Kamis, 05 Januari 2012

Gawang Persebaya Terlalu Mudah Kebobolan




Line up Persebaya ketika lawan Kelantan FA.

 
Kamis, 05 Januari 2012 11:06:13 WIB
Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) - Persebaya mungkin bisa berlega hati sebab produktifitas gol sedang naik. Dari seluruh lima kali penampilan di seluruh ajang, baik itu Indonesia Premier League (IPL) maupun Unity Cup, tim asuhan Divaldo Alves sudah menceploskan tujuh gol. Sayangnya masalah baru muncul, yakni rapuhnya barisan pertahanan.

Dalam seperti rekor mencetak golnya, gawang Persebaya yang dijaga Dedi Iman maupun Endra Prasetya sudah kebobolan tujuh gol juga. Tentu sebuah catatan yang tak bagus untuk tim sekelas Persebaya. Pertanyaan pun muncul, ada apa dengan lini belakang Persebaya. Sepertinya selain membutuhkan predator kotak penalti, Bajul Ijo juga membutuhkan bek tangguh.

Memang disana sudah ada nama Otavio Dutra. Tapi tentu saja Dutra tak bisa bekerja sendiri. Ia membutuhkan pendamping sepadan. Siapa pendampingnya? Dari lima laga, sudah ada tiga nama yang dipasang sebagai centre back, yakni Khomad Suharto, Jefri Prasetyo, dan Rivelino Ardiles. Nama terakhir mengawal pertahanan Persebaya di dua laga Unity Cup.

Hanya saja, punggawa lokal yang menemani Dutra tak ada yang kualitasnya sepadan dengan pria Brasil itu. Jelang menghadapi PSM, Minggu, 8 Januari nanti, tim pelatih Persebaya berusaha menambal kelemahan di lini belakang ini.

"Kita perbaiki team defence. Karena saat kita sudah unggul, ternyata kita masih kebobolan. Lihat di pertandingan terakhir dimana kita kebobolan dua gol," terang Ibnu Grahan.

Ibnu menjelaskan, bertahan sebenarnya bukan cuma tugas pemain belakang. "Tapi lebih ke sistem permainan secara keseluruhan. Oleh sebab itu, beberapa hari jelang lawan PSM, kita perbaiki organisasi pertahanannya," lanjut Ibnu.

Jika diamati dalam lima pertandingan Persebaya, problem juga ada di lini tengah dimana Amaral bekerja terlalu lamban. Pemain berusia 38 tahun ini tak bisa menutupi kekurangannya dalam hal kecepatan. Amaral juga terlalu sering naik. Tapi saat turun, ia hanya jalan kaki. Duetnya dengan Taufiq juga tak padu. Lain cerita bila Taufiq dimainkan bersama Mario Karlovic atau Rian Wahyu.

Taufiq mampu memainkan peran sebagai tukang angkut air. Sedangkan Karlovic atau Rian adalah penyuplai bola untuk lini depan. Terkait hal ini Ibnu tak banyak komentar. "Itu wewenang pelatih kepala," pungkasnya. [sya/but]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar