untuk bersama mengaktualisasikan dirinya.
            Hemat saya, pemerintah harus segera melihat dan menyelesaikan permasalahan ini. Pengangguran dan kejamnya dunia kota, membuat mereka tidak mempunyai sikap saling memiliki, dan menghormati terhadap sesamanya. Maka mereka merasa bahwa seolah - olah stadionlah tempat yang tepat untuk mengaktualisasikan kompleks permasalahan yang sedang dihadapi, tak lain yakni dengan anarkisme.
            Dari saya, untuk Bonek, bukankah kita se-udara , (saudara). Prestasi timnas kita sedang jeplok, janganlah selalu bentrok dan katrok. Dan akhirnya Bonek bondo dengkul, untung sak wakul, bukanlah salah, tapi anarkisme, dan brutalisme, sudahilah...!!

1 komentar:

  1. mari bawa nama BONEK n PERSEBAYA k arah yang lebih bermartabat. sudah saatnya merubah pendirian, yang dulunya "bermodal nekat". sekarang bernyali nekat n bondo kedewasaan
    ojok lali sangune lo..

    salam satu nyali wani !!!!

    BalasHapus