Rabu, 30 Maret 2011

persebaya tempo doeloe

Persebaya Musim 1987-88
Lambat Panas seperti "The Panzer"
Penulis: Wirawan Kusuma | Editor: Hery Prasetyo
 
Rabu, 30 Maret 2011 | 09:24 WIB
KOMPAS
Para pemain PErsebaya dan ofisial merayakan kemenangan mereka di kompetisi Perserikatan musim 1987-88.
TERKAIT
SURABAYA, KOMPAS.com — Masih ingat kenapa tim nasional Jerman dijuluki "The Panzer"? Ya, akibat lambat panas dalam menunjukkan kemampuannya, Jerman disamakan dengan kendaraan yang memang lambat panas mesinnya tersebut, tetapi punya daya gempur yang dahsyat.
Di Indonesia, julukan "The Panzer" layak disandang Persebaya Surabaya musim 1987-1988. Tim yang kala itu dibesut Kusmahadi dan Misbach ini tampil kurang gereget di awal kompetisi Perserikatan.
Bandingkan dengan juara wilayah Barat Persib Bandung. Tim berjuluk "Maung Bandung" tersebut mencetak 23 gol dari sembilan laga. Sementara sang runner-up, Persija Jakarta, mampu mengemas 18 gol.
Di babak penyisihan, meski jadi juara Wilayah Timur, Persebaya menelan tiga kekalahan. Mereka kalah dari PSM Makassar (0-1), Persiba Balikpapan (1-2), dan Persipura Jayapura (0-12). "Bajul Ijo" juga kurang produktif dengan hanya mencetak 14 gol dari 9 laga.
Kondisi berbanding terbalik ketika Persebaya memasuki babak 6 besar. Persebaya tampil trengginas dan menjadi tim yang paling produktif dengan 10 gol. Mereka mengungguli Persib dan Persija yang hanya mengemas 7 gol. Ini tak lepas dari performa duet Syamsul Arifin dan Mustaqim yang memang sedang on fire dalam babak itu. Berkat ketajaman mereka, Syamsul bahkan dinobatkan sebagai top skorer dengan torehan 9 gol. Jadi, wajar jika akhirnya Persebaya keluar sebagai juara Perserikatan musim 1987-1988. (Soccer)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar